Senin, 03 Oktober 2016

Metode Ilmu Bahasa

Metode Ilmu Bahasa







 KATA PENGANTAR
           
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Metode Ilmu Bahasa”.
            Makalah ini berisikan tentang metode-metode penelitian bahasa. Makalah ini di harapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang metode-metode penelitian bahasa. Dalam makalah ini pembaca akan menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan seperti:
Apa pengertian metode ?
Apa pengertian metode ilmu bahasa?
Bagaimana sejarah kemunculan metode ilmu bahasa?
Apa macam-macam metode penelitian bahasa?
            Kami ucapkan Jazakumullah Ahsanal Jaza' kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Terutama kepada Dosen pengampu mata kuliah Al-Madhol Ila Ilmi Al-Lughah Dr. Torkis lubis yang selalu membimbing kami, serta teman-teman yang turut menyumbangkan referensi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
            Kami menyadari makalah ini kurang sempurna jika tanpa bantuan pembaca. Oleh karena itu, selalu kami nantikan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga bermanfaat. Amin.


Malang, 09 Juni 2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................    1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................     2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................    3
1.1 A. Latar Belakang............................................................................................................    3
      B. Tujuan ........................................................................................................................    4
      C. Rumusan Masalah.......................................................................................................    4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................    5
2.1 Kajian Pustaka.................................................................................................................    5
A. Pengertian Metode .....................................................................................................    5
B Pengertian Metode Ilmu Bahasa. ...............................................................................    5
C. Kemunculan Metode Ilmu Bahasa..............................................................................    5
D. Macam-macam Metode Penelitian Bahasa ................................................................    6
E. Metode-Metode Baru Untuk Penelitian Bahasa.......................................................... 13

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 18



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bahasa merupakan sesuatu yang unik yang akan terus hidup dan berkembang seiring berjalannya waktu. Bahasa memainkan peranan penting dalam hidup kita. Barangkali karena lazimnya, jarang sekali kita memperhatikannya seperti halnya berjalan dan bernafas[1].
Akan tetapi, ada keadaan-keadaan tertentu yang mana orang-orang berpendidikan tradisional membicarakan persoalan-persoalan bahasa.[2] Di antara bahasa satu dengan bahasa yang lain terkadang hampir sama dalam kalimatnya, jumlah hurufnya, dan pengucapannya dan dengan arti yang sama atau terkadang satu bahasa dengan bahasa yang lain secara universal memiliki huruf konsonan yang sama[3], sehingga seringkali membuat tanda tanya, diantaranya pertanyaan itu adalah “sebenarnya bahasa ini dengan bahasa itu lebih dulu mana?’’ atau seperti pertanyaan “bagaimana pemerolehan sebuah bahasa sehingga hampir bersinambung dalam lafadznya?[4]. Ternyata jawabannya bisa diketahui ketika sudah diketahui asal bahasa itu sendiri.
Mulai dari hipotesis yang ringan ini, sebagai mana yang kita ketahu untuk mengetahui serta melakukan penelitian suatu bahasa yang ada di dunia ini sebuah metode mutlak dibutuhkan. Metode membantu manusia dalam sebuah penelitian bahasa, tanpa adanya metode manusia tidak bisa menemukan sebuah ilmu karena unsur sebuah ilmu terselip dalam metode. Jadi dalam sebuah penelitian bahasa, sebuah metode mempunyai peran yang sangat urgen.
Metode yang ada sangat banyak tetapi kami mengambil dalam bahasan makalah ini metode-metode yang masyhur saja. Metode tersebut ada 4 yaitu; metode wasyfi (descriptive), metode ushuli, metode muqorin (comparative), dan metode tarikhi (historical)[5], serta  perkembangan metode-metode ini mulai kemunculan, pengertian, fungsi, serta contoh-contoh kongkritnya, karena kami menyimpulkan setelah memahami metode-metode tersebut yaitu dari keempat metode tersebut ujung-ujungnya tetap melewati metode wasyfi dan ushuli.
Dengan  memahami metode-metode ini dari mulai kemunculan, pengertian, fungsi, serta contoh-contoh kongkritnya diharapkan dapat memahami suatu bahasa dari akar bahasa itu sendiri muncul serta dapat memberikan sebuah kontribusi dalam bidang bahasa secara umum. Karena dengan memahami metode-metode ini kita bias mengerti asal-usul suatu bahasa, singkronisasi diantara bahasa-bahasa. Semoga dapat memberikan tambahan wawasan bagi penulis khususnya dan juga bagi para pembaca umumnya. Amin.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dapat di bagi menjadi dua tujuan besar yaitu Main Purpose (tujuan Umum) dan Special Purpose (tujuan khusus). Tujuan umum penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami sebuah metode dalam penelitian bahasa secara umum sehingga dapat berfikir secara logis serta dapat mengambil kesimpulan dengan obyektif. Sedangkan tujuan khusus dari penulisan malakah ini adalah sebagai berikut:

1)      Dapat Mengetahui Tentang Metode.
2)      Dapat Mengetahui Metode Ilmu Bahasa.
3)      Dapat Mengetahui Kemunculan Metode Ilmu Bahasa.
4)      Dapat Mengetahui Macam-macam Metode Ilmu Bahasa Yang Paling Terkenal.
5)      Dapat Mengetahui Macam-Macam Metode Ilmu Bahasa Yang Baru.

1.3  Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian Metode ?
2)      Apa pengertian Metode Ilmu Bahasa ?
3)      Bagaimana Kemunculan Metode Ilmu Bahasa ?
4)      Ada Berapa Macam-Macam Metode Ilmu Bahasa Yang Paling Terkenal?
5)      Ada Berapa Macam-Macam Metode Ilmu Bahasa Yang Baru?


     BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Kajian Pustaka
A. Pengertian Metode
Metode[6] adalah elemen dasar yang bisa menjalankan terhadap tujuan dengan gerakan fikiran dalam pengetahuannya[7].
Pengambilan sebuah metode merupakan sesuatu keharusan yang nampak dalam berbagai ilmu pengetahuan, maka tidak akan di temukan sebuah ilmu tanpa adanya sebuah metode. Karena semua unsur ilmu itu berjalan sesuai dengan metodenya[8].

B. Definisi Metode Ilmu Bahasa
Metode Ilmu Bahasa adalah metode-metode yang menghukumi batasan atau mengontrol suatu pekerjaan, dan berjalan sesuai dengan tuntutanya ketika mengikuti empat unsur bahasa[9].

C. Kemunculan Metode-metode ilmu Bahasa Yang Paling Terkenal    
            Metode-metode ilmu bahasa yang paling masyhur itu ada empat, yang sesuai dengan urutan sejarahnya: 1. Al-manhaj Al-washfy. 2.  Al-manhaj Al-ushuly. 3. Al-manhaj Al-muqarin. 4. Al-manhaj At-tarikhy.[10]
            Metode yang pertama yaitu Al-washfy sudah disebut di atas dengan menggunakan pemikiran bahasa, kemudian –menurut orang arab dari abad ke-10 Masehi- Al-ushuly. Adapun dua manhaj yang lain (Al-muqarin dan At-tarkhy) tidak dianjurkan untuk mengetahuinya kecuali setelah ditemukanya bahasa sansakerta -yaitu bahasa hindy kuno- seperempat akhir abad ke-18 H[11], oleh karena itu dalam dua manhaj ini tidak di bahas tentang bahasa secara sempurna sebelum iktisaf ini. Sesungguhnya pembahasan Al-manhaj Al-washfy juga mungkin dapat dilakukan dengan sebagian batasan-batasanya dengan jalan Al-mulahadzah Ad-dzatiyah, (observasi) dan Al-manhaj Al-ushuly –menurut orang Arab-yang merupakan model Ilmu ushulul Al-fiqh, oleh karena itu Al-manhaj Al-washfy dan Al-manhaj Al-ushuly di anggap lebih dulu (Qodimaini) dari pada Al-manhaj Al-muqarin dan Almanhaj At-tarikhy (Haditsaini).[12]
Untuk lebih mudahnya lihat tabel dibawh ini:
No
Metode
Tahun Kemunculan
Sebab Kemunculan
1
Discriptive
4 Hijriyah[13]
Mengembangkan karena banyaknya aplikasi dalam bahasa Arab.
2
Ushuli
4 Hijriyah
Mencontoh metode usul
3
Comperative
18 Hijriyah
Setelah adanya bahasa Sans-Kerta di India
4
Historical
18 Hijriyah


D. Macam-macam Metode Ilmu Bahasa.   
1. Al-manhaj Al-washfy (Descriptive Linguistics[14]).
Al-manhaj Al-washfy adalah metode penelitian bahasa dalam tingkatannya atau tempatnya dari empat segi yang di kumpulkan dalam bidang-bidang ilmu bahasa, seperti melaksanakan belajar bahasa arab dari abad ke abad[15] atau di tempat tertentu dari segi suara, bentuk, dan susunan jumlah, dari segi petunjuk lafadznya atau petunjuk susunanya[16].
Al-manhaj Al-washfy (pendekatan deskriptif) bergantung pada transfer dari realistis sebagaimana yang sudah ada.
Diantara dasar-dasar metode ini sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam ilmu bahasa yang lama:
1.      Tidak mensifati bahasa dengan sifat-sifat berlebihan, misalnya kita mensifati bahasa ini renda, jarang, jelek, tercela, atau sifat-sifat yang lain.
2.      Tidak mengutamakan suatu bahasa dari bahasa yang lain[17].
Sesungguhnya metode ini mendahulukan pelajaran waqiiyah untuk berbagai macam bahasa dalam tingkatan dan tempatnya yang dibatasi, dan metode-metode ini yang lebih dahulu, meskipun sudah terkontaminasi dengan perbedaan-perbedaan landasan atau dasar yang sudah di sebut, diantara yang mendahulukan pelajaran bahasa dengan metode ini adalah ulama India kuno, yaitu Banini (Abad ke-7 SM) dengan bahasa india kuno, hal itu ada dalam kitabnya, Al-aqsam As-stamaniya, Dimana ia diberi sebuah penelitian deskriptif (terutama dalam hal suara) ke bahasa waktunya[18].
Ketika kita membahas tentang penerapanAl-manhaj Al-washfy dalam ilmu bahsa arab, maka kita akan menganggap kitabnya imam Sibawaihy adalah kitab ilmu bahasa Al-washfy. Sekiranya bisa menunjukan kepada kita sifat yang lembut untuk meletakkan bahasa arab,  dan di dalam muqoddimahnya Al-janib As-shoty (Abad ke-2 Hijriyah/8 Masehi) dalam perkatanya  dari beberapa perkataanya orang arab, yaitu dari kawasan arab yang bisa disaksikan contoh-contoh syi’ir dan prosa.
Dan penolakan Imam Sibawaihy hanya dari tingkat non-linguistik yang tidak fashih tingkat yang terbiasa, dan mengumpulkan menguatkan dan duduk aturan, dan menobatkan dirinya sendiri sadar akan bahasa Arab, dan juga deskripsi tentang karakteristik tingkat ini terkenal.
Menggunakan Al-manhaj Al-washfy –menurut orang arab- sudah tidak berlaku lagi, orang-orang arab menjadikan zamanya sebagai setandar kebenaran bahasa pada setiap zaman setelahnya, ini harus dihentikan karena kami memiliki studi sangat deskriptif dari bahasa Arab setelah abad kedua, itu dikarenakan kurangnya kehawatiran dalam sejarah bahasa arab yang tidak mampu memahai perkembangan bahasa arab fusha atas lisannya orang-orang yang menggunakan bahasa fusha seiring dengan berjalannya waktu, kecuali yang di cari dari kitab Lahni al-Ammah ( kesalahan umum ) yang mana di dalamnya kejadian bahasa pada zaman pengarangnya yang tidak berdasarkan pada manhaj al-washfi. Adapun yang menggunakan bahasa fushah diantaranya kitab Islahu Al-mantiq karya ibnu Sukait, kitab Fasihu Al-kalam karya Tsa’labi (Abad ke-3) kitab Lahnu Al-awam karya Abu Bakar Az-zubaidi (Abad ke-4) kitab Tasqifu Al-lisan karya Ibnu Makki As-shoqli (Abad ke-5) kitab Taqwinu Al-lisan karya Ibnu Al-jauzi (Abad ke-6)[19].
Al-manhaj Al-washfy yang dijadikan perwakilan oleh fardinand De Sausuer (1857-1913)[20] dan para pengikutnya dari para linguis kontemporer.

2. Al-manhaj Al-ushuly[21]
Metode ini merupakan metode dalam pencarian sumber-sumber bahasa, seperti halnya meneliti suatu asal ataupun dasar wajibnya shalat maka ditemukanlah asal atau dasarnya yaitu ayat al-quran “Aqiimu Ash-Shalat”[22]. Kenapa metode ini sudah digunakan oleh para ahli bahasa arab mulai abad ke-4 Hijriya/ke-10 Masehi mempunyai dampak positif terhadap ilmu ushul fiqih untuk mencapai kemakmuran pada zaman ini.
Metode ini sendiri telah di gunakan dalam beberapa kitab gramatika arab, diantaranya Al-ushul Fi An-nahwi karya Abu Bakar Bin Siraj, Al-idhoh Fi Ilali An-nahwi karya Az-zujaji, Ar-ro’id Al-khosois karya Ibnu Jinni, kitab Lumau Al-adillah karya Abu Albarakat bin Al-anbari, kitab Ushul An-nahwi, dan kitab Al-iqtirah karya jalaluddin As-suyuthi[23].
Sedangkan dalam ilmu bahasa Ibnu Faris menggunkanaya dalam kitabnya yang berjudul Maqobisi Al-lughah.
Manhaj ini bepegangan pada dalil sejarah atau melihat sesuatu yang berada di belakang aturan bahasa yang sudah di hasilkan oleh bahasa Arab.
Dan kejelasan aplikasi dari metode ini ada dalam analisis teks-teks gramatiak Arab, sebagaimana dalam jadwal atau analisis dalil sebagaimana dalam Syarah Al-fiyah Ibnu Malik karya Abu Ishaq As-syatyib.

3. Al-manhaj Al-muqarin (Comparative[24] Linguistics).
Menurut bahasa Al-muqoronah mengikuti wazan Mufa’alatun dari Bab ruba’I mazid: Qoorona, - sesuatu beserta sesuatu yang lain, atau perbandingan diantara dua perkara. Sedangkan dalalah yang menunjukkan terhadap makna yang sudah disebutkan adalah dalalah muhaddatsah. Dan juga isim fail: Muqorin, serta isim maf’ul: Muqaran[25].
Metode ini berupa pilihan dikotomis bahasa,pemilihan,perbandingan bahasa (bahasa arab dengan bahasa lain).
Al-muqaranah menurut istilah ilmu bahsa atau Al-manhaj Al-muqorin dalam ilmu bahasa mempelajari jelasnya suara, sorf, nahwu, dan kamus dalam bahasa dalam bahasa yang satu rumpun atau dari suatu cabang bahasa yang satu, smapai menjadi perkumpulan bhasa yang satu atau cabang dari berbagai cabang bahsa yang satu. Seperti mempelajari dhomir-dhomir dalam dua bahsa arab dan ibrani (dari satu bahasa) dan susunan jumlah dari dua bahasa inggris dan persi (dari satu bahasa) dan peralatan rumah tangga dari dua bahasa faronsi dan asbani (cabang dari satu bahasa).
Ada tiga syarat yang harus terpenuhi dalam menggunakan metode ini.
1.  Tidak mengambil kelebihan suatu bahasa, yang bisa mengutamakan suatu bahasa dari pada yang lain dan menolak meletakan bahasa yang diunggulkan pada bahasa yang lain.
2.  Muqoronah di antara dua bahasa atau bahkan lebih harus terdiri dari satu fashilah atau satu rumpun.
3.  Muqoronah itu harus sesuai terhadap dua bahasa atau lebih dalam masalah perbandingannya dan tidak cukup dengan hasil-hasil yang tersebut.
Tiga syarat ini tidak bisa dipastikan secara sempurna sebelum masa kontemporer, dari sini maka tidak akan ditemukan metode ini dalam bidang penelitian bahasa kecuali di zaman kontemporer. Pertama kali yang harus terpenuhi dari syarat-syarat ini dan menyampaikan bentuk metode ini adalah mengetahui bahasa-bahasa yang satu rumpun yang sempurna setelah terbukanya bahasa sansakaritiyah –bahasa hindi kuno- pada tahun 1776 mustayraq al-injilizi dan Liyam Janes. Setelah selesai berjuang pada dministrasi hubungan global antara suatu bahasa dengan bahasa persi itu berdekatan dari satu sisi dan diantara suatu bahasa dengan dua bahasa eropa kuno (yunani dan latin) dari segi yang lain serta dalam unsure bahasa dan hal ini membuahkan dampak positif yang berupa pengetahuan sempurna tentang kekerabatan perkumpulan bahasa-bahasa asia dan eropa, berbicara hal itu, Al-fashilah Al-hindiyah_eropa atau india eropa, bahasa-bahasa asia yang paling terkenal adalah Hindiya (India), Urdu (Pakistan) Baasyitu (Afganistan), Farisia (Iran). Sedengkan bahasa eropa yang paling terkenal adalah bahasa yang paling digunakan oleh eropa zaman kontemporer, seperti bahasa inggris, perancis, dan almaniyah.
Di bawah ini adalah jadwal yang menjelaskan bahasa yang serumpun dari tiga bahasa tentang anggota keluarga.
الفرنسية
الإنجليزية
الفاورسية
الكلمات
Pere
Father
بدر
أب
Mere
Mother                       
مادر
أم
Fils
Son
بسر
ابن
Fille
Daughter
دختر
بنت
Frere
Brother
برادر
أخ
Soeur
Sister
خواهر
أخت
Oncle
Uncle
عمّوا
عمّ
Tante
Aunt
عمّه
عمّة
Oncle
Uncl
خالو
خال
Tante
Aunt
خاله
خالة

Di bawah ini juga jadwal yang menjelaskan bahasa-bahasa di eropa yang banyak dikenal termasuk tiga kelompok karena kemiripannya yang besar (tentang anggota badan)[26].
Kelompok Germanika
Kelompok Romanika
Kelompok Slavika

“Tangan”



Inggris = hand
Prancis = main
Rusia = ruka

Belanda = hand
Itali = mano
Rusia = ruka
Jerman = Hand
Spanyol = mano
Bohemia = ruka



“Kaki”


Inggris = foot
Prancis = pied
Rusia = noga
Belanda = voet
Italia = pied
Polski = noga
Jerman = fusz
Spanyol = pie
Bohemis = noha
Dansk = fod

Serbia = noga
Swensk = fot



Upaya berkelanjutan dari perbandingan bahasa dengan dinisbatkan pada perkumpulan yang lain dari bahasa-bahasa Asia-Afrika. Adapun yang mempelopori adalah orang timur yang bernama Al-‘alamni syalustaser, yang menemukan adanya hubungan antara bhasa arab dan bahasa ibriyah beserta saudara dari kumpulan dua bahasa itu. Dalam unsure bahasa, Syalusteser  pada tahun 1798 Masehi, mengatakan bahwa nama Al-fashilah atau Al-usrah As-samiyah itu di hubungkna/nisbatkan pada Sam bin Nuh, dari segi paling banyaknya pengguna bahasa ini adalah keturunanya Sam bin Nuh sebagaimana keterangan dalam kitab Al-ishah Al-asyir Min Safari At-takwin Min At-taurah, dan pada saat ini kita tidak bermaksud mengokohkan nasab keturunan pada kemampuan penamaan golongan ini dari bahasa-bahasa dengan nama bahasa sammiya dan ini sudah ditetapkan dalam sebuah ilpu pada rumpun ke tiga yang telah masyhur disisi rumpun hindia atau arab, bahasa sammiyah yang serumpun terdiri dari bahasa yang masih hidup yaitu: Bahasa arab, bahasa yahudi, bahasa habasyah. Dan dari bahasa yang sudah mati yaitu: bahasa suryaniyah, aramiyah, nibtiyah, akkadiyah, sabiyah.
Abad ke-19 dan 20 telah menyaksikan masa keemasan lingkup perbandingan bahasa, begitu juga tidak suksesnya percobaan pada kebiasaan yang ada pada bahasa ibu, baik itu dalam fashilah hindi dan eropa atau dalam fashilah As-samiyah.[27]
Adapun dari praktek metode perbandingan dalam ilmu bahasa arab, maka kami menyebutkan Al-mu’jam Al-kabir –dari beberapa kamus kumpulan bahasa arab- yang mengeluarkan materi sumber kata bahasa samiyah dan itu contoh dari praktek metode ini dari segi pembuatan kamus, dan dari segi suara, shorf, dan nahwu, adalah Prof. Dr. Romadhon Abdu At-tawab dengan kitabnya: Al-madkhol ila Ilmi Al-lughoh Fi Thobaatihi At-saniyah, tahun 1982.

4.      Al-manhaj At-tarikhi (Historical Linguistic).
Penelitian historis (historical research) digunakan untuk menggambarkan atau memotret keadaan atau kejadian masa lalu yang kemudian digunakan untuk menjadi proses pembelajaran masyarakat sekarang. Penelitian historis merupakan salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik, berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan penyebab pengaruh dan perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan memberikan informasi pada kejadian sekarang serta mengantisipasi kejadian yang akan datang (Sukardi, 2003). Tujuan dari penelitian historis adalah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat (Suryabrata, 2005).  Penelitian historis lebih tergantung pada data yang diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat dalam menganalisis keotentikan, ketepatan dan pentingnya sumber-sumbernya.[28]
Al-manhaj At-tarikhi adalah belajar bahasa dalam unsure suatu bahasa, atau salah satunya sesuai jalanya abad seperti belajar berubahnya tempat keluarnya suara dalam bahasa arab (Penelitian tentang suara), bentuk jamak dan perkembangannya dalam bahasa arab (Penelitian tentang sorf), jumlah istisna’ dan macam-macamnya dalam bahasa arab (Penelitan tentang Nahwu), dan perkembangan penunjukan arti lafadh (dilalah al-fadz) dalam bahasa arab (Penelitian tentang dalalah).
Dalam pemakaian Al-manhaj At-tarikhi masih berhubungan dengan Al-manhaj Al-muqarin, bahkan itu merupakan eksistensi menurut saya (Adol Kholaf), sekiranya membahas metode perbandingan dalam asal bahasa, dan tengahnya bahasa asriyah kemudian datang metode ini maka mengikuti sejarah bahasa sejak dihadapkan bahasa itu dari sisa satu keluarga. Dan tersebarlah sekolah-sekolah bahasa al-amaniyah dengan metode tarikhi yang tersebar dengan metode muqorin.
Warisan orang arab tidak ada dalam manhaj ini, karena para ahli bahasa arab sepakat terhadap nama dengan tuntutan zama yang dituntut bahasa dalam ilmu bahasa Arab dalam setiap waktu dan tempat yang sudah di tentukan, waktu tidak melawati abad ke-4 Hijriyah dari setiap keadaan, sedangkan tempat tidak melewati Jazirah arab dan contoh bahasa arab, dari sini, berhentilah sejarah bahasa arab yang lama dalam ilmu bahasa arab menurut definisi ini.
Meskipun dari presepsi para ahli bahasa arab pada zaman revolusi bahasa yang membicarakan tentang turunya Al-quran dengan bahasa arab, serta mereka mengamati perubahan makna dengan menamainya “Lafadz-lafadz Islam” yang sibuk pada bab fail dalam memikirkan bahasa menurut mereka, berjalan pada metode tarikhi dalam devinisi ini–meskipun demikian, mereka tidak mengikuti perkembangan bahasa arab setelaah itu, tetapi membukukan dalam al-quran 4 hijriyah.
Diantara contoh manhaj At-tarikh yaitu[29] banyak penelitian yang dilakukan pelajaran di kampus-kampus Arab untuk memperoleh geler majister dan doctor dalam sejarah bahasa arab.

E. Metode-Metode baru untuk penelitian bahasa.
Pentingnya penamaan metode penelitian ilmiah seperti yang telah dibahas diatas. Serta telah menyempurnakan ilmu bahasa yang baru pembaagian kelompok dari metode-metode untuk penelitian bahasa, dan setiap metode dari metode-metode ini memenuhi kebutuhan yang dicari dari setiap metode itu pada kejadian bahasa. Sebagian dari metode itu menyikap rahasia aturan-aturan bahasa pada tema pembelajaran, meneliti gerakan perubahan bahasa lintas zaman, serta ada yang meneliti pada cepatnya perubahan pendidikan dalam bidang pembelajaran bahasa.
Ilmu bahasa yang baru menggunakan 4 metode ini:
1.      Metode Discriptive.
2.      Metode Historical.
3.      Metode Comperative.
4.      Metode Contrastive.

1.      Metode Discriptive
Sebagaimana yang sudah di jelaskan dalam sub bab diatasa metode ini juga meneliti sifat bahasa dalam batasan zaman, tempat[30], serta tanpa menjelaskan salah dan benarnya bahasa itu (apa adanya).
Dengan kata lain, metode ini menjelaskan hakikat bahasa itu tanpa menghukumi atau berkomentar tafsir atau ta’wil pada kejelasan bahasa.
Jadi metode ini memotret kejadian bahasa secara jujur dan lurus dengan tujuan membuka hakikat aturan bahasa dalam tingkatan yang bermacam-macam.

2.      Metode Historical
Metode ini berlandaskan pada metode discriptive. Sebagai contoh, Membahas sejarah bahasa zaman jahiliyah dan zaman islamiyah. Langkahnya dimulai dari penelitian discriptive untuk menggunakannya dalam zaman jahiliyah melewati Teks-teks syiir dan prosa orang jahiliyah dan membatasi penunjukan yang bisa dicapai oleh indra dan makna. Kemudian mencari tau hubungan antara satu dalalah dengan dalala-dalalah yang lain pada kalimat, serta menguji dalalah-dalalah yang banyak itu yang mempunyai persmaan.
Bagian pembahasan penunjukan makna “ampunan” dari penjelasan yang berkaitan dengan penunjukan makna “ampunan” yaitu “penutupan dan penyembunyian”, kemudian perpindah kebahasa pada zaman islamidengan penelitian diskriptive, kalimat pada teks bahasamenaruh perhatian pada masa ini. Dengan kehususan Alquran, hadits, dan syiir-syiir islam dan sempurnalah batasan penunjukan makna kalimat dari pencurahan perhatian pada teks-teks itu dan jelaslah bahasa bahwa makna al-afwa dan ashfaha itu tetap dengan ketamaan penggunaan kepemilikan bersama dalam alquran.
Kemudian datanglah ruang lingkup metode historical dengan perbandingan diantara penunjukan-penunjukan kalimat, sekiranya mentrasformasikan makna “at-taghtiyyah dan as-satr”  ((penembunian dan penutu) pada makna “al-afwa dan as-shofha” (ampunan), dan mencakup makna yang baru, kemudian terbebtanglah pembahasan kalimat pada bahasa Arab kontemporer.

3.      Metode Comparative.
Penjelasan metode ini sama halnya dengan penjelasan yang sudah lewat, metode  ini membandingkan dua bahasa atau lebih dengan syarat hubungan bahasa ini masih satu rumpun untuk mengetahui persamaan dan perbedaan. Hal itu sebagaimana tujuan dari metode ini.

4.      Metode Contrastive.
Metode ini merupakan metode baru untuk tujun pendidikan dalam praktek ilmu bahasa dalam bidang yang bermacam-macam. Diantara yang terpenting adalah dalam bidang pendidikan bahasa, disana ada banyak kesesahan yang seseorang menghindari bahasa yang lain (bahasa kedua) yang disandarkan pada bahasa orang tersebut (bahasa ibu), dan kesulitan ini menghasilkan perbedaan yang ada diantara aturan bahasa ibu[31] dan bahasa kedua[32].
Dan yang terpenting didapat dari pertimbangan pada terbukanya bahasa baru yang tidak berakhir jauh dari kebiasaan kebahasaan bahasa ibu[33] yang tetap dalam akal orang itu, dan itu karena bagian dari ucapan, dan bagian khusus dengan bahasa dalam akal yang berbicara pada bahasa ibu dua perintah:
1.      Penyesuaian setiap aturan khusus dengan bahasa ibu dengan setiap tingkatan (suara, sorf, tarkib, dan dalalah)
2.      Berbicara antara akal dan anggota ucapan dengan kesesuaian akal yang menghalangi kemampuan dalam mengucapkan bahasa ibu.
Di bawah ini sebagian dari contoh penelitian ini dalam bidang bahasa antara arab dan inggris.

1.      Dalam tingkatan suara:
Disini ada perbedaan antara suara huruf “ر ” dalam bahasa arab dengan huruf “ R “ dalam bahasa inggris, dan biasanya kebahasan untuk orang arab dalam mengucapkan huruf “ر “ yang umumnya disamakan ketika mengucap huruf  “ R “ dalam bahasa Inggris.
Suara Huruf “ب  ” dalam bahasa arab itu satu fonem, ketika kita menemukan di bahasa inggris ada dua suara: “P – B” yang setiap fonem dari “P” dan “B” mempunyai kekhususan dalam berucap.
2.      Dalam tingkatan susunan kalimat:
Disini ditemukan orang Inggris ketika belajar bahasa Arab bekas dari keadaan orang inggris dalam susunan sifat dan yang disifati, orang arab berucap “ جميل جدا” sedangkan orang inggris “Very nice” dan kebiasaan akal orang inggris mendahulukan sifat, maka akan mengucap جدا جميل"” , “ جدا عظيم “ . Jika dalam tarkib idhofi maka orang arab biasanya mendahulukan mudhof atas mudhof ilaih seperti: Jaamiah Al-Qoohiroh maka orang inggris akan berucap “ Cairo University “ sedangkan orang arab menulis dan mengucapkannya “ University Cairo”.

Perbedaan antara metode contrastive dengan metode Comparative adalah:
1.      Metode comparative meneliti perbandingan antara dua bahasa atau lebih dengan adanya syarat dasar bahasa yang dibandingkan masih dalam satu rumpun.
2.      Metode contrastive dihadapkaan pada dua bahasa walaupun tidak dalam satu rumpun
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
A.    Pengertian Metode
Metode adalah elemen dasar yang bisa menjalankan terhadap tujuan dengan gerakan fikiran dalam pengetahuanya.

B. Definisi Metode Ilmu Bahasa
Metode Ilmu Bahasa adalah metode-metode yang menghukumi batasan atau mengontrol suatu pekerjaan, dan berjalan sesuai dengan tuntutanya ketika mengikuti empat unsur bahasa.

C. Kemunculan Metode-metode ilmu Bahasa Yang Paling Terkenal    
Metode-metode ilmu bahasa yang paling masyhur itu ada empat, yang sesuai dengan urutan sejarahnya: 1. Al-manhaj Al-washfy (Discriptive), 2.  Al-manhaj Al-ushuly, 3. Al-manhaj Al-muqarin (Comperative), 4. Al-manhaj At-tarikhy (Historical).
D.  Macam-macam Metode Ilmu Bahasa
1.  Al-manhaj Al-washfy. Adalah metode yang mendeskripsikan sega;a sesuatu apa adanya tanpa menambah atau mengurangi sedikitpun.
2.  Al-manhaj Al-ushuly. Adalah metode yang muncul karena adanya ilmu ushul fiqh.
3. Al-manhaj Al-muqarin. Adalah medote yang membahasan perbandingan antara dua bahasa yang masih satu rumpun serta perkembangannya.
4. Al-manhaj At-tarikhy. Adalah metode yang membahasa bahasa berdasarkan sejarah munculnya bahasa tersebut.

E. Metode-metode Baru dalam Ilmu Bahasa
1.      Metode Discriptive.
2.      Metode Historical.
3.      Metode Comperative.
4.      Metode Contrastive.
Metode ini saling berkesinambungan, antara lain:
Discriptive – Historical
Comparative – Contrastive – Historical
DAFTAR PUSTAKA



Al-Barry, M. Dahlan. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surbaya: Arkola.

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, edisi 11. Jakarta: Yayasan Obor Indonesi.

Kholaf, Adol. 1994. Allughoh walbahsullughowi. Mesir: Maktabah Adab. Mesir.

Leonardbloomfield. 1995. Language Bahasa (diterjemaahkan oleh I. Sutikno). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nur indah, Rohmani dan Abdurrohman. 2008. Psikolinguistik dan Isu Umum. Malang: UIN-Malang Press.

Sumarno, Alim M.Pd. 2012. Devinisi Metode Tarikhi. (Online), ( http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/penelitian-historis-adalah), diakses 2 Juni 2012.

Sumarno, Alim, M.Pd. 2012 Devinisi Penelitian Historis. (http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/penelitian-kausal-komparatif), diakses 2 Juni 2012).



[1]Leonardbloomfield, Language Bahasa (diterjemaahkan oleh I. Sutikno). (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1995).  Hal: 1.

[2] Ibid., hal: 1.
[3]Dardjowidjojo, Soenjono.Psikolinguistik pengantar pemahaman bahasa manusia. (Edisi 11. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta 2005. Hal: 231.
[4] Chaer, Abdul. Psikolinguistik kajian teoretik. (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. 2003).Hal: 167.
[5]Kholaf, Adol. Allughoh walbahsullughowi,Hal: 61.
[6] Cara yang teratur dan sigtimatis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja. (Kamus Ilmiah Populer.M.  Dahlan Al Barry.Hal: 467. Arkola.Surabaya.2001
Metode menurut kamus besar bahasa Indinesia adalah cara yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai maksud (di ilmu pengetahuan, dsb) cara yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
[7] اللغهوالبحثاللغوى .عادلخل61 :ص.
[8] Ibid., hal: 61.
[9]Ibid., hal: 61.
[10]Ibid., hal: 61.
[11]Di luar tradisi eropa, beberapa bangsa telah mengembangkan ajaran-ajaran kebahasan, terutama suatu dasar zaman kuno. Orang arab menyusun buku tata bahasa bentuk klasik mereka, seperti yang terdapat dalam alquran; dengan model itu, orang yahudi di Negara-negara islam menyusun buku tata bahasa ibrani. Pada zaman renaisans , sarjana-sarjana eropa menjadi terkenal dengan tradisi itu; istilah akar misalnya untuk menamai bagian terpenting suatu kata, berasal dari yunani. Di timur jauh, orang-orang cina telah memperoleh banyak pengetahuan kebahasaan zaman kuno, terutama dengan jalan leksikografi.
Akan tetapi, di india-lah timbulnya ilmu pengetahuan yang ditakdirkan menyebabkan revolusi ide-ide mengenai bahasa eropa. Agama brahma menjaga baik-baik beberapa kumpulan himne yang sangat kuno sebagai teks-teks suci; yang tertua dari kumpulan itu, kitab Reg-Veda, menurut perkiraan tradisional sebagian besar berasal dari sekitar 1200 SM. Karena bahasa teks-teks tersebut lama-lama menjadi kuno, cara mengucapkannya yang sebenarnya, dan tafsirannya yang benar, menjadi tugas orang-orang ahli yang khusus menanganinya. Minat terhadap bahasa pada zaman kuno yang timbul dengan cara itu, dipindahkan dalam cara yang lebih praktis. Di antara orang-orang hindu, seperti diantara kita, kelas-kelas masyarakat yang berbeda, berbeda pula cara bicaranya. Rupanya ada kekuatan-kekuatan yang mempengaruhinya dan menyebabkan penuturan-penuturan kelas atas mengangkat bentuk-bentuk bahasa kelas bawah. Kita dapati para ahli tata bahasa hindu memperluas minat mereka dari kitab-kitab suci ke bahasa kelas atas, dan membuat kaidah-kaidah serta daftar-daftar berbagai bentuk yang menggambarkan berbagai jenis bahasa yang benar, yang mereka sebut Sans-Kerta.Akhirnya, mereka menyusun buku tata bahasa dan leksikon yang sistimatis.Kerja seperti itu selama bergenerasi ke generasi selanjutnya telah telah dilakukan sebelum ditulisnya buku paling tua yang telah sampai kepada kita, tata bahasa Panini. (lebih lengkapnya baca Language bahasa, leonardbloomfield (diterjemaahkan oleh I. Sutikno) hal: 8-9).
[12]اللغهوالبحثاللغوى .عادلخل61 :ص.
[13]Menurut orang arab 10 hijriyah (Lihat اللغهوالبحثاللغوى .عادلخل61 :ص.).
[14] Adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuatu dengan apa adanya (Best: 1982: 119). Pada umumnya penelitian ini menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. (http://ml.scribd.com/doc/82508324/Pengertian-Penelitian-Deskriptif diunduh 2 Juni 2012).
[15]Jika kurun waktu tertentu saja maka disebut penelitian Syncronic, tetapi jika tidak terbatas oleh masa maka disebut penelitian Diacronic.
[16]اللغهوالبحثاللغوى .عادلخل   62 :  ص.
[17]Ibid., hal: 62.
[18] Ibid., hal: 61- 63.
Ibid., hal: 63.
[19] Ibid., Hal: 63.
[20]Seorang linguis Swiss yang sering disebut-sebut sebagai bapak atau pelopor Linguistik Modern. Bukunya yang terkenal Course  de Linguistique Generale (1916). Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoreetik. Hal: 66.
[21] Kata Ushul adalah bentuk jamak dari kata ashl yang menurut bahasa, berarti sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain.
Sedangkan menurut istilah, ashl dapat berarti dalil, seperti dalam ungkapan yang dicontohkan oleh Abu Hamid Hakim :
                          
Artinya:
"Ashl bagi diwajibkan zakat, yaitu Al-Kitab; Allah Ta'ala berfirman: "...dan tunaikanlah zakat!."

[22] Penjelasan Dr. H. Torkis Lubis.
[23] اللغهوالبحثاللغوى .عادلخل68 :ص.
[24] Metode penelitian ini erat dengan penelitian korelasi adalah penelitian komparatif (comparative) atau hubungan sebab akibat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat yang berdasar pada pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu (Suryabratha, 2003). (Sumarno, Alim, M.Pd. 2012 Devinisi Penelitian Historis.(http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/penelitian-kausal-komparatif), diakses 2 Juni 2012).
[25] Loc.Cip., Hal 64.
[26]Language bahasa, leonardbloomfield (diterjemaahkan oleh I. Sutikno). Hal: 7.
Daftar tersebut bisa diperpanjang sampai hampir tidak terbatas, begitu banyak kemiripanya dan begitu jauh menjalar kedalam pembendaharaan kata dan tata bahasa dasar, sehingga tidak akan dapat di jelaskan oleh soal kebetulan atau pinjaman. Kita hanya perlu berpaling kebahasa-bahasa diluar kelompok germanika untuk melihat perbedaan itu. Ciri lain yang patut diperhatikan adalah pengelompokan sistem perbedaan-perbedaan dalam keluaraga germanika. (Baca lebih lengkap:  leonardbloomfield.  Language bahasa. (diterjemahkan oleh I. Sutikno). Hal: 289).
[27] Nama-nama penting stok masa keemasan perpandingan bahasa samiyah khususnya,dan sebagian besar orientalis al-almani; walim roit al-injlizy (W.1889) Nuladkah ‘al-alami (W.1930) baerjaztaro sir Al-alamni (W.1933) Baruklamn ‘al-alamni (W.1956) Walitaman ‘al-alamni (W.1957) Musakati Al-itholi dan syabitler ‘al-alamni. (اللغهوالبحثاللغوى .عادلخل   67 :  ص. )     
[28] Sumarno, Alim, M.Pd. 2012 Devinisi Penelitian Historis. ( http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/penelitian-historis-adalah), diakses 2 Juni 2012.
[29] Contoh dari penelitian historis ini misalnya: penelitian mengenai dampak perubahan kurikulum 1994 KBK sampai kurikulum KTSP. Agar penelitian ini terlaksana dan berhasil maka perlu dipahami langkah penting yang harus dilalui dalam penelitian ini diantaranya menentukan masalah penelitian yang diharapkan memiliki manfaat ganda, menentukan tujuan, menetapkan populasi, dan besarnya sampel, mengevalusi data dengan menggunakan kritik eksternal maupun kritik internal dan yang terakhir adalah melaporkan hasil penelitian kepada masyarakat termasuk melengkapi komponen2 penelitian dan mengkomuniksikan dalam jurnal pengetahuan.(Sumarno, Alim M.Pd. 2012. Devinisi Metode Tarikhi. (Online), ( http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/penelitian-historis-adalah), diakses 2 Juni 2012).
[30] Karena tanpa adanya batasan tersebut, hasilnya akan menyesatkan, karena batasan ini salah satu yang mendorong ketelitian dalam penelitian ilmiah. Diantara batasan-batasan itu dalam bahasa Arab kontemporer dalam kesamaran seperti: 1. Yang terlihat dari kesamaan bahasa Arab kontemporer, maka dilakukanlah pembatasan dalam tingkat penelitian diantaranya: Kesamaan dalam suara, sorf, tarkib, dan dalalah. 2. Bahasa yang akan dibahasa (fasih atau ajam) langkah berikutnya adalah pembatasan zaman (5tahun/ 10 tahun, dst…) sesuai bahasa yang sekiranya cukup untuk merealisasikan  bahasa yang di inginkan. 3. Batasan Tempat: seperti di Mesir/ di seluruh negara Arab, dll.
[31] Bahasa ibu: bahasa yang pertama dikuasai manusia sejak awal hidupnya melalui interaksi dengan sasama anggota masyarakat bahasanya. (Arifudin. Neuro Psikolinguistik. (Jakarta: Rajawali Press.) Hal.,333. Untuk lebih jelasnya bagaimana cara memperoleh bahasa ibu dan bahasa kedua baca: Nur indah, Rohmani dan Abdurrohman. Psikolinguistik dan Isu Umum.(Malang: UIN-Malang Press. 2008). Hal., 61-70.
[32] Bahasa kedua: bahasa yang diperoleh setelah seseorang memiliki bahasa pertama.
Bahasa pertama: kadang-kadang identik dengan bahasa ibu, tetapi bisa jadi tidak sama dengan bahasa ibu kalau bahasa yang digunakan ibu pertama kali berkomunikasi dengan anaknya adalah bahasa kedua atau bahasa asing. (Arifudin. Neuro Psikolinguistik. (Jakarta: Rajawali Press.) Hal.,333.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar