Posted by : Cak_Son Kamis, 20 Februari 2014

SMS untuk Orang Tua, Saudara, Sahabat dan Semuanya


Menunggangi Uang:
Uang memang bukan segalanya. Namun, bila tidak ada uang, kita bisa repot segalanya. Sungguh beruntung bagi mereka yang menjadikan uangnya sebagai modal amal kebaikan, sebagai teman dan kekayaan abadi dunia akhirat.
Rezeki Halal:
Bawalah selalu rezeki halal dan berkah untuk keluarga agar engkau tidak membawa api neraka ke dalam rumah. 
Yang Kaya yang Berbagi:
Semua pekerjaan itu mulia, asalkan halal dan bermanfaat. Namun, lebih mulia lagi bila menciptakan pekerjaan halal untuk orang lain.
Kekuatan Hati:
Bila anda bekerja dengan focus dan sepenuh hati, anda akan merasa puas meski kelelahan.
Do’a Kesuksesan:
Orang-orang sukses berpesan, “deklarasikan keinginan muliamu di hadapan Tuhan dan semesta maka semesta akan melapangkan jalan untuk memperolehnya”.

Melukis Surga dalam Keluarga
Membonsai Anak:
Over protective (perlindungan yang berlebihan) pada anak sama halnya menjadikan mereka bonsai sehingga ia akan menjadi anak yang tidak akan pernah tunbuh besar secara alami.
Sungkem Spiritual:
Orang tua adalah penyambung berkah ilahi. Hormati, sayangi, dan layani mereka. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkah kepada Tuhan.
Meniup Terompet Hati:
Bangunkan anak-anak di pagi hari dengan lembut dan penuh kasih sayang agar mereka mengisi hari dengan perasaan nyama dan percaya diri.
Pendidikan anak:
Marilah mendidik anak-anak kita secara proposional. Jelaskan kepada mereka tentang pentingnya kewajiban sebelum menuntut hak mereka.
Bersahabat dengan Tuhan:
Gambaran surga dan neraka bagi anak tetap diperlukan agar mereka memiliki batasan baik dan buruk. Namun, jangan menciptakan konsep Tuhan yang seram. Karena tanpa sadar, kita tengah menciptakan generasi-generasi penakut.
Menemukan Potensi Anak:
Pematung hebat akan selalu melihat potensi keindahan dalam batu yang keras sekalipun. Guru dan orang tua harusnya juga bisa melihat potensi dan kehebatan pada setiap anak-anak mereka.
Anak sebagai Guru dan Sahabat:
Bila anak semakin tumbuh dewasa, pengetahuan orang tua tentang anaknya semakin menyempit. Jadilah teman dan pendengar yang baik agar tidak mudah salah paham.  
Tidak Pernah Bisa Membalas Jasa Orang Tua:
Cinta kasih orang tua pada anak ibarat guyuran hujan lebat. Semua air tercurah ke bawah. Sementara cinta pada orang tua tidak akan pernah bisa menyamainya. Maka dari itu, berdoalah untuk orang tua setiap hari meskipun hal itu bukan balasan yang sepadan.
Keluarga Pangkal Kesuksesan:
Tahukah anda, keutuhan dan ketentraman keluarga menjadi modal dan landasan dalam membangun karir kita. Untuk itu, jagalah keutuhan rumah tangga meski badai dan tsunami menerjang.

Arti Sebuah Persahabatan
Menebar Ketulusan:
Bantulah sahabatmu dengan tulus dan tebarkan vibrasi syukur pada Tuhan. Semoga energy ketulusanmu akan menebar pada sahabatmu.
Bukan Sekedar Sahabat:
Tidak sulit mengajak teman untuk bersuka ria. Ingatlah bahwa teman sejati adalah mereka yang mau berbagi tangis. Dan ia selalu setia ketika dalam kesulitan, apapun penyebab dan masalahnya.
Kesaktian Lidah:
Meski lidah tidak bertulang, tetapi begitu mudah menciptakan luka. Namun, lidah juga dapat mengobati hati teman yang terluka. Semoga, lidah kita adalah obat bagi siapa saja yang dirundung duka.
Menguji Ketulusan Sahabat:
Sifat dasar sahabat anda akan terlihat dalam perjalanan jauh yang memakan waktu cukup lama, terutama ketika anda mendapatkan kesulitan dalam menempuh perjalanan itu.
Membuka Kunci Persahabatan:
Bila pintu sahabat tertutup, bukalah dengan permohonan maaf dan ucapan terima kasih yang tulus agar pintu persahabatan kembali terbuka.

Belajar Menjelajahi Pribadi
Mengenalkan Hidup:
Kenalkan anak-anak pada matematika agar terbiasa berpikir logis; pada olahraga kelompok agar dapat bersikap sportif; dan pada seni agar memiliki budi pekerti yang halus.
Kursi Ajaib:
Kursi diciptakan untuk diduduki agar seseorang bisa berfikir dan bekerja dengan tenang dan produktif. Tetapi ketika orang berebut dan memuja kursi, lantas kapan mereka bekerja?...
Mahalnya Kesempatan:
Menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di waktu tua bagaikan menulis di atas pasir.
Menghargai Diri:
Belajarlah dari sekitar kita. Di kala muda, kesehatan kita abaikan demi mendapat uang. Tetapi dikala tua, uang kita hamburkan demi menjaga kesehatan.
Puzzle Kedewasaan:
Peristiwa suka-duka bagai kepingan puzzle yang berserakan. Susunlah keping-keping puzzle itu secara utuh. Jangan biarkan mereka terpisahkan sebagai sesuatu yang tidak indah dan tidak bermakna. Jadikan keutuhan puzzle itu sebagai tangga naik untuk meraih kualitas dan kedewasaan spiritual yang lebih tinggi.
Berguru Pada Anak Kecil:
Saat kita masih kecil, kita belajar merangkak, berdiri, hingga berjalan. Selama itu, kita sering kali terjatuh, terluka dan berdarah. Tetapi kita tidak pernah malu, putus asa, apalagi menyerah. Sungguh beruntung orang yang senantiasa menjaga semangat untuk meraih prestasi dengan belajar dari prilaku dirinya ketika belajar berjalan di waktu kecil.
Keterbatasan Indra:
Seberapa pun jauh mata memandang, mata tidak pernah mampu melihat retinanya sendiri. Kalaupun bisa, hanya melalui bayangan pada cermin. Begitulah manusia, selalu ingin berkelana menjangkau luas dunia, tetapi tidak mau merenung siapa sesungguhnya dirinya.
Setelah Teori:
Meskipun kita menghabiskan puluhan buku teori tentang renang, begitu masuk kolam renang, kita pasti akan tenggelam juga.
Pejalan Sejati:
Jalan kehidupan memang panjang. Harus dilalui dan dihadapi. Dan segala yang pernah kita lalui akan menjadi bekal untuk perjalanan selanjutnya.
Mencari Nilai:
Bisa saja seorang polisi naik pangkat karena berhasil menagkap penjahat. Ternyata, dibalik kejahatan menyimpan keberuntungan bagi yang lain.
Menulis Kehidupan:
Hari-hari yang kita lalui tidak ubahnya seperti kegiatan menulis novel. Novel itu akan dibaca ketika hari tua nanti. Susunlah novel kehidupanmu dengan kejujuran agar indah dibaca dan diceritakan pada anak cucu.
Menemukan Pesan Pengganti Tahun:
Tahun baru akan menjadi usang digerus waktu bila dibiarkan kosong tanpa karya. Hari baru hanyalah pengulangan hari biasa bila tidak di isi dengan makna.
Kembang Api Hidup:
Kadang hidup bagaikan pesta kembang api. Persiapan dilakukan begitu lama dan mahal, namun puncaknya hanyalah kekaguman terhadap gemerlap cahaya sesaat.
Jangan Berlebihan:
Mengagumi prestasi orang lain tentu saja baik, bahkan dapat dijadikan motivasi hidup dan semangat belajar. Akan tetapi, berhentilah terus menerus mengagumi jika hanya untuk menyiksa dan melecehkan harga diri.
Bukuku Sahabatku:
Buku memang teman yang teramat baik. Kalaupun buku itu kita caci, lempar, bahkan kita banting, si buku tetap akan setia menemani dan mengajarkan kita kapan saja dan di mana saja.
Tidak Sekedar Mengajar:
Pendidik yang hebat bukan sekedar menjadikan anak pintar, tetapi juga mampu menjadikan anak yang mandiri, bergaul dengan sejajar, dan bersikap bijak dalam menghadapi masalah.
Berkendara Dengan Hati:
Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa. Ibarat mobil, begitu keluar dari garasi, pasti terkena debu. Bahkan sering kali lecet karena terserempet atau tertabrak. Oleh karena itu, bersihkanlah selalu.
Audisi Kehidupan:
Karena hidup adalah panggung sandiwara, pilihlah peran yang baik, nyaman, dan menyenangkan.

Cinta Tuhan Menebar pada Keragaman
Berjuang Untuk Mendekat:
Ketika umat islam mendekat ke Ka’bah dan bertowaf, tidak ada lagi perbedaan kelas, golongan hingga perbedaan mazhab. Akan tetapi ketika kian menjauh dari Ka’bah, perbedaan dan konflik selalu saja muncul. Demikianlah, bila kita semua semakin dekat ke pusat, perbedaan semakin menipis.
Berbeda, Satu Keragaman:
Kebenaran sejati ibarat cahaya yang tertangkap dan tersalur lewat lampu Kristal, mata menangkap cahaya itu penuh warna warni karena perbedaan sudut pandang dan spectrum. Masing-masing mendapatkan warna cahaya tertentu dengan kesan tertentu. Padahal, hakikat cahaya itu satu, namun berada dibalik keragaman warna.
Belajar Berbagi Kasih Tuhan:
Cinta kasih Tuhan pada manusia tidak akan pernah habis dibagi karena cinta kasih tuhan tidak terbatas. Oleh karena itu, jangan berebut dan berperang demi mendapatkan cinta-Nya.
Dari Iman lahirlah Aman:
Dalam bahasa Arab, kata “iman” seakar dengan kata “aman”. Oleh karena itu sudah sepantasnya orang yang beriman mendatangkan rasa aman bagi dirinya, lingkungan dan semesta.
Kita Semua Dari Matahari Yang Sama:
Semua penduduk bumi bisa memandang langit dan matahari tanpa bertengkar. Kita semua bisa berdamai setelah menyadari bahwa apa yang disaksikan adalah sama.
Agama Penuh Simbolik:
Mengingat ritual agama itu selalu menggunakan bahasa simbolik dan metaforis, seyogyanya kita jangan terburu-buru membuat kesimpulan dan penilaian terhadap sesuatu ajaran agama dari luarnya saja.
Menalar Yang Tidak Terbatas:
Meskipun nalar manusia begitu sulit mengingkari keberadaan Tuhan, nalar manusia juga tidak kunjung mampu membuktikan wujud-Nya. Inilah perdebatan abadi tentang Tuhan dan agama, tetapi tidak bagi orang yang menggunakan hati.
Dari Saf Shalat Hingga Ketertiban Umum:
Harusnya umat Islam yang terbiasa shalat berjamaah dengan tertib dan rapi memberi contoh dalam masyarakat untuk membiasakan hidup tertib, rapih dan bersih. Kalau tidak, lalu apa hikmah shalat yang dilakukan setiap hari?...

Merawat Keagungan Pribadi
Bila kita bicara dengan hati, yang mendengarkannya pun akan mendengar dengan hati.
Dua hal yang sering luput dalam keseharian kita adalah menyatakan maaf dan terima kasih.
Sadari dan rasakan cahaya kasih dan kebenaran Tuhan di hatimu. Hadirkan kesadaran itu mulai dari pikiran, mata, mulut, tangan, tubuh, hingga kaki melalui aktivitas sehingga kita menjadi instrument penyebar kasih dan kebenaran Ilahi.
Virus Dengki:
Dengki itu menggerogoti kesehatan jiwa sekaligus menutup pintu kebaikan. Lebih celaka lagi, orang yang dihinggapi virus dengki akan selalu tersiksa atas kesuksesan orang lain. Semakin sukses orang lain, semakin tersiksa hati si dengki.
Tanda-Tanda Jati Diri:
Kepribadian seseorang bisa dilihat dari bacaan yang disenanginya, teman dekat, jenis pekerjaan yang diminati, dan cara memperlakukan orang lain yang belum dikenal.
1.      Bukan Sekedar Lansia:
Nabi pernah bersabda, orang lanjut usia adalah titpan Tuhan di bumi. Bagi keluarga yang tulus menjaga dan merawat mereka maka Tuhan akan mencurahkan berkah dan kasihNya tiada terkira.
Everibody is Hero:
Akar adalah pondasi pohon, batang, dahan, daun dan buah, yang senantiasa terpendam. Sedangkan kita lebih mudah mengagumi daun dan buahnya. Sebagaimana juga banyak pahlawan yang berjasa pada negeri ini, tetapi tidak tampak dipermukaan. Malah terkadang mereka diabaikan.
Sakit Hati Menular pada Seluruh Jiwa:
Jika gigi atau lidah sakit, makanan apapun tidak lagi terasa enak. Begitupun bila hati dan pikiran kita sakit, semua hal selalu dipandang negative.
Adil Pada Diri Sendiri Sebelum Adil pada yang Lain:
Jangan mengadili seseorang ketika anda marah. Dengarkan semua hal secara utuh dari pihak-pihak yang bersengketa. Dan jangan mengadili, terlebih ketika setelah menerima suap.
Bagaimanapun Lengan akan Menekuk Ke Dalam:
Orang tua dan anak ibarat mata dan tangan. Jika tangan terjepit, mata akan menangis hingga berderai air mata. Lalu sang tangan pun akan segera mengusap dan menghiburnya.
Memilih SMS:
apa makna SMS bagi Anda?.. apakah senang melihat orang susah, susah melihat orang senang ataukah sedih melihat orang sedih?...
Bekerja Itu Menyenangkan:
Letih karena bekerja itu lebih baik dan mudah sirna, dari pada capek karena menganggur. Berbahagialah yang senantiasa bekerja keras. Berapapun hasilnya, asalkan halal.
Berikanlah gaji pertamamu kepada orang tua selagi masih punya kesempatan untuk membahagiakannya.
Berkata Ikhlas Itu Bukan Ikhlas:
Perbuatan ikhlas laksana bunga yang mekar. Pasti terlihat indah dan menyenangkan. Mekarnya bunga adalah peristiwa alami dan wajar, tidak haus pujian dan tepuk tangan.
Gosip Yang Baik:
Mari kita menggosip diri sendiri untuk hiburan dan perbaikan diri. Mulut jangan asyik terbawa hanyut untuk menggosip orang lain.
Pribadi Yang Senantiasa Tersenyum:
Ketika anda berbuat baik akan tetapi justru dibalas dengan cacian, berarti anda tengah didorong memasuki gerbang maaf, ikhlas, dan kasih sayang. Maka tersenyumlah.
Mulutmu Harimaumu:
Berkata baik atau buruk sama-sama mengeluarkan energy untuk menyusun dan mengeluarkan kata-kata. Mengapa tidak memilih berkata yang baik dan bermanfaat saja?...
Lalu Lintas kasih Sayang dan Damai:
Menebar energy kasih dan damai vibrasinya akan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Akan tetapi, bila energy benci yang kita tebarkan, justru akan menyumbat lalu lintas kasih dan damai di sekitar kita.
Menghancurkan Tombak Derita:
Seseorang dapat menderita sepanjang hidupnya bila dirinya dikuasai sifat rakus, dengki dan cemas. Maka dari itu, segera lawanlah dengan rasa syukur, lapang dan perbanyak sedekah.
Menjadi Pembelajar Sejati;
Sejak bayi sampai tua, kita dituntut untuk menjadi pembelajar yang baik. Maka Tuhan setiap saat selalu menghadirkan hal-hal baru agar dapat kita pelajari.
Pengalaman Panjang Rezeki:
Ketika makanan terhidang di hadapanmu, bayangkan beberapa tangan berjasa mengantarkan makanan itu untukmu. Maka jangan engkau mencela makanan karena bisa mengurangi kenikmatan.
Tangan Tidak hilang hanya karena Berjabat Tangan:
Berjabat tanganlah dengan tulus dan penuh kehangatan hingga energy kasih mengalir kepada sahabat kita. Tidak perlu khawatir, tanganmu tetap melekat jadi milikmu.
Tidak Selamanya Mulut dan Mulut Kompak:
Bila menerima makanan yang bergizi, perut akan berterima kasih pada mulut dan lidah. Akan tetapi, kadang perut juga berteriak protes pada mulut dan lidah karena egois memanjakan selera yang bisa menyiksa perut.

Bangsa Yang Punya Hati
Warisan Paling Berharga:
Kalau memang kita mencintai anak cucu, janganlah kita mewariskan bangsa dan Negara dalam keadaan rapuh. Suatu keadaan yang akan memberatkan hidup mereka adalah karena dosa, kesalahan, kerakusan, dan kedunguan kita sebagai orang tua.
Alam ini bukan warisan nenek moyang, melainkan titipan anak cucu.
Negara ini Bukan untuk Seumur Jagung:
Perjalanan bangsa ini masih jauh melebihi usia para penghuninya. Oleh karena itu, janganlah kepentingan rakyat ditentukan dan dibajak oleh kepentingan pemimpin yang usianya amat pendek.
Bila Alam Indonesia dikelola dengan cerdas, adil, dan tanpa korupsi, pasti makmur bangsa ini.
Pengecut Tidak Usah Ikut:
Siapa saja yang tidak siap menerima kekalahan, sebaiknya jangan ikut kompetisi karena bukan hanya merusak hati tetapi juga merusak demokrasi.
Berteriaklah Bila Kau Harus Berteriak:
Sekalipun anda bukan petugas pemadam kebakaran, berteriaklah ketika melihat gejala kebakaran. Begitulah demokrasi.
Koruptor Dan Rayap:
Koruptor bagaikan rayap yang tidak kelihatan, namun menghancurkan rumah dari dalam. Basmi koruptor sebelum Indonesia roboh dari dalam.
Agama Untuk Negara:
Agama harus terlibat dalam ruang politik dan politik untuk menjaga moral bangsa. Akan tetapi agama bukan diwujudkan dalam bentuk instansi yang menyaingi dan bahkan melawan instansi Negara.
Agama dan Negara Saling Berperan:
Dalam masyarakat modern, yang berhak menghukum warganya adalah Negara. Sedangkan agama hadir untuk memperbaiki moralitas rakyat dan aparatur Negara. Agama menjatuhkan hukum moral, bukan hukum positif.
Kalau kita pecah Pasti Mudah Kalah:
Belanda bertahan lama di Nusantara dengan cara mengadu domba antar kelompok etnis, agama, dan pengusaha. Penjajah sudah pergi, kini saatnya kita bersatu untuk maju.


Bekal ke Kampung Ilahi
Mudik Kekampung Ilahi:
Pulang adalah peristiwa yang membahagiakan. Ketika kita pulang dari kantor, sekolah, luar negeri atau bahkan berbelanja, semua kita rasakan membawa kebahagiaan. Ini karena kita akan segera bertemu keluarga yang kita cintai. Begitupun dengan kematian. Kematian adalah mudik besar ke kampung Ilahi untuk berjumpa Allah, Kekasih Tercinta. Bukankah ini juga satu peristiwa yang membahagiakan?...
Ya Tuhan, tanamkan rasa rindu yang dalam di hatiku untuk pulang bersanding dengan-Mu.
Indahnya Kematian:
Bagi orang beriman, kematian itu wisuda dan metamorphosis untuk memasuki kehidupan baru yang lebih indah, damai, dan membahagiakan.
IPK Wisuda Kematian:
Kematian pasti terjadi, tetapi Tuhan memberi ruang kebebasan untuk memilih jalan kearah kematian maka usahakan kematian sebagai wisuda kehidupan.
Kampong Halaman Ilahi:
Kita semua adalah sahabat seperjalanan menuju kampung Ilahi, rumah yang sejati dan abadi. Jadikanlah perjalanan ini menyenangkan, hanya membawa bekal yang cukup serta kerinduan untuk segera pulang.
Paling Pasti Dan Paling Dekat:
Apa pun yang akan dan pasti terjadi, waktunya adalah dekat. Tidak ada peristiwa yang paling pasti dan paling dekat di dunia ini kecuali kematian, sedangkan yang lainya hanyalah daftar keinginan dan kemungkinan-kemungkinan belaka.

Menengok Jendela Hati
Sampah-Sampah Hati:
Sekali waktu, marilah kita merenungkan dan berdiskusi dengan diri kita sendiri mengenai apa gunanya kecemasan, ketakutan, iri, dengki, keluhan, serta amarah pada diri sendiri, keluarga, dan dunia.
Mengapa Hanya Bianglala:
Menjalani hidup tanpa kesadaran dan cita-cita mulia sama saja dengan bayangan kita yang bergerak mengikuti tubuh, bukan hidup dengan diri sendiri.

Bukan Sekedar Kebahagiaan
Mengkaji Diri:
Selain physical emotional happiness, raih pula intellectual happiness (IH). IH lebih tinggi kualitasnya dari kebahagiaan jasmani. Kenikmatan IH dapat diraih dengan membaca, menulis, dan berbagi pengetahuan. Tuhan telah menyediakan sumber kenikmatan itu dengan menggelar kitab semesta untuk dibaca, dikaji, dan dieksplorasi demi kebaikan bersama.
Tangan di Atas:
Dapatkan rahasia moral happiness dengan menolong, memberi dan berbagi pada semesta. Percayalah, banyak kekayaan yang bisa anda bagi pada orang lain dengan modal ketulusan dan kesungguhan. Setidaknya, kita berbagi do’a, keramahan, dan berbagi perhatian terhadap sesama.
Menemukan Kebahagiaan Sejati:
Spiritual happiness adalah kebahagiaan. Ia hanya bisa diraih dengan kepasrahan dan kecintaan mendalam pada Tuhan. Tidak hanya itu, kita harus sadar bahwa semesta ini bersaudara, sejajar, sederajat, dan saling berkaitan satu sama lain. Dan semua bertasbih, bersujud patuh pada keagungan Tuhan dengan bahasa dan caranya masing-masing.
Allah itu Indah dan Mencintai Keindahan:
Apa jadinya bila dunia tidak memiliki karya seni, apresiasi seni, dan keindahan? Tentu begitu kering dan membosankan hidup ini. Rengguklah Aesthetical Happiness agar hidup lebih indah, lembut, dan damai.
Bukan Sekedar Berdo’a:
Cobalah jadikan tubuhmu rileks. Pejamkan mata. Bernafaslah dengan perlahan, lalu tenangkan diri. Setelah itu, panjatkan do’a dengan hatimu yang paling dalam secara tulus. “Ya Tuhan, berkati keluarga kami, pekerjaan kami, dan hidup kami, bimbinglah kami agar senantiasa berada di atas jalan yang benar dan membahagiakan.
Jangan Takut Bermimpi:
Bintang di langit sangat membantu arah perjalanan pelaut meskipun tidak mampu meraihnya. Tataplah cita-cita yang tinggi, tetapi tidak harus sepenuhnya tercapai.
Semua Ada Solusianya:
Jangan katakan, “Ya Tuhan, saya punya masalah sangat besar,” tetapi katakanlah, “hai masalah, aku punya Tuhan Maha Besar”.
Jangan Pernah Menyakiti:
Kalaupun tidak bisa menolong dan membahagiakan orang lain, minimal sekali jangan sampai menyakiti mereka.
Banyaklah Mendengar Maka Engkau Bijak:
Cara termudah mendapatkan kearifan hidup dengan cara banyak mendengarkan cerita orang yang sukses dan bahagia.
Surga Di Hati:
Meski namanya istana, jika penghuninya tidak leluasa dan merdeka menjadi hidup, tidak bahagia, dan tidak berkembang nilai-nilai kemanusiaannya, sejatinya istana itu tidak ubahnya penjara bagi penghuninya.
Menjaga Kesehatan Itu Bersyukur:
Kesehatan ibarat mahkota kebesaran yang indah dan mahal, tetapi pemakaiannya tidak menyadari, tidak menghargai, dan tidak merawatnya. Baru tersadar dan menyesal ketika mahkota itu hilang disaat sakit tiba.
Kesungguhan Ciri Sukses:
Kebahagiaan selalu menghampiri mereka yang bekerja keras, bersabar dalam menghadapi cobaan, selalu menyukuri kehidupan.

Hening Dalam Keramaian
Lahir Disambut Gembira Mati Disambut Duka:
Ketika sang bayi lahir, semua tertawa gembira dengan senyum bahagia. Padahal, kala itu sang bayi lahir dengan menangis baru meninggalkan garbang sang ibu yang sangat damai, lalu memasuki dunia yang penuh dengan keributan. Maka balaslah ketika engkau meninggal. Jadikan orang lain yang melepasmu menangis, sementara ruhmu tersenyum gembira.
Menyapa Tuhan:
Panggillah Tuhan dengan suara hati dan bahasa yang paling dekat denganmu dan hadirkan Tuhan sampai engkau merasakan jawaban dan kehadiran-Nya. Semoga anda selalu merasakan damai bersama-Nya.
Haji Dalam Diri:
Dalam Islam, puncak ritual islam adalah haji. Sementara haji adalah pribadi yang memiliki karakter melayani, berkurban, tidak menyakiti orang lain dan menolong sesama manusia tanpa diskriminasi, bahkan tidak mau merusak tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Indahnya Pengalaman Ruhani:
Pengalaman ruhani menawarkan pengetahuan dan kebahagiaan lebih tinggi. Tetapi sayang, manusia mudah puas dan mudah terbelenggu oleh pengetahuan indrawi yang dangkal.
Hijrah dalam Diri:
Subtansi hijrah adalah transformasi diri menuju kehidupan bersih, benar, dan bijak, serta bertanggung jawab sebagai rasa syukur atas anugrah kehidupan Tuhan.
Menghargai Perbedaan:
Tempat lahir, warna kulit, nama, dan agama adalah pemberian. Sebaiknya, pemberian itu dihargai, jangan dipertengkarkan dan dihinakan. Mencaci karena perbedaan ras sama halnya mencela Sang Pencipta.
Bidak Kehidupan:
Takdir itu ibarat main catur, ada ruang dan aturan gerak yang sudah pasti. Namun, di sana masih tersedia kebebasan memilih dan bergerak di atas papan kehidupan ini.
Mencari Teman Bukan Musuh:
Taklukan musuhmu dengan nasihat yang baik, cinta kasih, dan kesabaran. Maka dia akan berubah menjadi murid dan teman setia.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © MBB -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -