Posted by : Cak_Son
Senin, 03 Oktober 2016
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas
Biogas[1]
adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri ketika bahan organik mengalami proses
fermentasi[2]
dalam reaktor (biodigester) dalam kondisi anaerob[3].
Reaktor yang dipergunakan untuk menghasilkan biogas umumnya disebut digester
atau biodigester, karena ditempat inilah bakteri tumbuh dengan
mencerna bahan-bahan organik. Untuk menghasilkan biogas dalam jumlah dan
kualitas tertentu, maka digester perlu diatur suhu, kelembapan dan
tingkat keasaman supaya bakteri berkembang dengan baik. Komponen (penyusun utama) biogas adalah gas metana dan
karbon dioksida , dengan presentase metana (CH4) sebesar 14-80 % per
volume, dan karbon dioksida (CO2) sebesar 20-45 % per volume.[4]
Energi yang terkandung dalam biogas
tergantung dari konsentrasi metana (CH4) . Semakin tinggi
konsentrasi metana, maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada
biogas. Dan sebaliknya, semakin kecil kandungan metana maka semakin kandungan
energi yang dihasilkan.[5]
Kualitas biogas bisa ditingkatkan dengan
memerlukan beberapa parameter. Salah satu diantaranya adalah dengan mengurangi
kandungan air dan karbon dioksida dan menghilangkan hydrogen sulpur.
Menghilangkan kandungan karbondioksida memiliki tujuan agar biogas dapat
digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Dan kandungan air (H2O) dalam
biogas akan menurunkan titik penyalaan.
Nilai kalor dari
1 (satu) meter kubik biogas sekitar 6000 watt jam yang setara dengan 1/2
(setengah) liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan
sebagai bahan alternatif yang ramah lingkungan pengganti kayu bakar, minyak
tanah, elpiji, ,maupun barang-barang lain yang berasal dari fosil.
Komponen (penyusun utama) biogas adalah
gas metana dan karbon dioksida, dengan presentase metana (CH4)
sebesar 14-80 % per volume, dan karbon dioksida (CO2) sebesar (tanpa
udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri
biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan organik
(biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila dibakar dapat
menghasilkan energi panas. Sebetulnya di tempat-tempat tertentu proses ini
terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di
bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat[6].
Gas methan sama dengan gas elpiji (liquidified petroleum gas/LPG), perbedaannya
adalah gas methan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak.[7]
Tabel
1.1 Komposisi Biogas (horikawa, 2004)
Gas
|
Digester Sistem Anaerob (% volume)
|
CH
|
81,1
%
|
CO2
|
14,0
%
|
H2S
|
2,2
%
|
N2
+ O2
|
2,7 %
|
2.2 Bahan
yang Digunakan dalam Pembuatan Biogas
Biogas berasal dari
hasil fermentasi bahan-bahan organik yang mudah kita dapatkan dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya adalah :
- Limbah tanaman seperti limbah tebu ataupun gandum.
- Limbah dan hasil produksi seperti minyak dan limbah sagu.
- Hasil samping industri seperti tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran.
- Limbah perairan seperti alga laut, tumbuh-tumbuhan laut misalnya eceng gondok.
- Limbah peternakan seperti kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas ,dan lain-lain.[8]
` Dari
berbagai bahan-bahan organic diatas, yang lebih sering digunakan di Indonesia adalah kotoran sapi[9].
Tabel
1.2 Spesifik Kotoran Sapi dengan Bobot Total 635 kg.
Spesifikasi
|
Sapi dengan bobot 635 kg
|
Kotoran
|
50,8
kg
|
Kotoran
|
51,1
liter
|
Padatan
total
|
6,35
Kg
|
Padatan
Volatil
|
5,4
kg
|
Karena jumlahnya
yang banyak jika
tidak dimanfaatkan akan sangat mengganggu lingkungan sekitar. Tapi tak jarang
juga yang menggunakan tumbuh-tunbuhan seperti orang yang tinggal di daerah
rawa-rawa yang
banyak ditumbuhi eceng gondok. Beberapa masyarakat disana menyulap eceng gondok
menjadi biogas.[10]
Bahan baku yang
digunakan untuk membuat bahan bakar alternatif adalah kotoran sapi dengan
jumlah sapi bervariasi dari 3-5 ekor untuk skala kecil[11].
Reaktor biogas (biodigester) untuk skala kecil umumnya dibuat dari
plastic maupun dari drum. Adapun tahap pembuatan biodigester lihat table 1.3.
Tabel 1.3
Tahap pembuatan Wadah Biogas.
Hari
ke
|
Kegiatan
|
Pekerja
(orang)
|
1.
|
Penentuan
lokasi
Menggali
lubang calon tangki pencerna
|
1
|
2.
|
Melanjutkan
penggalian dan membuat lubang yang berbentuk irisan bola
|
3
|
3.
|
Membuat
fondasi
|
3
|
4.
|
Plester
fondasi
|
2
|
5.
|
Membuat
dinding tangki pencerna
|
2
|
6.
|
Melanjutkan
membuat dinding tangki pencerna
|
3
|
7.
|
Membut
lubang masukan dan melanjutkan no. 6
|
3
|
8.
|
Membuat
lubang keluaran dan melanjutkan no. 6
|
3
|
9.
|
Membuat
tutup dan plaster bagian dalam tangki pencerna
|
3
|
10.
|
Melanjutkan
plester bagian dalam dan memperbaiki tutup tangkia pencerna serta yang lain
|
3
|
2.3 Proses Pembuatan Biogas Dari Kotoran Sapi
Prinsip
pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik
(tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar berupa
gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida proses
dekomposisi anaerobic dibantu oleh sejumlah mikro organisme , terutama bakteri
metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 300C -500C.
karena pada suhu tersebut mikro organisme dapat bekerja secara optimal,
merombak bahan-bahan organic.
Pada dasarnya kotoran ternak yang
ditumpuk atau dikumpulkan begitu saja, dalam waktu tertentu dengan sendirinya
akan membentuk gas metan. Namun karena tidak ditampung , gas itu akan hilang
menguap ke udara. Karena itu menampung
gas yang terbentuk dari kotoran sapi dapat dibuat beberapa model kontruksi alat
pnghasil biogas. Berdasarkan cara pengisiannya ada dua jenis digester (pengolah
gas) yaitu bactch fedding dan continuous fedding[12].
Bactc fedding adalah jenis
digester yang cara pengisian bahan organik (campuran kotoran ternak dan air)
dilakukan sekali sampai penuh, kemudian ditunggu sampai biogas dihasilkan.
Setelah biogas sudah tidak dihasilkan lagi
maka isian digesternya dibongkar, lalu diisi kembali dengan bahan
organic yang baru[13].
Continuous fedding adalah jenis
digeter yang cara pengisian bahan organiknya dilakukan setiap hari dalam jumlah
tertentu, setelah biogas mulai diproduksi. pada pengisian awal, digester diisi
penuh lalu ditunggu sampai biogas berproduksi. Setelah biogas mulai diproduksi,
pengisian bahan organik dilakukan secara teratur setiap hari dengan jumlah
tertentu. Setiap pengisian bahan organic yang baru akan selalu diikuti
pengeluaran bahan sisa atau yang disebut sludge. Oleh karena itu jenis
digester ini akan didisain dengan membuat lubang pemasukan dan pembuangan.
Proses pembentukan biogas dalam digester
model kontinyu akan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
- Yang pertama dilakukan adalah menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran sapi yang merupakan bahan baku biogas. Menampung kotoran sapi di bak penampungan sementara. Kotoran sapi dari kandang yang bercampur dengan air cucian kandang ditampung didalam bak penampungan sementara itu berfungsi untuk menghomogenkan bahan masukan. Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.
- Melalui lubang Mengalirkan kotoran sapi ke digester[14]. Pemasukan ada pengisian pertama, dan pengeluaran gas yang ada di puncak kubah sebaiknya disambung dulu ke pipa.[15]
- Mengalirkan kotoran sapi ke digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama,dan pengeluaran gas yang ada di puncak kubah sebaiknya disambung dulu ke pipa.
- Pada pemasukan pertama diperlukan lumpur kotoran sapi dalam jumlah banyak sampai lubang digester terisi penuh.
- Setelah penuh kran pengatur gas yang ada di puncak kubah ditutup dan dibiarkan digester memulai proses fermentasi.
- Membuang gas yang pertama kali dihasilkan. Dari awal hingga hari ke-8, kran yng diatas kubah dibuka dan gasnya dibuang. Karena gas awal yang terbentuk didominasi oleh CO2.
- Selanjutnya biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor untuk memasak.[16]
2.4 Cara Penggunaan Biogas
Hasil
dari fermentasi itu atau yang kita sebut biogas, bias digunakan untuk bahan bakar kompor dan
bahan bakar kendaraan. Untuk dijadikan bahan bakar kendaraan, maka kandungan
karbon dioksidanya harus benar-benar dihilangkan, untuk meningkatkan
kualitasnya. Tetapi yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat adalah untuk bahan
bakar kompor. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut:
Sebelum tabung digester diisi bahan-bahan
organik atau sebelum biogas dihasilkan, kran yang ada di atas kubah disambung dengan
pipa (bisa paralon atau pipa besi yang berukuran 1/2 inci) untuk menyalurkan gas ke kompor yang
ada didapur. Pemasangan pipa harus benar-benar rapat dan kuat agar gas tidak
bocor. Jenis kompor yang dipakai berupa kompor gas yang biasa dipakai untuk gas
elpiji. Sebelum masuk ke kompor, pipa gas disambung dulu dengan selang plastic (seperti selang pada gas
elpiji) dengan ukuran lebih kacil dari 1/2 inci. Selang
plastic ini bias langsung dihubungkan ke kompor. Dibagian sambumgan harus dipasang
kran. Setelah semua terpasang, maka ketika biogas sudah dihasilkan, gas bisa
langsung mengalir ke kompor, dan kompor bisa berfungsi dengan bantuan kompor
api.[17]
2.5 Manfaat Biogas dalam Kehidupan
Biogas dapat dijadikan bahan bahan bakar
baik untuk kendaraan maupun kompor ( untuk memasak)[18].
Dengan adanya gas alternatif tersebut, maka bisa mengurangi beban belanja kita
karena sudah tidak membeli bahan bakar minyak ataupun gas.
Biogas sudah dapat dimanfaatkan pada hari
ke-14, karena gas sudah mulai terbentuk dan bisa digunakan untuk menghidupkan
nyala api pada kompor. Mulai hari ke-14 kita sudah bisa menghasilkan energi
biogas yang selalu terbaharukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran
sapi.
Selanjutnya digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara
kontinyu sehingga dihasilkan biogas yang optimal. Selain menghasilkan biogas,
proses pembuatan biogas juga menghasilkan sisa buangan lumpur yamg bisa
digunakan sebagai pupuk organik. Sisa buangan lumpur ini dapat dipisahkan
menjadi bagian padatan dan cairan, yang selanjutnya bisa dijadikan pupuk
organic padat dan pupuk organik cair.
Pemakaian pupuk organik cair dan pupuk
organik padat dari sisa pembuatan biogas, telah diaplikasikan untuk memupuk
tanaman sayuran berumur pendek dan tanaman melon berumur sedang. Selain itu
pupuk organik hasil buangan biogas dapat digunakan untuk memupuk tanaman
hijauan pakan ternak.
Jadi kotoran hewanpun lebih memiliki
nilai guna, dari pada dibiarkan menumpuk dan menyababkan polusi.
2.6 Nilai Positif dan Negatif Biogas
Segala
sesuatu pasti terdapat positif dan negatifnya. Nilai positif biogas diantaranya:
- Nilai manfaat biogas dari kotoran sapi sebagai pupuk kandang tidak berkurang, bahkan makin meningkat, karena sisa buangan dari digester masih bermanfaat sebagai pupuk organik. Bahkan unsure hara dalam pupuk organic sudah mengalami perombakan. Sehingga jika digunakan akan mudah diserap oleh tanaman[19].
- Pembuatan biogas mengurangi pencemaran lingkungan akibat bau dari kotoran yang ditumpuk begitu saja. Dengan proses fermentasi dalam digester, bau tak sedap dapat dihilangkan dan akan terbentuk gas metan yang bermanfaat.
- Jika pemeliharaan dilakukan dengan baik, instalasi biogas dapat digunakan selama 30-40 tahun, jadi kita tidak perlu membeli bahan bakar.
- Mengurangi pengeluaran belanja, karena sudah tidak mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar lagi.
- Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, sehingga bisa mengurangi pemanasan global.
- Kita bisa mendapatkan pupuk organik dari sisa fermentasi tersebut[20].
- Lingkungan menjadi bersih.
- Dalam jumlah besar dapat digunakankan untuk pembangkit listrik.
Nilai negatif
biogas :
Jika kita tidak hati-hati dalam
menggunakannya, bisa terjadi ledakan. Jika tempat pembuatan atau penampungan
biogas letaknya dekat dengan sumber api, kemungkinan dapat menyebabkan ledakan,
kalau tekanannya besar.
2.7 Diskusi Kelompok
Dari semua data yang telah kami
kumpulkan yang kami ambil dari berbagai sumber maka kami dapat menyimpulkan
bahwa Biogas adalah adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobic atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk
diantaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau
setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon
dioksida.
Proses
pembuatan Biogas dari kotoran sapi tahapan awalnya adalah menyediakan bejana yang
bersifat anaerobi untuk mengolah kotoran
organik menjadi biogas. Melalui lubang
mengalirkan kotoran sapi ke digester pemasukan pada pengisian pertama, dan pengeluaran gas
yang ada di puncak kubah sebaiknya disambung dulu ke pipa. Mengalirkan kotoran
sapi ke digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama,dan
pengeluaran gas yang ada di puncak kubah sebaiknya disambung dulu ke pipa. Pada
pemasukan pertama diperlukan lumpur kotoran sapi dalam jumlah banyak sampai
lubang digester terisi penuh, kemudian kran pengatur gas yang
ada di puncak kubah ditutup dan dibiarkan digester memulai proses fermentasi.
Kemudian membuang gas yang pertama kali dihasilkan. Dari awal hingga hari ke-8,
kran yng diatas kubah dibuka dan gasnya dibuang. Karena gas awal yang terbentuk
didominasi oleh CO2. Selanjutnya biogas yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor untuk memasak.
Cara penggunaan biogas dari kotoran
sapi sama dengan penggunaan gas dari
elpiji, hanya saja tempat penamungan gasnya yang berbeda. Hal itu sangat wajar karena
biogas dari kotoran sapi tersebut didalamnya terdapat bahan pembentuk gas itu
sendiri, sedangkan gas dalam elpiji sudah langsung dalam tahap pengiisian
(hasil bersih) gas.
Terealisasikannya penghapusan bahan
bakar minyak (BBM) sangat wajar apabila masyarakat mencari alternatif
penggantinya. Jalan kelurnya adalah dengan pemanfaatan biogas (diantaranya dg
pemanfaatan kotoran sapi). Sebagaimana halnya minyak, biogas sangat bermanfaat.
Biogas dapat dijadikan bahan bakar baik untuk kendaraan maupun kompor ( untuk
memasak). Dengan adanya gas alternatif tersebut, maka bisa mengurangi beban
belanja kita karena sudah tidak membeli bahan bakar minyak ataupun gas.
Segala sesuatu pasti terdapat
positif dan negatifnya. Nilai positif biogas diantaranya
Seseorang dapat memanfaatkan biogas
dari kotoran sapi dan memanfaatkan limbah yang ada sehingga dapat mengurangi
pencemaran lingkungan akibat bau dari kotoran yang ditumpuk begitu saja
sehingga lingkungan menjadi bersih serta bahaya pemanasan global.
Jika pemeliharaan dilakukan dengan
baik, instalasi biogas dapat digunakan selama 30-40 tahun, jadi kita tidak
perlu membeli bahan bakar, maka dapat tmengurangi pengeluaran belanja, karena
sudah tidak mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar lagi.
“Tidak ada gading yang tak retak”
ini adalah kalimat yang tepat untuk mengantarkan pembaca dalam membaca sisi
negatifnya. Biogas jika kita tidak hati-hati dalam menggunakannya, bisa terjadi
ledakan. Jika tempat pembuatan atau penampungan biogas letaknya dekat dengan
sumber api, kemungkinan dapat menyebabkan ledakan, kalau tekanannya besar.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa
Biogas sangatlah tepat untuk dijadikan alternatif energi. Sehinga dengan kehebatan biogas ternyata
masih ada kekurangannya, yang kekurangan itu tidak dapat memudarkan dan dapat
ditutup dengan sisi positifnya.
[1] Gas yang
terbuat dari kotoran ternak atau sampah, gambut, dsb.
[2] Peragian;
penguraian metabolik senyawa organik oleh mikro organisme yang menghasilkan energi yang pada umumnya berlangsung dengan kondisi
anaerobik dan pembebasan gas.
[3] Organisme yang
dapat hidup secara normal tanpa memerlukan oksigen.
[4] Soyitmo, dkk.
2010. Teknologi Biogas Pembuatan, Operasional dan Pemanfaatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal., 13.
[5] Ibid,. hal., 13.
[6] Kompas.,
17 Maret 2005.
[7] http://adimas-setyono-putro.blogspot.com/2010/04/sejarah-alternatif-biogas-dari-kotoran.html
diunduh 25 N0vember 2011
[8] Loc-cit., hal., 4.
[9] Soyitmo, dkk. 2010. Teknologi Biogas Pembuatan,
Operasional dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal., 5.
[10] Sudratjman,R. 2007.
Mengelola Sampah Kota. Bogor: Penebar Swadaya.
[11]Soyitmo, dkk.
2010. Teknologi Biogas Pembuatan, Operasional dan Pemanfaatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.Hal., 1.
[12] Ibid.,
Hal., 14.
[13] Ibid.,
Hal., 14.
[14] Ada beberapa jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya
adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating
drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis
ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah
jenis kubah tetap (Fixed-) dome dan jenis drum mengambang (Floating drum).
[15] http://adimas-setyono-putro.blogspot.com/2010/04/sejarah-alternatif-biogas-dari-kotoran.html
diunduh 25 N0vember 2011.
[16] http://klasterhortidemak.wordpress.com/2008/05/11/biogas-kotoran-sapi-jadi-energi-
alternatif-dua-tahun-tak-beli-minyak-tanah/ diunduh 25 November 2011
[18] Ibid.,Hal:
77; Loc-cit.,Hal., 10.
[19] Ibid.,
Hal., 103.