Posted by : Cak_Son Minggu, 27 Agustus 2017

DOA untuk PALESTINA
MALAM PEMBACAAN PUISI-PUISI PALESTINA
Di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, 24 Agustus 2017

Galeri Suci: Do’a untuk Palestina
Oleh: Muhammad Subhi Mahmasoni

Banser nampak menggelora
Tokoh bersatu menyuara
Umat beragama duduk bersama
Penikmat sastra berduka cita
Namun juga bersuka ria
Karena kami bangsa Indonesia
Bangsa yang sedang berpesta
Untuk kemerdekaan NKRI ke 72
Dengan pentas seni penuh makna
Semoga pesannya mengudara
Karena ini doa sekaligus mantra
Juga harapan dan hasrat bangsa Indonesia
Hingga semoga merdeka nyata terasa
Semuanya hanya demi untuk Palestina.

Galeri kali ini adalah tentang gambaran do’a sekaligus mantra. Do’a yang dijeritkan di hari kemerdekaan Indonesia ke 72 untuk negeri Palestina. Sebuah negeri yang hingga kini masih bergejolak luar biasa dahsyatnya. Karena kami penduduk bumi Nusantara merupakan penganut agama sehingga bagi kami doa adalah senjata utama. Gus Mus adalah inisiator kegitan ini adapun Ulil Abshar Abdalla koordinator acara.
Gus Mus dan Slamet Raharjo turun membaca puisi. Quraish Shihab dan Najwa Shihab tampil berkolaborasi. Inayah Wahid sang MC juga turut andil membacakan puisi. Butet Kartaredjasa yang suka menirukan suara Gus Dur juga membaca terjemahan puisi karya Mahmud Darwis sebagai simbol bahwa ia juga berkontribusi. Grup Laila Majnun tampil menghibur dengan menyuguhkan lagu-lagu penuh emosional diantaranya “Sukara” yang sekaligus sebagai salah satu grup seni yang mendukung acara ini.  Dan masih banyak lagi yang tampil bersuara dalam acara ini seperti Sutardji, Mahfudz MD, Ulil, dll hingga Gus Mus menutupnya dengan mantra berdimensi do’a yang juga bernuansa Hizib Nashar berharap Allah memberikan pertolongan dengan memainkan peran-Nya yang Maha Kuasa dari segala bentuk kuasa dan penindasan di muka bumi.
Guru besar seperti Prof. Dr. Abdul Hadi dan Prof. Dr. Mahfudz MD turut andil mengisi kursi harapan, bahkan sang Mufassir, Prof. Dr. Quraish Shihab pun juga turut membacakan mantra suci kehidupan. Segenap Pemikir seperti Yenni Wahid, Ulil Abshar Abdallah bahkan beberapa duta besar bersama-sama hadir tanda sepakat bahwa Palestina juga harus merdeka seperti kita. Para sastrawan seperti Taufik Ismail, Fatin Hamama, Slamet Rahardjo, Sutardji Calzoum Bachri, D. Zawawai Imron, dan Butet Kartaretadjasa turut merespon warta dari bumi Palestina.
Kyai dan tokoh agama terkemu seperti K.H. Husein Muhammad, Nyai Sinta Nuria Abdurrahaman Wahid terlihat duduk tunduk khusuk mulai pukul 19.00 hingga 24.00 sembari mengamini apa yang sudah disuarakan, dipanjatkan dan diharapkan di malam pembacaan puisi-puisi Palestina yang penuh emosional di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki. Majlis yang syahdu ini tidak lain demi dan untuk Palestina. Karena hingga kini Ia masih terpenjara. Jiwa raganya sedang kesakitan, merintih dan meronta. Ia bahkan mengatakan:
“Bahwa aku adalah darah yang terpancar,
Aku adalah jantung yang meronta,
Aku adalah detak nafas yang tersambar,
Aku adalah bumi Palestina.
Aku yang tenggelam dalam ketidak pastian,
Meski warta tentang ku nampak bertebaran,
Aku membuat banyak orang berpura-pura,
Aku membuat banyak orang menjadi buta,
Apa yang sedang kalian kerjakan?,
Sehingga adanya aku seolah terlupakan,
Hingga ribuan pertanyaan ingin ku teriakkan,
Apakah arti diriku bagimu wahai Kawan?”
Jakarta Pusat, 24 Agustus 2017

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © MBB -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -