بسم الله الرحمن الرحيم
Daftar Isi:
1)
Hamzah Qotho’
2)
Hamzah Washol
3)
Hamzah Di Tengah Kata
4)
Hamzah Di Akhir Kata
5)
Kaidah Tambahan Pada Penulisan Hamzah
6)
Alif Layyinah
7)
Alif Layyinah Di Tengah Kata
8)
Alif Layyinah DI Akhir Kata
1)
Hamzah Qotha’(همزة القطع)
Hamzah Qotha’ diawal kata:
1.
Fi’il madhi tsulasi mujarrod (فعَلَ)
contoh (أخَذَ) dan wazan (أفْعَلَ) contoh أكْرَمَ
2.
Fi’il
amr pada wazan (أَفْعَلَ)
contoh أَكْرَمَ
3.
Hamzah
mudhoro’ah contoh أكتُبُ
4.
Semua
huruf yang diawali hamzah contoh إِذَا، أَو،
أَنَّ، إِنَّ،
5.
Semua
ism yang diawali hamzah kecuali isim sepuluh contoh أَحمَد، أَخ
Isim sepuluh adalah: kumpulan isim yang semuanya diawali dengan hamzah
washol. Isim-isim tersebut antara lain: اسم،
اِسْتٌ، اثنان، اثنتان، ابن، ابنة، امرؤ، ابنم، امرأة، ايمن
PENTING: ciri lain dari hamzah qotho’ adalah ia akan tetap terbaca
dan tertulis walau sebelumnya ada huruf fa’ (فأما
الإنسان...) atau lam (لأن)
atau ba’ (بِأَحمد)atau kaf (كأسد).
2)
Hamzah Washal (همزة الوصل)
Hamzah washol adalah alif tambahan diawal kata. Hamzah washol ditulis
dengan alif tanpa tambahan hamzah kecil baik diatas ataupun dibawah alif.
Contoh ....افْعَلَ،
اعْمَلْ، استخدام hamzah washal
terbaca jika berada didepan dan tidak terbaca jika berada ditengah kata atau
setelah huruf fa’ (jawab/isti’naf), wawu, atau ba’
(فَاْمَلْ، وافْعَلْ، باستخدام).
Tempat hamzah washol ada pada:
1.
Fi’il
amr dari wazan tsulasi mujarod contoh: اشْربْ، اكْتُبْ، اجْلِسْ
2.
Fi’il
madzi dari wazan khumasi(انفَعَلَ،
وافتَعَلَ، وافعَلَّ) contoh: اجْتَمَعَ،
احْمَرَّ
3.
Isim
masdar dari wazan khumasi contoh: انتخابُ، اكتسابُ، انتشارُ
4.
Fi’il
amr dari wazan khumasi (انفعل، وافتعَلَ،
وافعَلّ) contoh: انْكَسِرْ،
اخْتَبِزْ،
5.
Fi’il
madhi dari wazan sudasi (استَفْعَلَ، افْعَوْعَلَ، افْعَوّلَ، فْعَنْلَى، افْعَنْلَلَ،
افْعَالَ) contoh:استَغْفر، اغشوشب، اجلوّد،
6.
Isim
masdar dari wazan sudasi contoh:انتظار، استغفار، اختبار
7.
Fi’il
amr dari wazan sudasi contoh:
استَغْفِرْ، استَأْذِن،
8.
Isim
mufrod dari kata: اسم، اِسْتٌ، اثنان، اثنتان، ابن، ابنة، امرؤ، ابنم، امرأة، ايمن
9.
Isim
tasiyah (bukan jama’) dari kata: اسمان، اِسْنتان، اثنان، استان، ابنان، ابنتان،
امرأتان، ابنمان، امرأتان، ايمن الله
10.
Alif pada alif lam (التعريف)
contoh:القمر
11.
Isim
mausul contoh: الذي،
التي،
1)
Hamzah di Tengah Kata
Cara menentukan dalam mendudukan
atau memposisikan hamzah ditengah kata:
1.
Melihat
diantara 2 harokat (hamzah dan huruf sebelumnya) mana yang
terkuat, harokat terkuat tersebut menjadi penentu huruf yang diduduki hamzah.
Seperti jika kasroh = ya’, dhommah = wawu, fathah = alif.
2.
Urutan
harokat dari yang terkuat yaitu: kasroh, kemudian dhommah,
selanjutnya fathah dan terakhir yang terlemah adalah sukun.
Contoh:
1.
بُ كَ اْ ءُ ه : hamzah ditulis diatas huruf wawu بُكَاؤُه
karena sukun dan dhommah lebih kuat dhommah dan padanan dhommah
adalah huruf wawu.
2.
مَ ءْ سُ وْ رَ ة : hamzah ditulis diatas
huruf alif مَأْسُوْرَة karena antara fathah
dan sukun lebih kuat fathah dan padanan fathah adalah
huruf alif.
3.
اَ لْ بَ هَ ا ءِ مُ : hamzah ditulis diatas
huruf ya’ اَلْبَهَائِمُ karena antara sukun dan kasroh lebih
kuat kasroh dan padanan kasroh adalah ya’.
Ada pengecualian dari kaidah di atas:
1.
Hamzah
berharokat fathah jika sebelumnya adalah huruf alif atau wawu yang mati maka
hamzah ditulis sendiri diatas garis, contoh: سَاءَلَ،
قِرَاءَةٌ
2.
Hamzah
yang berharokat fathah atau dhommah namun seblumnya ada huruf ya’ yang mati
maka hamzah ditulis diatas huruf ya’ atau nibroh, contoh: هَيْئَةٌ، بَطِيْئَةٌ
4) Hamzah di Akhir Kata
4) Hamzah di Akhir Kata
Kaidah hamzah
diakhir kata berpedoman pada harokat huruf sebelum hamzah. Contohnya
saat huruf sebelum hamzah ber-harokat kasroh maka hamzah ditulis diatas huruf
ya’ walaupun hamzahnya sendiri berharokat dhommah, contoh: قارِئٌ
Oleh karenanya
maka penulisannya meliputi:
1.
Ditulis
diatas huruf ya’ (nibroh) jika huruf sebelumnya ber-harokat kasroh
2.
Ditulis
diatas huruf wawu jika huruf sebelumnya ber-harokat dhommah
3.
Ditulis
diatas huruf alif jika huruf sebelumnya ber-harokat fathah
4.
Ditulis
berdiri sendiri atau diatas garis tanpa dudukan jika huruf sebelumnya
ber-harokat mati / sukun, kecuali jika ia mansub atau bersambung denan alif
tastniyah, sedangkan huruf sebelumnya bisa bersambung.
5)
Kaidah
Tambahan Pada Penulisan Hamzah
Ada beberapa
kaidah tambahan pada penulisan hamzah:
1.
Alif
pada al (ta’rif) ang aslinya termasuk hamzah washol dikecualikan pada dua kata,
yaitu: 1) lafdzul jalalah yang didahului ya’ nida’ seperti: يَاأَلله dan 2) pada kata: أَلْبَتَّة (pasti).
Keduanya
dikategorikan sebagai hamzah qotho’ sehingga harus ditulis dengan tanda
hamzah kecil diatas alif.
2.
Hamzah
yang didahului oleh: al (ta’rif), lam (jer), lam (ibtida’), ba’ (jer), lam
(qosam), sin (lil istiqbal), lam (ta’lil) lam (taukid), hamzah (istifham), fa’,
wawu. Tetap masuk pada kaidah hamzah diawal kata, dan tidak mengikuti kaidah
hukum hamzah ditengah kata kecuali pada dua kata: لئن، لئلا.
3.
Hamzah
ditengah kata jika berada setelah setelah alif seperti عباءة atau setelah wawu seperti سموءل ditulis sendirian (diatas garis) jadi tidak mengikuti kaidah
umum yang harusnya ia ditulis diatas alif.
4.
Hamzah
ditengah kata jika terletak setelah ya’ dituls diatas ya’ walaupun erharokat
fathah seperti kata: دَنِيْئة، جِيْئَةٌ، بِيْئَةٌ
5.
Jika
hamzah berharokat dhommah bersambung setelah alif dengan dhomir maka ia ditulis
diatas wawu, contoh: عزاؤك،
نداؤه.
6.
Jika
hamzah yang bersambung dengan dhomir berharokat kasroh maka hamzah ditulis
diatas ya’, contoh: عزائي،
ندائي
7.
Umumnya
hamzah yang berharokat mati dan huruf sebelumnya kasroh maka hamzah ditulis
diataas ya’ kecuali pada fi’il madhi dan amar dari bina’ mahfudz fa’iy
pada wazanافتَعَل،
يفتَعِلُ، افْتَعِلْyang didahului
huruf fa’ atau wawu maka ditulis:
وائتَمَرَ => وأتمَرَ
وائتَمِر => وأتَمِر
فائتَمَرَ
=> فأْتَمَرَ
فائتمِر => فأتمِر
(Hamzah washolnya hilang dan hamzah yang
ditengah ditulis diatas alif)
Namun,
khusus ثمّ
maka kata mahmuz fa’i tersebut ditulis tetap sesuai aslinya contoh:ثمّ ائتمَر، ثمّ ائتمِر
8.
Jika
hamzah diakhir kata bersambung denan alif tastniah, maka hamzah boleh ditulis
diatas ya’ jika huruf sebelumnyabisa bersambung contoh:دفئان، بطئان، شيئان namun jika huruf sebelumnya tidak bisa
disambung maka ditulis sendirian contoh:جزءان، ضوءان، براءن
6)
Alif
Layyinah
Alif
layyinah atau disebut pula al-hawaiyyah (hembusan
udara) adalahalif ithlaq (bebas) atau isyba’ (penebal), ia tidak
menerima harokat dan ia hanya berada ditengah dan di akhirkata
setelah huruf berharokat fathah.Alif layyinah bisa ditemukan
pada isim, fi’il, dan harf.Alif layyinah ada dua: maqsuroh contoh
(فتى) dan mamdudah / thowilah contoh (دنيا). Alif layyinah
ditengah kata selalu mamdudah sehingga alif mqsuroh hanya ada
diakhir kata, sedankan diakhirkata bisa mamdudah dan maqsuroh.
lanjutannya mana ya?
BalasHapusm'f belum menulis qowaid lg, sementara itu dulu ya.
HapusMaaf ini mengambil reverensi dari buku apa ya?
BalasHapus