Rabu, 01 Juli 2015

QOWAID AL-IMLA



بسم الله الرحمن الرحيم



Daftar Isi:
1)      Hamzah Qotho’
2)      Hamzah Washol
3)      Hamzah Di Tengah Kata
4)      Hamzah Di Akhir Kata
5)      Kaidah Tambahan Pada Penulisan Hamzah
6)      Alif Layyinah
7)      Alif Layyinah Di Tengah Kata
8)      Alif Layyinah DI Akhir Kata

1)      Hamzah Qotha’(همزة القطع)
Hamzah Qotha’ diawal kata:
1.      Fi’il madhi tsulasi mujarrod (فعَلَ) contoh (أخَذَ) dan wazan (أفْعَلَ) contoh أكْرَمَ
2.      Fi’il amr pada wazan (أَفْعَلَ) contoh أَكْرَمَ
3.      Hamzah mudhoro’ah contoh أكتُبُ
4.      Semua huruf yang diawali hamzah contoh إِذَا، أَو، أَنَّ، إِنَّ،
5.      Semua ism yang diawali hamzah kecuali isim sepuluh contoh أَحمَد، أَخ
Isim sepuluh adalah: kumpulan isim yang semuanya diawali dengan hamzah washol. Isim-isim tersebut antara lain: اسم، اِسْتٌ، اثنان، اثنتان، ابن، ابنة، امرؤ، ابنم، امرأة، ايمن

PENTING: ciri lain dari hamzah qotho’ adalah ia akan tetap terbaca dan tertulis walau sebelumnya ada huruf fa’ (فأما الإنسان...) atau lam (لأن) atau ba’ (بِأَحمد)atau kaf (كأسد).

2)      Hamzah Washal (همزة الوصل)
Hamzah washol adalah alif tambahan diawal kata. Hamzah washol ditulis dengan alif tanpa tambahan hamzah kecil baik diatas ataupun dibawah alif.
Contoh ....افْعَلَ، اعْمَلْ، استخدام hamzah washal terbaca jika berada didepan dan tidak terbaca jika berada ditengah kata atau setelah huruf fa’ (jawab/isti’naf), wawu, atau ba’ (فَاْمَلْ، وافْعَلْ، باستخدام).
Tempat hamzah washol ada pada:
1.      Fi’il amr dari wazan tsulasi mujarod contoh: اشْربْ، اكْتُبْ، اجْلِسْ
2.      Fi’il madzi dari wazan khumasi(انفَعَلَ، وافتَعَلَ، وافعَلَّ) contoh: اجْتَمَعَ، احْمَرَّ
3.      Isim masdar dari wazan khumasi contoh: انتخابُ، اكتسابُ، انتشارُ
4.      Fi’il amr dari wazan khumasi (انفعل، وافتعَلَ، وافعَلّ) contoh: انْكَسِرْ، اخْتَبِزْ،
5.      Fi’il madhi dari wazan sudasi (استَفْعَلَ، افْعَوْعَلَ، افْعَوّلَ، فْعَنْلَى، افْعَنْلَلَ، افْعَالَ) contoh:استَغْفر، اغشوشب، اجلوّد،
6.      Isim masdar dari wazan sudasi contoh:انتظار، استغفار، اختبار
7.      Fi’il amr dari wazan sudasi contoh: استَغْفِرْ، استَأْذِن،
8.      Isim mufrod dari kata: اسم، اِسْتٌ، اثنان، اثنتان، ابن، ابنة، امرؤ، ابنم، امرأة، ايمن
9.      Isim tasiyah (bukan jama’) dari kata: اسمان، اِسْنتان، اثنان، استان، ابنان، ابنتان، امرأتان، ابنمان، امرأتان، ايمن الله
10.  Alif pada alif lam (التعريف) contoh:القمر
11.  Isim mausul contoh: الذي، التي،





1)      Hamzah di Tengah Kata
Cara menentukan dalam mendudukan atau memposisikan hamzah ditengah kata:
1.      Melihat diantara 2 harokat (hamzah dan huruf sebelumnya) mana yang terkuat, harokat terkuat tersebut menjadi penentu huruf yang diduduki hamzah. Seperti jika kasroh = ya’, dhommah = wawu, fathah = alif.
2.      Urutan harokat dari yang terkuat yaitu: kasroh, kemudian dhommah, selanjutnya fathah dan terakhir yang terlemah adalah sukun.
Contoh:
1.      بُ كَ اْ ءُ ه : hamzah ditulis diatas huruf wawu بُكَاؤُه karena sukun dan dhommah lebih kuat dhommah dan padanan dhommah adalah huruf wawu.
2.      مَ ءْ سُ وْ رَ ة : hamzah ditulis diatas huruf alif مَأْسُوْرَة karena antara fathah dan sukun lebih kuat fathah dan padanan fathah adalah huruf alif.
3.      اَ لْ بَ هَ ا ءِ مُ : hamzah ditulis diatas huruf ya’ اَلْبَهَائِمُ  karena antara sukun dan kasroh lebih kuat kasroh dan padanan kasroh adalah ya’.

Ada pengecualian dari kaidah di atas:
1.      Hamzah berharokat fathah jika sebelumnya adalah huruf alif atau wawu yang mati maka hamzah ditulis sendiri diatas garis, contoh: سَاءَلَ، قِرَاءَةٌ
2.      Hamzah yang berharokat fathah atau dhommah namun seblumnya ada huruf ya’ yang mati maka hamzah ditulis diatas huruf ya’ atau nibroh, contoh: هَيْئَةٌ، بَطِيْئَةٌ


4)      Hamzah di Akhir Kata
Kaidah hamzah diakhir kata berpedoman pada harokat huruf sebelum hamzah. Contohnya saat huruf sebelum hamzah ber-harokat kasroh maka hamzah ditulis diatas huruf ya’ walaupun hamzahnya sendiri berharokat dhommah, contoh: قارِئٌ
Oleh karenanya maka penulisannya meliputi:
1.      Ditulis diatas huruf ya’ (nibroh) jika huruf sebelumnya ber-harokat kasroh
2.      Ditulis diatas huruf wawu jika huruf sebelumnya ber-harokat dhommah
3.      Ditulis diatas huruf alif jika huruf sebelumnya ber-harokat fathah
4.      Ditulis berdiri sendiri atau diatas garis tanpa dudukan jika huruf sebelumnya ber-harokat mati / sukun, kecuali jika ia mansub atau bersambung denan alif tastniyah, sedangkan huruf sebelumnya bisa bersambung.

5)      Kaidah Tambahan Pada Penulisan Hamzah
Ada beberapa kaidah tambahan pada penulisan hamzah:
1.      Alif pada al (ta’rif) ang aslinya termasuk hamzah washol dikecualikan pada dua kata, yaitu: 1) lafdzul jalalah yang didahului ya’ nida’ seperti: يَاأَلله dan 2) pada kata: أَلْبَتَّة (pasti).
Keduanya dikategorikan sebagai hamzah qotho’ sehingga harus ditulis dengan tanda hamzah kecil diatas alif.
2.      Hamzah yang didahului oleh: al (ta’rif), lam (jer), lam (ibtida’), ba’ (jer), lam (qosam), sin (lil istiqbal), lam (ta’lil) lam (taukid), hamzah (istifham), fa’, wawu. Tetap masuk pada kaidah hamzah diawal kata, dan tidak mengikuti kaidah hukum hamzah ditengah kata kecuali pada dua kata: لئن، لئلا.
3.      Hamzah ditengah kata jika berada setelah setelah alif seperti عباءة atau setelah wawu seperti سموءل ditulis sendirian (diatas garis) jadi tidak mengikuti kaidah umum yang harusnya ia ditulis diatas alif.
4.      Hamzah ditengah kata jika terletak setelah ya’ dituls diatas ya’ walaupun erharokat fathah seperti kata: دَنِيْئة، جِيْئَةٌ، بِيْئَةٌ
5.      Jika hamzah berharokat dhommah bersambung setelah alif dengan dhomir maka ia ditulis diatas wawu, contoh: عزاؤك، نداؤه.
6.      Jika hamzah yang bersambung dengan dhomir berharokat kasroh maka hamzah ditulis diatas ya’, contoh: عزائي، ندائي
7.      Umumnya hamzah yang berharokat mati dan huruf sebelumnya kasroh maka hamzah ditulis diataas ya’ kecuali pada fi’il madhi dan amar dari bina’ mahfudz fa’iy pada wazanافتَعَل، يفتَعِلُ، افْتَعِلْyang didahului huruf fa’ atau wawu maka ditulis:
وائتَمَرَ    =>       وأتمَرَ
وائتَمِر    =>       وأتَمِر
فائتَمَرَ      =>       فأْتَمَرَ
فائتمِر     =>       فأتمِر
(Hamzah washolnya hilang dan hamzah yang ditengah ditulis diatas alif)
Namun, khusus ثمّ maka kata mahmuz fa’i tersebut ditulis tetap sesuai aslinya contoh:ثمّ ائتمَر، ثمّ ائتمِر
8.      Jika hamzah diakhir kata bersambung denan alif tastniah, maka hamzah boleh ditulis diatas ya’ jika huruf sebelumnyabisa bersambung contoh:دفئان، بطئان، شيئان namun jika huruf sebelumnya tidak bisa disambung maka ditulis sendirian contoh:جزءان، ضوءان، براءن


6)      Alif Layyinah
Alif layyinah atau disebut pula al-hawaiyyah (hembusan udara) adalahalif ithlaq (bebas) atau isyba’ (penebal), ia tidak menerima harokat dan ia hanya berada ditengah dan di akhirkata setelah huruf berharokat fathah.Alif layyinah bisa ditemukan pada isim, fi’il, dan harf.Alif layyinah ada dua: maqsuroh contoh (فتى) dan mamdudah / thowilah contoh (دنيا). Alif layyinah ditengah kata selalu mamdudah sehingga alif mqsuroh hanya ada diakhir kata, sedankan diakhirkata bisa mamdudah dan maqsuroh.

3 komentar: