KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Metode Ilmu Bahasa”.
Makalah
ini berisikan tentang metode-metode
penelitian bahasa. Makalah ini di harapkan dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang metode-metode penelitian bahasa. Dalam makalah ini pembaca akan menemukan jawaban atas
beberapa pertanyaan seperti:
Apa pengertian
metode ?
Apa pengertian metode ilmu bahasa?
Bagaimana
sejarah kemunculan metode ilmu bahasa?
Apa
macam-macam metode penelitian bahasa?
Kami
ucapkan Jazakumullah Ahsanal Jaza' kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Terutama kepada
Dosen pengampu mata kuliah Al-Madhol Ila Ilmi Al-Lughah Dr. Torkis lubis yang
selalu membimbing kami, serta teman-teman yang turut menyumbangkan referensi. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Kami
menyadari makalah ini kurang sempurna jika tanpa bantuan pembaca. Oleh karena
itu, selalu kami nantikan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga bermanfaat. Amin.
Malang, 09 Juni 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI....................................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 3
1.1 A. Latar Belakang............................................................................................................ 3
B. Tujuan ........................................................................................................................ 4
C. Rumusan
Masalah....................................................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
2.1
Kajian Pustaka................................................................................................................. 5
A. Pengertian Metode
..................................................................................................... 5
B Pengertian
Metode Ilmu Bahasa. ............................................................................... 5
C.
Kemunculan Metode Ilmu
Bahasa.............................................................................. 5
D. Macam-macam Metode Penelitian Bahasa
................................................................ 6
E. Metode-Metode Baru
Untuk Penelitian Bahasa.......................................................... 13
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................. 17
3.1
Kesimpulan....................................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 18
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan sesuatu
yang unik yang akan terus hidup dan berkembang seiring berjalannya waktu. Bahasa memainkan peranan penting
dalam hidup kita. Barangkali
karena lazimnya, jarang sekali kita memperhatikannya seperti halnya berjalan
dan bernafas[1].
Akan
tetapi, ada keadaan-keadaan tertentu yang mana orang-orang berpendidikan
tradisional membicarakan persoalan-persoalan bahasa.[2]
Di antara
bahasa satu dengan bahasa yang lain terkadang hampir sama dalam kalimatnya, jumlah hurufnya, dan pengucapannya
dan dengan arti yang sama atau
terkadang satu bahasa dengan bahasa yang lain secara universal memiliki huruf
konsonan yang sama[3], sehingga
seringkali membuat tanda tanya, diantaranya pertanyaan itu adalah “sebenarnya bahasa ini
dengan bahasa itu lebih dulu mana?’’ atau seperti pertanyaan “bagaimana pemerolehan sebuah
bahasa sehingga hampir bersinambung dalam lafadznya?[4].
Ternyata jawabannya bisa
diketahui ketika sudah diketahui asal bahasa itu sendiri.
Mulai dari hipotesis yang ringan ini, sebagai mana yang
kita ketahu untuk mengetahui serta melakukan
penelitian
suatu bahasa yang ada di dunia ini sebuah metode mutlak dibutuhkan. Metode
membantu manusia dalam sebuah penelitian bahasa, tanpa adanya metode manusia
tidak bisa menemukan sebuah ilmu karena unsur sebuah ilmu terselip dalam
metode. Jadi dalam sebuah penelitian bahasa, sebuah metode mempunyai peran yang
sangat urgen.
Metode yang ada sangat
banyak tetapi kami mengambil
dalam bahasan makalah ini metode-metode yang masyhur saja. Metode tersebut ada 4 yaitu; metode wasyfi (descriptive), metode ushuli, metode
muqorin (comparative), dan metode tarikhi (historical)[5], serta perkembangan metode-metode ini mulai
kemunculan, pengertian, fungsi, serta contoh-contoh kongkritnya, karena kami menyimpulkan setelah
memahami metode-metode tersebut yaitu dari keempat metode tersebut ujung-ujungnya
tetap melewati metode wasyfi dan ushuli.
Dengan memahami metode-metode ini dari mulai
kemunculan, pengertian, fungsi, serta contoh-contoh kongkritnya diharapkan
dapat memahami suatu bahasa dari akar bahasa itu sendiri muncul serta dapat memberikan
sebuah kontribusi dalam bidang bahasa secara umum. Karena dengan memahami
metode-metode ini kita bias mengerti asal-usul suatu bahasa, singkronisasi
diantara bahasa-bahasa.
Semoga dapat memberikan tambahan wawasan bagi penulis khususnya dan juga bagi
para pembaca umumnya. Amin.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini dapat di bagi menjadi
dua
tujuan besar yaitu Main Purpose (tujuan
Umum) dan Special Purpose (tujuan
khusus). Tujuan umum penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami sebuah metode dalam penelitian bahasa secara umum sehingga
dapat berfikir secara logis serta dapat mengambil kesimpulan dengan obyektif.
Sedangkan tujuan khusus dari penulisan malakah ini adalah sebagai berikut:
1)
Dapat Mengetahui Tentang Metode.
2)
Dapat Mengetahui Metode Ilmu Bahasa.
3)
Dapat Mengetahui Kemunculan Metode Ilmu Bahasa.
4)
Dapat Mengetahui Macam-macam Metode Ilmu Bahasa Yang
Paling Terkenal.
5)
Dapat Mengetahui
Macam-Macam Metode Ilmu Bahasa Yang Baru.
1.3 Rumusan Masalah
1)
Apa pengertian Metode ?
2)
Apa pengertian Metode Ilmu Bahasa
?
3)
Bagaimana
Kemunculan Metode Ilmu
Bahasa ?
4)
Ada Berapa Macam-Macam Metode Ilmu Bahasa Yang Paling Terkenal?
5)
Ada Berapa Macam-Macam Metode Ilmu Bahasa Yang Baru?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
A. Pengertian Metode
Metode[6]
adalah elemen
dasar yang bisa
menjalankan terhadap tujuan dengan gerakan fikiran dalam pengetahuannya[7].
Pengambilan sebuah metode merupakan sesuatu keharusan yang nampak dalam berbagai ilmu pengetahuan, maka tidak akan di temukan sebuah ilmu
tanpa adanya
sebuah metode. Karena semua unsur ilmu itu berjalan sesuai dengan metodenya[8].
B. Definisi Metode Ilmu Bahasa
Metode Ilmu Bahasa adalah metode-metode yang menghukumi batasan atau
mengontrol suatu pekerjaan, dan berjalan sesuai dengan tuntutanya ketika mengikuti
empat unsur bahasa[9].
C. Kemunculan Metode-metode ilmu Bahasa Yang Paling
Terkenal
Metode-metode ilmu bahasa yang
paling masyhur itu ada empat, yang sesuai dengan urutan sejarahnya: 1.
Al-manhaj Al-washfy. 2. Al-manhaj
Al-ushuly. 3. Al-manhaj Al-muqarin. 4. Al-manhaj At-tarikhy.[10]
Metode yang pertama yaitu Al-washfy
sudah disebut di atas dengan menggunakan pemikiran bahasa, kemudian –menurut
orang arab dari abad ke-10 Masehi- Al-ushuly. Adapun dua manhaj yang
lain (Al-muqarin dan At-tarkhy) tidak dianjurkan untuk
mengetahuinya kecuali setelah ditemukanya bahasa sansakerta -yaitu bahasa
hindy kuno- seperempat akhir abad ke-18 H[11],
oleh karena itu dalam dua manhaj ini tidak di bahas tentang bahasa secara
sempurna sebelum iktisaf ini. Sesungguhnya pembahasan Al-manhaj
Al-washfy juga mungkin dapat dilakukan dengan sebagian batasan-batasanya
dengan jalan Al-mulahadzah Ad-dzatiyah, (observasi) dan Al-manhaj
Al-ushuly –menurut orang Arab-yang merupakan model Ilmu ushulul Al-fiqh,
oleh karena itu Al-manhaj Al-washfy dan Al-manhaj Al-ushuly di
anggap lebih dulu (Qodimaini) dari pada Al-manhaj Al-muqarin dan Almanhaj
At-tarikhy (Haditsaini).[12]
Untuk lebih
mudahnya lihat tabel dibawh ini:
No
|
Metode
|
Tahun Kemunculan
|
Sebab Kemunculan
|
1
|
Discriptive
|
4 Hijriyah[13]
|
Mengembangkan karena banyaknya aplikasi dalam bahasa Arab.
|
2
|
Ushuli
|
4 Hijriyah
|
Mencontoh metode usul
|
3
|
Comperative
|
18 Hijriyah
|
Setelah adanya bahasa Sans-Kerta di India
|
4
|
Historical
|
18 Hijriyah
|
D. Macam-macam Metode Ilmu Bahasa.
1.
Al-manhaj Al-washfy (Descriptive Linguistics[14]).
Al-manhaj Al-washfy adalah metode
penelitian bahasa dalam tingkatannya atau tempatnya dari empat segi yang di kumpulkan dalam bidang-bidang
ilmu bahasa, seperti melaksanakan belajar bahasa arab dari abad ke abad[15]
atau di tempat tertentu dari segi suara, bentuk, dan susunan jumlah, dari segi petunjuk lafadznya atau
petunjuk susunanya[16].
Al-manhaj Al-washfy (pendekatan deskriptif) bergantung pada transfer
dari realistis sebagaimana yang sudah ada.
Diantara dasar-dasar metode ini sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam ilmu bahasa yang lama:
1. Tidak mensifati
bahasa dengan sifat-sifat berlebihan, misalnya kita mensifati bahasa ini renda,
jarang, jelek, tercela, atau sifat-sifat yang lain.
Sesungguhnya metode ini mendahulukan pelajaran waqiiyah untuk berbagai macam bahasa dalam tingkatan dan tempatnya yang
dibatasi, dan metode-metode ini yang lebih dahulu, meskipun sudah
terkontaminasi dengan perbedaan-perbedaan landasan atau dasar yang sudah di
sebut, diantara yang mendahulukan pelajaran bahasa dengan metode ini adalah
ulama India kuno, yaitu Banini (Abad ke-7 SM) dengan bahasa india kuno, hal itu
ada dalam kitabnya, Al-aqsam As-stamaniya, Dimana ia diberi sebuah
penelitian deskriptif (terutama dalam hal suara) ke bahasa waktunya[18].
Ketika kita membahas tentang penerapanAl-manhaj Al-washfy dalam
ilmu bahsa arab, maka kita akan menganggap kitabnya imam Sibawaihy adalah kitab
ilmu bahasa Al-washfy. Sekiranya bisa menunjukan kepada kita sifat yang lembut untuk meletakkan bahasa
arab, dan di dalam muqoddimahnya Al-janib
As-shoty (Abad ke-2 Hijriyah/8 Masehi) dalam perkatanya dari beberapa perkataanya orang arab, yaitu
dari kawasan arab yang bisa disaksikan contoh-contoh syi’ir dan prosa.
Dan penolakan Imam Sibawaihy hanya dari tingkat non-linguistik yang
tidak fashih tingkat yang terbiasa, dan mengumpulkan menguatkan dan duduk
aturan, dan menobatkan dirinya sendiri sadar akan bahasa Arab, dan juga
deskripsi tentang karakteristik tingkat ini terkenal.
Menggunakan Al-manhaj Al-washfy –menurut orang arab- sudah tidak
berlaku lagi, orang-orang arab menjadikan zamanya sebagai setandar kebenaran
bahasa pada setiap zaman setelahnya, ini harus dihentikan karena kami memiliki studi sangat
deskriptif dari bahasa Arab setelah abad kedua, itu dikarenakan kurangnya
kehawatiran dalam sejarah bahasa arab yang tidak mampu
memahai perkembangan bahasa arab fusha atas lisannya orang-orang yang
menggunakan bahasa fusha seiring dengan berjalannya waktu, kecuali yang di cari
dari kitab Lahni al-Ammah ( kesalahan umum ) yang mana di dalamnya kejadian bahasa pada zaman pengarangnya yang tidak
berdasarkan pada manhaj al-washfi. Adapun yang menggunakan bahasa
fushah diantaranya kitab Islahu Al-mantiq karya ibnu Sukait, kitab Fasihu
Al-kalam karya Tsa’labi (Abad ke-3) kitab Lahnu Al-awam karya Abu
Bakar Az-zubaidi (Abad ke-4) kitab Tasqifu Al-lisan karya Ibnu Makki
As-shoqli (Abad ke-5) kitab Taqwinu Al-lisan karya Ibnu Al-jauzi (Abad
ke-6)[19].
Al-manhaj Al-washfy yang dijadikan perwakilan oleh fardinand De Sausuer (1857-1913)[20]
dan para pengikutnya dari para linguis kontemporer.
2.
Al-manhaj Al-ushuly[21]
Metode ini merupakan
metode dalam pencarian sumber-sumber bahasa, seperti halnya meneliti suatu asal
ataupun dasar wajibnya shalat maka ditemukanlah asal atau dasarnya yaitu ayat
al-quran “Aqiimu Ash-Shalat”[22].
Kenapa metode ini sudah digunakan oleh para ahli bahasa arab mulai abad ke-4
Hijriya/ke-10 Masehi mempunyai dampak positif terhadap ilmu ushul fiqih untuk
mencapai kemakmuran pada zaman ini.
Metode ini sendiri
telah di gunakan dalam beberapa kitab gramatika arab, diantaranya Al-ushul
Fi An-nahwi karya Abu Bakar Bin Siraj, Al-idhoh Fi Ilali An-nahwi
karya Az-zujaji, Ar-ro’id Al-khosois karya Ibnu Jinni, kitab Lumau
Al-adillah karya Abu Albarakat bin Al-anbari, kitab Ushul An-nahwi,
dan kitab Al-iqtirah karya jalaluddin As-suyuthi[23].
Sedangkan dalam ilmu bahasa Ibnu Faris
menggunkanaya dalam kitabnya yang berjudul Maqobisi Al-lughah.
Manhaj ini bepegangan pada dalil sejarah atau melihat sesuatu yang
berada di belakang aturan bahasa yang sudah di hasilkan oleh bahasa Arab.
Dan kejelasan aplikasi dari metode ini ada dalam analisis teks-teks
gramatiak Arab, sebagaimana dalam jadwal atau analisis dalil sebagaimana dalam
Syarah Al-fiyah Ibnu Malik karya Abu Ishaq As-syatyib.
3.
Al-manhaj Al-muqarin (Comparative[24]
Linguistics).
Menurut bahasa Al-muqoronah mengikuti wazan Mufa’alatun dari Bab
ruba’I mazid: Qoorona, - sesuatu beserta sesuatu yang lain,
atau perbandingan diantara dua perkara. Sedangkan dalalah yang menunjukkan terhadap makna yang
sudah disebutkan adalah dalalah muhaddatsah. Dan juga isim fail:
Muqorin, serta isim maf’ul: Muqaran[25].
Metode ini berupa pilihan dikotomis bahasa,pemilihan,perbandingan bahasa (bahasa arab dengan bahasa lain).
Al-muqaranah menurut
istilah ilmu bahsa atau Al-manhaj Al-muqorin dalam ilmu bahasa mempelajari
jelasnya suara, sorf, nahwu, dan kamus dalam bahasa dalam bahasa yang satu
rumpun atau dari suatu cabang bahasa yang satu, smapai menjadi perkumpulan
bhasa yang satu atau cabang dari berbagai cabang bahsa yang satu. Seperti
mempelajari dhomir-dhomir dalam dua bahsa arab dan ibrani (dari satu bahasa)
dan susunan jumlah dari dua bahasa inggris dan persi (dari satu bahasa) dan
peralatan rumah tangga dari dua bahasa faronsi dan asbani (cabang dari satu
bahasa).
Ada tiga syarat yang harus terpenuhi dalam menggunakan metode ini.
1. Tidak mengambil kelebihan suatu bahasa, yang
bisa mengutamakan suatu bahasa dari pada yang lain dan menolak meletakan bahasa
yang diunggulkan pada bahasa yang lain.
2. Muqoronah di antara dua bahasa atau bahkan
lebih harus terdiri dari satu fashilah atau satu rumpun.
3. Muqoronah itu harus sesuai terhadap dua bahasa
atau lebih dalam masalah perbandingannya dan tidak cukup dengan hasil-hasil
yang tersebut.
Tiga syarat ini tidak bisa dipastikan secara sempurna sebelum masa
kontemporer, dari sini maka tidak akan ditemukan metode ini dalam bidang
penelitian bahasa kecuali di zaman kontemporer. Pertama kali yang harus
terpenuhi dari syarat-syarat ini dan menyampaikan bentuk metode ini adalah
mengetahui bahasa-bahasa yang satu rumpun yang sempurna setelah terbukanya
bahasa sansakaritiyah –bahasa hindi kuno- pada tahun 1776 mustayraq al-injilizi
dan Liyam Janes. Setelah selesai berjuang pada dministrasi hubungan global
antara suatu bahasa dengan bahasa persi itu berdekatan dari satu sisi dan
diantara suatu bahasa dengan dua bahasa eropa kuno (yunani dan latin) dari segi
yang lain serta dalam unsure bahasa dan hal ini membuahkan dampak positif yang
berupa pengetahuan sempurna tentang kekerabatan perkumpulan bahasa-bahasa asia
dan eropa, berbicara hal itu, Al-fashilah Al-hindiyah_eropa atau india eropa,
bahasa-bahasa asia yang paling terkenal adalah Hindiya (India), Urdu (Pakistan)
Baasyitu (Afganistan), Farisia (Iran). Sedengkan bahasa eropa yang paling
terkenal adalah bahasa yang paling digunakan oleh eropa zaman kontemporer,
seperti bahasa inggris, perancis, dan almaniyah.
Di bawah ini adalah jadwal yang menjelaskan bahasa yang serumpun dari
tiga bahasa tentang anggota keluarga.
الفرنسية
|
الإنجليزية
|
الفاورسية
|
الكلمات
|
Pere
|
Father
|
بدر
|
أب
|
Mere
|
Mother
|
مادر
|
أم
|
Fils
|
Son
|
بسر
|
ابن
|
Fille
|
Daughter
|
دختر
|
بنت
|
Frere
|
Brother
|
برادر
|
أخ
|
Soeur
|
Sister
|
خواهر
|
أخت
|
Oncle
|
Uncle
|
عمّوا
|
عمّ
|
Tante
|
Aunt
|
عمّه
|
عمّة
|
Oncle
|
Uncl
|
خالو
|
خال
|
Tante
|
Aunt
|
خاله
|
خالة
|
Di bawah ini juga jadwal yang menjelaskan bahasa-bahasa di eropa yang
banyak dikenal termasuk tiga kelompok karena kemiripannya yang besar (tentang
anggota badan)[26].
Kelompok Germanika
|
Kelompok Romanika
|
Kelompok Slavika
|
“Tangan”
|
||
Inggris = hand
|
Prancis = main
|
Rusia = ruka
|
Belanda = hand
|
Itali = mano
|
Rusia = ruka
|
Jerman = Hand
|
Spanyol = mano
|
Bohemia = ruka
|
“Kaki”
|
||
Inggris = foot
|
Prancis = pied
|
Rusia = noga
|
Belanda = voet
|
Italia = pied
|
Polski = noga
|
Jerman = fusz
|
Spanyol = pie
|
Bohemis = noha
|
Dansk = fod
|
Serbia = noga
|
|
Swensk = fot
|
Upaya berkelanjutan dari perbandingan bahasa dengan dinisbatkan pada
perkumpulan yang lain dari bahasa-bahasa Asia-Afrika. Adapun yang mempelopori
adalah orang timur yang bernama Al-‘alamni syalustaser, yang menemukan adanya
hubungan antara bhasa arab dan bahasa ibriyah beserta saudara dari kumpulan dua
bahasa itu. Dalam unsure bahasa, Syalusteser
pada tahun 1798 Masehi, mengatakan bahwa nama Al-fashilah atau Al-usrah
As-samiyah itu di hubungkna/nisbatkan pada Sam bin Nuh, dari segi paling
banyaknya pengguna bahasa ini adalah keturunanya Sam bin Nuh sebagaimana
keterangan dalam kitab Al-ishah Al-asyir Min Safari At-takwin Min At-taurah,
dan pada saat ini kita tidak bermaksud mengokohkan nasab keturunan pada
kemampuan penamaan golongan ini dari bahasa-bahasa dengan nama bahasa sammiya
dan ini sudah ditetapkan dalam sebuah ilpu pada rumpun ke tiga yang telah
masyhur disisi rumpun hindia atau arab, bahasa sammiyah yang serumpun terdiri
dari bahasa yang masih hidup yaitu: Bahasa arab, bahasa yahudi, bahasa
habasyah. Dan dari bahasa yang sudah mati yaitu: bahasa suryaniyah, aramiyah,
nibtiyah, akkadiyah, sabiyah.
Abad ke-19 dan 20 telah menyaksikan masa keemasan lingkup perbandingan
bahasa, begitu juga tidak suksesnya percobaan pada kebiasaan yang ada pada
bahasa ibu, baik itu dalam fashilah hindi dan eropa atau dalam fashilah
As-samiyah.[27]
Adapun dari praktek metode
perbandingan dalam ilmu bahasa arab, maka kami menyebutkan Al-mu’jam
Al-kabir –dari beberapa kamus kumpulan bahasa arab- yang mengeluarkan
materi sumber kata bahasa samiyah dan itu contoh dari praktek metode ini dari
segi pembuatan kamus, dan dari segi suara, shorf, dan nahwu, adalah Prof. Dr.
Romadhon Abdu At-tawab dengan kitabnya: Al-madkhol ila Ilmi Al-lughoh
Fi Thobaatihi At-saniyah, tahun 1982.
4.
Al-manhaj
At-tarikhi (Historical Linguistic).
Penelitian historis
(historical research) digunakan untuk menggambarkan atau memotret keadaan atau
kejadian masa lalu yang kemudian digunakan untuk menjadi proses pembelajaran
masyarakat sekarang. Penelitian historis merupakan salah satu penelitian
mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik, berkaitan dengan
kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan penyebab
pengaruh dan perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan memberikan
informasi pada kejadian sekarang serta mengantisipasi kejadian yang akan datang
(Sukardi, 2003). Tujuan dari penelitian historis adalah untuk membuat rekontruksi
masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan
fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat (Suryabrata, 2005). Penelitian
historis lebih tergantung pada data yang diobservasi oleh peneliti sendiri.
Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat dalam menganalisis
keotentikan, ketepatan dan pentingnya sumber-sumbernya.[28]
Al-manhaj At-tarikhi adalah belajar bahasa dalam unsure suatu bahasa,
atau salah satunya sesuai jalanya abad seperti belajar berubahnya tempat
keluarnya suara dalam bahasa arab (Penelitian tentang suara), bentuk jamak dan
perkembangannya dalam bahasa arab (Penelitian tentang sorf), jumlah istisna’
dan macam-macamnya dalam bahasa arab (Penelitan tentang Nahwu), dan
perkembangan penunjukan arti lafadh (dilalah al-fadz) dalam bahasa arab
(Penelitian tentang dalalah).
Dalam pemakaian Al-manhaj At-tarikhi masih berhubungan dengan Al-manhaj
Al-muqarin, bahkan itu merupakan eksistensi menurut saya (Adol Kholaf), sekiranya
membahas metode perbandingan dalam asal bahasa, dan tengahnya bahasa asriyah
kemudian datang metode ini maka mengikuti sejarah bahasa sejak dihadapkan
bahasa itu dari sisa satu keluarga. Dan tersebarlah sekolah-sekolah bahasa
al-amaniyah dengan metode tarikhi yang tersebar dengan metode muqorin.
Warisan orang arab tidak ada dalam manhaj ini, karena para ahli bahasa
arab sepakat terhadap nama dengan tuntutan zama yang dituntut bahasa dalam ilmu
bahasa Arab dalam setiap waktu dan tempat yang sudah di tentukan, waktu tidak
melawati abad ke-4 Hijriyah dari setiap keadaan, sedangkan tempat tidak
melewati Jazirah arab dan contoh bahasa arab, dari sini, berhentilah sejarah
bahasa arab yang lama dalam ilmu bahasa arab menurut definisi ini.
Meskipun dari presepsi para ahli bahasa arab pada zaman revolusi bahasa
yang membicarakan tentang turunya Al-quran dengan bahasa arab, serta mereka
mengamati perubahan makna dengan menamainya “Lafadz-lafadz Islam” yang sibuk
pada bab fail dalam memikirkan bahasa menurut mereka, berjalan pada metode
tarikhi dalam devinisi ini–meskipun demikian, mereka tidak mengikuti
perkembangan bahasa arab setelaah itu, tetapi membukukan dalam al-quran 4
hijriyah.
Diantara contoh manhaj At-tarikh yaitu[29]
banyak penelitian yang dilakukan pelajaran di kampus-kampus Arab untuk
memperoleh geler majister dan doctor dalam sejarah bahasa arab.
E.
Metode-Metode baru untuk penelitian bahasa.
Pentingnya penamaan
metode penelitian ilmiah seperti yang telah dibahas diatas. Serta telah
menyempurnakan ilmu bahasa yang baru pembaagian kelompok dari metode-metode
untuk penelitian bahasa, dan setiap metode dari metode-metode ini memenuhi
kebutuhan yang dicari dari setiap metode itu pada kejadian bahasa. Sebagian
dari metode itu menyikap rahasia aturan-aturan bahasa pada tema pembelajaran,
meneliti gerakan perubahan bahasa lintas zaman, serta ada yang meneliti pada
cepatnya perubahan pendidikan dalam bidang pembelajaran bahasa.
Ilmu bahasa yang baru menggunakan 4
metode ini:
1.
Metode Discriptive.
2.
Metode
Historical.
3.
Metode
Comperative.
4.
Metode
Contrastive.
1.
Metode
Discriptive
Sebagaimana yang sudah di jelaskan dalam sub bab
diatasa metode ini juga meneliti sifat bahasa dalam batasan zaman, tempat[30],
serta tanpa menjelaskan salah dan benarnya bahasa itu (apa adanya).
Dengan kata lain, metode ini menjelaskan hakikat
bahasa itu tanpa menghukumi atau berkomentar tafsir atau ta’wil pada kejelasan
bahasa.
Jadi metode ini
memotret kejadian bahasa secara jujur dan lurus dengan tujuan membuka hakikat aturan
bahasa dalam tingkatan yang bermacam-macam.
2.
Metode
Historical
Metode ini berlandaskan pada metode discriptive.
Sebagai contoh, Membahas sejarah bahasa zaman jahiliyah dan zaman islamiyah.
Langkahnya dimulai dari penelitian discriptive untuk menggunakannya dalam zaman
jahiliyah melewati Teks-teks syiir dan prosa orang jahiliyah dan membatasi
penunjukan yang bisa dicapai oleh indra dan makna. Kemudian mencari tau
hubungan antara satu dalalah dengan dalala-dalalah yang lain pada kalimat,
serta menguji dalalah-dalalah yang banyak itu yang mempunyai persmaan.
Bagian pembahasan penunjukan makna “ampunan” dari
penjelasan yang berkaitan dengan penunjukan makna “ampunan” yaitu “penutupan
dan penyembunyian”, kemudian perpindah kebahasa pada zaman islamidengan penelitian
diskriptive, kalimat pada teks bahasamenaruh perhatian pada masa ini. Dengan
kehususan Alquran, hadits, dan syiir-syiir islam dan sempurnalah batasan
penunjukan makna kalimat dari pencurahan perhatian pada teks-teks itu dan
jelaslah bahasa bahwa makna al-afwa dan ashfaha itu tetap dengan ketamaan
penggunaan kepemilikan bersama dalam alquran.
Kemudian datanglah ruang lingkup metode historical
dengan perbandingan diantara penunjukan-penunjukan kalimat, sekiranya
mentrasformasikan makna “at-taghtiyyah dan as-satr” ((penembunian dan penutu) pada makna “al-afwa
dan as-shofha” (ampunan), dan mencakup makna yang baru, kemudian terbebtanglah
pembahasan kalimat pada bahasa Arab kontemporer.
3.
Metode
Comparative.
Penjelasan metode ini sama halnya dengan penjelasan
yang sudah lewat, metode ini
membandingkan dua bahasa atau lebih dengan syarat hubungan bahasa ini masih
satu rumpun untuk mengetahui persamaan dan perbedaan. Hal itu sebagaimana
tujuan dari metode ini.
4.
Metode
Contrastive.
Metode ini merupakan metode baru untuk tujun
pendidikan dalam praktek ilmu bahasa dalam bidang yang bermacam-macam. Diantara
yang terpenting adalah dalam bidang pendidikan bahasa, disana ada banyak
kesesahan yang seseorang menghindari bahasa yang lain (bahasa kedua) yang
disandarkan pada bahasa orang tersebut (bahasa ibu), dan kesulitan ini
menghasilkan perbedaan yang ada diantara aturan bahasa ibu[31]
dan bahasa kedua[32].
Dan yang terpenting didapat dari pertimbangan pada
terbukanya bahasa baru yang tidak berakhir jauh dari kebiasaan kebahasaan
bahasa ibu[33] yang
tetap dalam akal orang itu, dan itu karena bagian dari ucapan, dan bagian
khusus dengan bahasa dalam akal yang berbicara pada bahasa ibu dua perintah:
1.
Penyesuaian
setiap aturan khusus dengan bahasa ibu dengan setiap tingkatan (suara, sorf,
tarkib, dan dalalah)
2.
Berbicara antara
akal dan anggota ucapan dengan kesesuaian akal yang menghalangi kemampuan dalam
mengucapkan bahasa ibu.
Di bawah ini sebagian dari contoh penelitian ini
dalam bidang bahasa antara arab dan inggris.
1.
Dalam tingkatan
suara:
Disini
ada perbedaan antara suara huruf “ر
” dalam bahasa arab dengan huruf “ R “ dalam bahasa inggris, dan biasanya
kebahasan untuk orang arab dalam mengucapkan huruf “ر
“ yang umumnya disamakan ketika mengucap huruf
“ R “ dalam bahasa Inggris.
Suara
Huruf “ب ”
dalam bahasa arab itu satu fonem, ketika kita menemukan di bahasa inggris ada
dua suara: “P – B” yang setiap fonem dari “P” dan “B” mempunyai kekhususan
dalam berucap.
2.
Dalam tingkatan
susunan kalimat:
Disini
ditemukan orang Inggris ketika belajar bahasa Arab bekas dari keadaan orang
inggris dalam susunan sifat dan yang disifati, orang arab berucap “ جميل جدا” sedangkan orang inggris “Very nice” dan
kebiasaan akal orang inggris mendahulukan sifat, maka akan mengucap جدا جميل"” , “ جدا عظيم “
. Jika dalam tarkib idhofi maka orang arab biasanya mendahulukan mudhof atas
mudhof ilaih seperti: Jaamiah Al-Qoohiroh maka orang inggris akan
berucap “ Cairo University “ sedangkan orang arab menulis dan mengucapkannya “
University Cairo”.
Perbedaan
antara metode contrastive dengan metode Comparative adalah:
1.
Metode
comparative meneliti perbandingan antara dua bahasa atau lebih dengan adanya
syarat dasar bahasa yang dibandingkan masih dalam satu rumpun.
2.
Metode
contrastive dihadapkaan pada dua bahasa walaupun tidak dalam satu rumpun
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
A. Pengertian Metode
Metode adalah elemen dasar yang bisa menjalankan terhadap tujuan dengan gerakan
fikiran dalam pengetahuanya.
B. Definisi Metode Ilmu Bahasa
Metode Ilmu Bahasa adalah metode-metode yang
menghukumi batasan atau mengontrol suatu pekerjaan, dan berjalan sesuai dengan
tuntutanya ketika mengikuti empat unsur bahasa.
C. Kemunculan Metode-metode ilmu Bahasa Yang Paling
Terkenal
Metode-metode
ilmu bahasa yang paling masyhur itu ada empat, yang sesuai dengan urutan
sejarahnya: 1. Al-manhaj Al-washfy
(Discriptive), 2. Al-manhaj Al-ushuly, 3. Al-manhaj Al-muqarin
(Comperative), 4. Al-manhaj At-tarikhy (Historical).
D. Macam-macam Metode Ilmu Bahasa
1. Al-manhaj
Al-washfy. Adalah metode yang mendeskripsikan sega;a sesuatu apa adanya tanpa
menambah atau mengurangi sedikitpun.
2.
Al-manhaj Al-ushuly. Adalah metode yang muncul karena adanya ilmu ushul
fiqh.
3. Al-manhaj
Al-muqarin. Adalah medote yang membahasan perbandingan antara dua bahasa yang
masih satu rumpun serta perkembangannya.
4. Al-manhaj
At-tarikhy. Adalah metode yang membahasa bahasa berdasarkan sejarah munculnya
bahasa tersebut.
E. Metode-metode Baru dalam Ilmu Bahasa
1.
Metode
Discriptive.
2.
Metode
Historical.
3.
Metode
Comperative.
4.
Metode
Contrastive.
Metode
ini saling berkesinambungan, antara lain:
Discriptive
– Historical
Comparative
– Contrastive – Historical
DAFTAR PUSTAKA
Al-Barry, M. Dahlan. 2001.
Kamus Ilmiah
Populer. Surbaya:
Arkola.
Chaer,
Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Dardjowidjojo,
Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, edisi 11. Jakarta: Yayasan Obor Indonesi.
Kholaf, Adol. 1994.
Allughoh walbahsullughowi. Mesir: Maktabah Adab. Mesir.
Leonardbloomfield. 1995.
Language Bahasa (diterjemaahkan oleh I. Sutikno). Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Nur indah, Rohmani dan
Abdurrohman. 2008. Psikolinguistik dan
Isu Umum. Malang: UIN-Malang Press.
Fahmi.
2009. Metode
Penelitian Bahasa. (http://stf081100039.wordpress.com/2011/07/12/koneksitas-antara-linguistik-dengan-metode-pembelajaran-bahasa), diakses
2 Juni 2012.
[1]Leonardbloomfield,
Language Bahasa (diterjemaahkan oleh I. Sutikno). (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 1995). Hal: 1.
[2] Ibid.,
hal: 1.
[3]Dardjowidjojo,
Soenjono.Psikolinguistik pengantar pemahaman bahasa manusia. (Edisi 11. Jakarta.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta 2005. Hal: 231.
[6] Cara yang
teratur dan sigtimatis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja. (Kamus Ilmiah
Populer.M. Dahlan Al Barry.Hal: 467.
Arkola.Surabaya.2001
Metode
menurut kamus besar bahasa Indinesia adalah cara yang teratur dan terfikir
baik-baik untuk mencapai maksud (di ilmu pengetahuan, dsb) cara yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
[7] اللغهوالبحثاللغوى
.عادلخل61 :ص.
[8] Ibid.,
hal: 61.
[9]Ibid., hal:
61.
[10]Ibid.,
hal: 61.
[11]Di luar
tradisi eropa, beberapa bangsa telah mengembangkan ajaran-ajaran kebahasan,
terutama suatu dasar zaman kuno. Orang arab menyusun buku tata bahasa bentuk
klasik mereka, seperti yang terdapat dalam alquran; dengan model itu, orang
yahudi di Negara-negara islam menyusun buku tata bahasa ibrani. Pada zaman
renaisans , sarjana-sarjana eropa menjadi terkenal dengan tradisi itu; istilah
akar misalnya untuk menamai bagian terpenting suatu kata, berasal dari yunani.
Di timur jauh, orang-orang cina telah memperoleh banyak pengetahuan kebahasaan
zaman kuno, terutama dengan jalan leksikografi.
Akan
tetapi, di india-lah timbulnya ilmu pengetahuan yang ditakdirkan menyebabkan
revolusi ide-ide mengenai bahasa eropa. Agama brahma menjaga baik-baik beberapa
kumpulan himne yang sangat kuno sebagai teks-teks suci; yang tertua dari
kumpulan itu, kitab Reg-Veda, menurut perkiraan tradisional sebagian besar
berasal dari sekitar 1200 SM. Karena bahasa teks-teks tersebut lama-lama
menjadi kuno, cara mengucapkannya yang sebenarnya, dan tafsirannya yang benar,
menjadi tugas orang-orang ahli yang khusus menanganinya. Minat terhadap bahasa
pada zaman kuno yang timbul dengan cara itu, dipindahkan dalam cara yang lebih
praktis. Di antara orang-orang hindu, seperti diantara kita, kelas-kelas
masyarakat yang berbeda, berbeda pula cara bicaranya. Rupanya ada
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhinya dan menyebabkan penuturan-penuturan
kelas atas mengangkat bentuk-bentuk bahasa kelas bawah. Kita dapati para ahli
tata bahasa hindu memperluas minat mereka dari kitab-kitab suci ke bahasa kelas
atas, dan membuat kaidah-kaidah serta daftar-daftar berbagai bentuk yang
menggambarkan berbagai jenis bahasa yang benar, yang mereka sebut
Sans-Kerta.Akhirnya, mereka menyusun buku tata bahasa dan leksikon yang
sistimatis.Kerja seperti itu selama bergenerasi ke generasi selanjutnya telah
telah dilakukan sebelum ditulisnya buku paling tua yang telah sampai kepada
kita, tata bahasa Panini. (lebih lengkapnya baca Language bahasa,
leonardbloomfield (diterjemaahkan oleh I. Sutikno) hal: 8-9).
[12]اللغهوالبحثاللغوى
.عادلخل61 :ص.
[14] Adalah
salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuatu dengan apa adanya (Best: 1982: 119). Pada umumnya
penelitian ini menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek
dan sobjek yang diteliti secara tepat. (http://ml.scribd.com/doc/82508324/Pengertian-Penelitian-Deskriptif
diunduh
2 Juni 2012).
[15]Jika
kurun waktu tertentu saja maka disebut penelitian Syncronic, tetapi jika tidak
terbatas oleh masa maka disebut penelitian Diacronic.
[16]اللغهوالبحثاللغوى
.عادلخل 62 : ص.
[17]Ibid., hal:
62.
Ibid., hal: 63.
[20]Seorang
linguis Swiss yang sering disebut-sebut sebagai bapak atau pelopor Linguistik
Modern. Bukunya yang terkenal Course
de Linguistique Generale (1916). Chaer, Abdul. Psikolinguistik
Kajian Teoreetik. Hal: 66.
[21]
Kata
Ushul adalah bentuk jamak dari kata ashl yang menurut bahasa, berarti
sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain.
Sedangkan menurut istilah, ashl dapat berarti dalil,
seperti dalam ungkapan yang dicontohkan oleh Abu Hamid Hakim :
Artinya:
"Ashl bagi diwajibkan zakat, yaitu Al-Kitab; Allah Ta'ala berfirman: "...dan tunaikanlah zakat!."
"Ashl bagi diwajibkan zakat, yaitu Al-Kitab; Allah Ta'ala berfirman: "...dan tunaikanlah zakat!."
[22] Penjelasan Dr. H. Torkis Lubis.
[26]Language
bahasa, leonardbloomfield (diterjemaahkan oleh I. Sutikno). Hal: 7.
Daftar
tersebut bisa diperpanjang sampai hampir tidak terbatas, begitu banyak
kemiripanya dan begitu jauh menjalar kedalam pembendaharaan kata dan tata
bahasa dasar, sehingga tidak akan dapat di jelaskan oleh soal kebetulan atau
pinjaman. Kita hanya perlu berpaling kebahasa-bahasa diluar kelompok germanika
untuk melihat perbedaan itu. Ciri lain yang patut diperhatikan adalah
pengelompokan sistem perbedaan-perbedaan dalam keluaraga germanika. (Baca lebih
lengkap:
leonardbloomfield. Language bahasa.
(diterjemahkan oleh I. Sutikno). Hal: 289).
[27]
Nama-nama penting stok masa
keemasan perpandingan bahasa samiyah khususnya,dan sebagian besar orientalis
al-almani; walim roit al-injlizy (W.1889) Nuladkah ‘al-alami (W.1930)
baerjaztaro sir Al-alamni (W.1933) Baruklamn ‘al-alamni (W.1956) Walitaman
‘al-alamni (W.1957) Musakati Al-itholi dan syabitler ‘al-alamni. (اللغهوالبحثاللغوى .عادلخل 67 :
ص. )
[30] Karena tanpa adanya batasan tersebut, hasilnya akan menyesatkan,
karena batasan ini salah satu yang mendorong ketelitian dalam penelitian
ilmiah. Diantara batasan-batasan itu dalam bahasa Arab kontemporer dalam
kesamaran seperti: 1. Yang terlihat dari kesamaan bahasa Arab kontemporer, maka
dilakukanlah pembatasan dalam tingkat penelitian diantaranya: Kesamaan dalam
suara, sorf, tarkib, dan dalalah. 2. Bahasa yang akan dibahasa (fasih atau
ajam) langkah berikutnya adalah pembatasan zaman (5tahun/ 10 tahun, dst…)
sesuai bahasa yang sekiranya cukup untuk merealisasikan bahasa yang di inginkan. 3. Batasan Tempat:
seperti di Mesir/ di seluruh negara Arab, dll.
[31] Bahasa
ibu: bahasa yang pertama dikuasai manusia sejak awal hidupnya melalui interaksi
dengan sasama anggota masyarakat bahasanya. (Arifudin. Neuro Psikolinguistik.
(Jakarta: Rajawali Press.) Hal.,333. Untuk lebih jelasnya bagaimana cara
memperoleh bahasa ibu dan bahasa kedua baca: Nur indah, Rohmani dan Abdurrohman.
Psikolinguistik dan Isu Umum.(Malang: UIN-Malang Press. 2008). Hal., 61-70.
Bahasa pertama: kadang-kadang identik dengan
bahasa ibu, tetapi bisa jadi tidak sama dengan bahasa ibu kalau bahasa yang
digunakan ibu pertama kali berkomunikasi dengan anaknya adalah bahasa kedua
atau bahasa asing. (Arifudin. Neuro Psikolinguistik. (Jakarta: Rajawali Press.)
Hal.,333.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar