Posted by : Cak_Son Selasa, 16 April 2019

Ikut Memancarkan Nuansa Sufisme 
Sufisme di era milenial ini perlu diperkenalkan dengan lebih massive. Hal itu agar dunia tidak terlalu mengering dan terlihat sangat naif. Di era ini semua seolah mengukur segalanya dengan materi. Adapun hal-hal yang in-materi seolah mereka sudah tidak perduli. Oleh karena itu, kegiatan ini sebenarnya sangat besar manfaatnya, minimal untuk “mencubit” pola pikir mereka. 
Mereka yang anti dengan hal-hal seperti ini sebenarnya memang bisa jadi akan menemukan titik jalannya sendiri menuju Ilahi. Entah nanti setelah dihadapkan dengan situasi yang sangat ajaib dan rumit ataupun nanti ketika mereka berada dititik yang cukup sulit. Namun demikian, akan lebih baik jika mereka sejak awal sudah mengerti hal-hal seperti ini melalui bimbingan para Mursyid ataupun Kyai. Karena bagaimanapun manfaatnya tidak lain untuk mereka sendiri. 
Kerumitan ataupun kesulitan dalam menjalani kehidupan inilah yang misalnya bisa jadi akan mengantarkan mereka dalam dimensi pasrah kepada penciptaNya. Dari kepasrahan itulah yang jika mendapat petunjuk dari Allah SWT maka lahirlah dimensi-dimensi sufisme. Dimensi yang mungkin diawali dengan ungkapan yang jika terdengar oleh manusia biasa akan cukup menggelitik bahkan bisa jadi penuturnya dianggap sudah gila. 
Belanja di Exhibithion Kajen

Sebenarnya banyak cara untuk “mengsufikan” mereka yang cukup materialis. Misalnya dengan desain tata wilayah kota, arsitektur bangunan gedung, termasuk juga musik-musik yang cukup kuat untuk mengajak jiwa menuju kedalaman spiritual. Jika hal ini dilakukan maka minimal sekali meskipun manusia dalam “kekeringan” namun masih bisa jiwanya melalui indranya terbasahi “tetesan-tetesan embun islami”. Yang dengan tetesan-tetesan itulah bisa jadi akan futuh sendiri. 
Penyambutan di Hotel
Oleh sebab itu, maka saya pribadi bersyukur dipercaya untuk bisa khidmah dengan segenap ahli Thariqah. Kehadiran mereka para Sufi dunia yang berbusana anggun dan rapih lengkap dengan tasbih minimal sekali mampu memberikan sentuhan-sentuhan kedamaian kepada warga awam. Ketenangan mereka setidaknya memberikan pelajaran tersendiri kepada kami yang masih jauh dari harapan kebahagian ukrowi
Foto di Lorong Hotel
Banyak hikmah yang saya ambil dari mereka. Diantaranya pelajaran seputar Qubah. Ada satu perwakilan Sufi yang meminta saya untuk mengantarnya ke tempat penjualan Qubah. Awalnya saya tidak yakin beliau akan membeli simbol tempat ibadah umat Islam ini. Namun ternyata dugaan saya salah setelah syekh benar-benar meminta saya untuk membeli Qubah yang ada. 
Membeli Qubah
Beliau meminta saya untuk membeli Qubah dan mengemasnya dengan baik. Setelah saya kerjakan dengan baik, saya kemudian bertanya kepadanya; “limadza lam tasytari batik khas Pekalongan aw qalansuwah khas Indonesia faqat? (kenapa tidak beli batik khas Pekalongan atau peci khas Indonesia saja?)” kemudian syekh tersebut menjawab kurang lebih artinya karena penjual Qubah sangat sulit ditemukan di negaranya. Saya langsung terdiam mendengar jawaban syekh tersebut sambil membayangkan apa yang sedang ingin dikerjakan syekh ditempatnya dengan Qubah tersebut. 
Dan diakhir paragraf ini saya ingin mengucapkan “Alhamdulillah bisa dipercaya untuk ikut khidmah Forum Sufi Dunia. Banyak hikmah yang bisa saya ambil bersama mereka. Amplopnya juga cukup istimewa, apalagi barokahnya, insya Allah sangat luar bisa. Berkah di bulan Sya’ban ini semoga terus mengalir. Dan pada akhirnya saya menutup sebagai tanda perpisahan kami dengan mereka perwakilan Sufi dunia dengan kalimat; ”Faidza azamta fatawakkal alallah”. Sampai berjumpa kembali tahun depan. Semoga.
World Sufi Forum
Pekalongan, 8-10 April 2019

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © MBB -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -