Riwayat Pulau Jawa (Sejak Zaman Purba/Pra-sejarah/Pra-Aksara sampai Zaman Modern)
Diambil dari
kompilasi Babad, Kidung, Naskah, Prasasti, Wiki & buku sejarah.
10.000 SM –
Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.
9500 SM –
Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.
7500 SM –
Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.
4000 SM – Tahap
kedua Kebudayaan Gunung Padang.
3000 SM –
Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.
2000 SM – Tahap
ketiga kebudayaan Gunung Padang.
1000 SM –
Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.
800 SM –
Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.
500 SM – Cipari
ditinggalkan.
400 SM – Gunung
Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin kemungkinan
berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.
----------------
Catatan: dari
tahun 10.000 SM sd 400 SM, adalah zaman Pra-Aksara. Keberadaannya masih banyak
perdebatan, krn bukti peninggalan artefak arkeologi (prasasti dll) masih minim
sekali. Juga korelasinya dgn kronologi pra-sejarah.
-------------
100 M – Buni
berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban Teluk Lada muncul di
Pandeglang.
130 M –
Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di
Teluk Lada.
132 M – Berita
Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.
150 M –
Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya,
yang kemungkinan merujuk pada Salakanagara.
300 M –
Serangkaian peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.
358 M –
Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.
362 M –
Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.
363 M – Santanu
dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.
395 M –
Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.
397 M – Ibukota
Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.
399 M – Indraprahasta
menjadi bawahan Tarumanagara.
417 M –
Prasasti Tugu tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan
penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman untuk menghindari bencana alam berupa
banjir yang sering terjadi dan kekeringan pada musim kemarau.
434 M – Raja
Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.
437 M –
Pemberontakan Cakrawarman.456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari
negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban kuno
Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.
528 M –
Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).
535 M –
Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan
mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan
bawahan bernama Sunda Sembawa.
536 M –
Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh
Maharaja Tarumanagara kepadanya.
612 M –
Wretikandayun, keturunan Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.
628 M –
Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing”
kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).
632 M –
Kerajaan Kalingga muncul di Jawa Timur (Jeling) sebelum pundah ke Jepara, diperkirakan
didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di India timur.
648 M –
Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.
664 M – Seorang
biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi
Jhanabhadra.
669 M –
Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.671 M – Prabu
Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.
674 M –
Maharani Shima naik tahta di Kerajaan Kalingga.
686 M –
Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan
memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara
kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.
695 M – Ratu
Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga
Selatan (Sambara).
702 M –
Mandiminyak menaiki tahta Galuh.
709 M – Sena
(Bratasena) menaiki tahta Galuh.
716 M – Kudeta
di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan
meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.
721 M –
Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam
ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.
722 M – Sanjaya
menaklukkan Saunggalah (Kuningan).
723 M – Sanjaya
menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya
menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan
Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus,
menyatukan kedua negeri tersebut.
732 M – Ratu
Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram (Medang i Bhumi Mataram). Ia
menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa
Saunggalah.
739 M – Galuh
memerdekakan diri dari Sunda setelah petang saudara Manarah (Ciung Wanara)
menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan,
Arya Bangah menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.
752 M –
Sriwijaya menaklukkan Kalingga.
759 M – Arya
Bangah memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.
760 M –
Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya di Mataram. Gajayana mendirikan
kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.
770 M – Dinasti
Sailendra berkuasa di Mataram.
775 M –
Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya.
Candi Borobudur mulai dibangun.
778 M – Pembangunan
Candi Kalasan dan Candi Sari.
782 M –
Prasasti Kelurak tentang sebuah bangunan suci (Candi Sewu) untuk arca Manjusri
atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya yang terletak di
Kompleks Percandian Prambanan.
787 M –
Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja
789 M –
Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.
792 M –
Samaratungga menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai
dibangun.
798 M – Prabu
Jayaprakosa (Ciung Wanara) wafat.
802 M –
Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa
Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.
819 M – Rakyan
Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali
kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.
825 M – Candi
Borobudur selesai dibangun.
847 M – Wangsa
Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya menaiki tahta
Mataram. Candi Prambanan dibangun.
856 M –
Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya.
Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.880 M – Peristiwa Wuatan Tija
yaitu Rakai Kayuwangi menganugerahi para pemuka desa Wuatan Tija karena telah
berjasa menolong putranya yang bernama Dyah Bhumijaya yang diculik oleh Rakryan
Landhayan (ayah Dyah Wawa). Para pemuka desa Wuatan Tija dan diantarkan kepada
Maharaja Rakai Kayuwangi.
882 M – Gunung
Merapi meletus.
899 M – Dyah
Balitung menaiki tahta Mataram.
900 M – Mataram
menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina.
Kebudayaan maju muncul di Blambangan.
905 M – Mataram
pada zaman Dyah Balitung menaklukkan Bali.
924 M – Dyah
Wawa naik tahta di Mataram.
927 M –
Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram, Dyah Wawa terbunuh dan Mpu Sendok
eksodus ke Jawa Timur.
929 M – Perang
Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh
rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu
Sindok mendirikan kerajaan Medang dan dinasti Isyana yang berpusat di Jawa
Timur.
937 M –
Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan
kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.
960 M – Gunung
Merapi meletus.
985 M –
Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.
986 M – Ketut
Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.
988 M – Medang
menyerang kota Palembang di Sriwijaya.
990 M – Medang
kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.992 M – Pasukan Sriwijaya
merebut kembali kota Palembang.
996 M – Epos
Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.
997 M –
Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.
1016 M –
Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang
menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan Medang
otomatis musnah.
1019 M –
Airlangga mendirikan istana Watan Mas.
1025 M – Invasi
Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan
negerinya.
1028 M –
Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti
Chola.
1030 M –
Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta
Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.
1031 M –
Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.
1032 M – Ratu
Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan
Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia
kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.
1035 M – Mpu
Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.
1036 M –
Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.
1037 M –
Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh
Bumi Jawa.
1042 M –
Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi
Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan
Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi
negara yang merdeka kembali.
1044 M – Perang
saudara antara Janggala dan Panjalu.
1049 M – Airlangga
wafat dalam pertapaannya.
1052 M –
Panjalu menjadi bawahan Janggala.
1066 M –
Sriwijaya merdeka dari Chola.
1088 M –
Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).
1100 M –
Janggala menaklukkan Madura.
1104 M –
Panjalu merdeka dari Janggala.1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.
1135 M – Sri
Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu
berganti nama menjadi Kediri.
1157 M –
Kakimpoi Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.
1159 M – Prabu
Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala
mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.
1175 M –
Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Mahesa
Cempaka yang bernama Dewi Naramurti, adik Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya
memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke
depan.
1183 M –
Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.
1185 M –
Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.1190 M –
Kertajaya naik tahta di Kediri.
1193 M –
Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha.
Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.
1194 M –
Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.
1205 M – Ken
Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.
1221 M –
Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.
1222 M – Kediri
menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.
1227 M – Ken
Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja
Tumapel.1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.
1250 M – Kediri
disatukan kembali dengan Tumapel.
1252 M – Erupsi
gunung Merapi.
1254 M – Tumapel
berganti nama menjadi Singhasari.
1255 M –
Prasasti Mula Malurung piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai
anugerah untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini diterbitkan Kertanagara
tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana
raja Singhasari.
1257 M – Erupsi
dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.
1258 M –
Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami
musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.
1263 M – Iklim
Bumi kembali normal.
1268 M –
Kertanegara menaiki tahta Singhasari.
1275 M –
Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan
Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.
1284 M –
Pasukan Singhasari pimpinan Raden Wijaya menundukkan Bali.
1286 M –
Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada
penguasa Dharmasraya.
1289 M –
Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan
Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.
1292 M –
Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati
Kediri). Raden Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai
bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara
Jawa Timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh
(Surabaya).
1293 M –
Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan Kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan
menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka
lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke
Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.
1295 M –
Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban
tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi
menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima
ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman
Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan
negerinya dari Majapahit.
1300 M – Lembu
Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh
Halayudha.1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari
jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan
kepada Jayanagara, putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri
Dharmasraya.
1313 M – Gajah
Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.
1316 M – Nambi,
salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan
Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai
mahapatih baru.
1319 M –
Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil
diduduki, namun berhasil direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan
Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan
menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di
masa lalu terbongkar.
1321 M –
Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.
1325 M –
Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin
hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.
1328 M –
Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih
hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta
Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.
1329 M –
Pemberontakan Keta.
1331 M –
Pemberontakan Sadeng.
1332 M –
Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.
1334 M – Hayam
Wuruk lahir.
1336 M – Ratu
Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan
Sumpah Palapa.
1337 M – Wang
Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan
tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas
Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.
1339 M –
Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya. Adityawarman
diangkat sebagai gubernur Sumatra.
1343 M – Gajah
Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.
1350 M – Hayam
Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.
1357 M –
Insiden Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada.
Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih lewat sidang
Sapta Prabu dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.
1359 M – Gajah
Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura.
Hayam Wuruk mengunjungi Malang.
1364 M – Gajah
Mada wafat.
1365 M – Puncak
kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakimpoi
Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar
wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.
1371 M – Prabu
Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.
1376 M –
Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih
sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.1377 M – Pemberontakan
negeri-negeri di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil
ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.
1382 M – Prabu
Niskala Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun
kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.
1389 M – Hayam
Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.
1398 M –
Majapahit menaklukkan Tumasik.
1404 M – Perang
Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit
Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik
memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majelis dakwah Islam.
1405 M –
Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua
keraton Majapahit.
1406 M –
Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk
sejumlah besar utusan Tionghoa anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam
serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil lolos namun kemudian dikejar dan
dibunuh oleh Raden Gajah.
1408 M – Armada
Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas
terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.
1419 M – Sunan
Gresik wafat.
1427 M – Wikramawardhana
wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.
1430 M –
Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan
kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.
1442 M – Raden
Paku alias Sunan Giri lahir.
1448 M – Syarif
Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.
1450 M – Raden
Said alias Sunan Kalijaga lahir.
1475 M – Raden
Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.
1477 M –
Semarang menjadi bawahan Demak.
1478 M – Kudeta
di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan
oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.
1479 M – Sunan
Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.
1482 M – Sri
Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan
Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari
Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun
yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari
Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang
berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.
1506 M – Sunan
Giri wafat.
1511 M – Demak
melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut
jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan
Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.
1512 M – Di
Sumatra, Portugis menguasai Pasai.
1513 M – Tome
Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan
perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati
Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit
beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul
mundur.
1515 M –
Cirebon menjadi bawahan Demak.
1517 M –
Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.
1518 M – Raden
Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia
kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.
1521 M – Demak
kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur.
Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun
yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya
Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu
wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.
1522 M –
Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan
Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi
bantuan militer. Sunan Drajat wafat.
1525 M – Sunan
Bonang wafat.
1526 M –
Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran.
Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.
1527 M – Demak
menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan
Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi
raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran,
termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh
Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana
mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.
1528 M – Perang
Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh
dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan
pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka
Portugis.1529 M – Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan
kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.
1530 M – Demak
menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan
berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam
kekuasaan Cirebon.
1531 M – Demak
menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi
Cirebon-Demak.
1533 M –
Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja
pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.
1535 M – Ratu
Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar
waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.
1536 M – Toyib
(Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia
kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.
1541 M – Demak
berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.
1543 M – Ratu
Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik
dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.
1545 M – Sultan
Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga
menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.
1546 M – Sultan
Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan
Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan
diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi
oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu
Kalinyamat.
1548 M – Sunan
Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.
1549 M – Prawoto
tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan
Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus
mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu Kalinyamat
bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis. Meski sempat
menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini
akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.
1552 M – Sunan
Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten.
Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.
1554 M – Arya
Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin
pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi
runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang
menjadi bawahan Pajang.
1556 M –
Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya
mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.
1560 M –
Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.
1567 M – Prabu
Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.
1568 M – Sunan
Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa
Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali
Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat.
Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.
1570 M –
Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi
Sultan Banten menggantikan ayahnya.
1574 M – Ratu
Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali
ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan
ini juga gagal merebut Malaka.
1575 M – Ki
Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa
Mataram.
1576 M –
Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota
Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya
meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.
1579 M –
Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh
kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun
menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di
kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat
wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten,
diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di
pulau Bawean.
1582 M – Sultan
Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya
melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.
1583 M – Arya
Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.
1586 M –
Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya
Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian
menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.
1587 M – Erupsi
gunung Merapi.
1588 M –
Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar
Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati
kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan
Prapen.
1590 M – Perang
Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan
Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan
Kalinyamat.
1591 M –
Perebutan tahta di Kediri.
1596 M – Bangsa
Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun
masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol
persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.
1599 M –
Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap
Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.
1600 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra
mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.
1601 M –
Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan
ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap
akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.
1602 M –
Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak
dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC
kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.
1603 M – VOC
mendirikan pos dagang di Banten.
1605 M –
Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian
dari Mataram.
1607 M –
Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil
dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.
1610 M –
Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.
1611 M – VOC
mendirikan pos dagang di Jayakarta.
1613 M –
Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik
dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati
mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian
wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang
naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.
1614 M –
Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke
Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.
1615 M – Patih
Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung
Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim
pasukan ke Wirasaba.
1616 M –
Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian
lanjut menaklukkan Lasem.
1617 M –
Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya
melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi
bawahan Mataram.
1618 M –
Mataram menaklukkan Galuh.
1619 M – VOC
menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC
yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk
sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai.
Mataram menaklukkan Tuban.
1620 M – Invasi
Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk
menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan
Sumedang Larang.
1621 M –
Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.
1622 M –
Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram
menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.
1625 M –
Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi
Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya
sebagai bagian dari Mataram.
1627 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil
ditumpas.
1628 M – Invasi
Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng
VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.
1629 M –
Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun
begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang
mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP
Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.
1630 M – Sultan
Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan
Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya,
Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun
berikutnya.
1631 M –
Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil
memadamkan pemberontakan Sumedang.
1633 M –
Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan
memberlakukannya pada negerinya.
1636 M – Perang
Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram.
Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra
Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3
tahun lamanya.
1641 M – Sultan
Agung menggubah Serat Nitipraja.
1645 M – Sultan
Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat
pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta
menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.
1646 M –
Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.
1647 M –
Ibukota Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya
diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia
dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal
di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya
tak kunjung kembali.
1651 M – Sultan
Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.
1652 M –
Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta
Blambangan di Macan Putih.
1659 M – VOC
menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan
bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi
dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang
Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.
1661 M – Putra
mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat
perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.
1674 M –
Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari
kekuasaan Mataram.
1676 M – Laskar
Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak,
Semarang, dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari
jajahan Mataram.
1677 M –
Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga
akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun
terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di
Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat
II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo.
Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan
para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan
wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh
Belanda.
1679 M –
Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang
dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil
direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir
utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di
Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua
untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton
Kanoman.
1680 M – Puncak
kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo
dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton,
sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke
Kartasura.
1681 M –
Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan
perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.
1682 M – Kapitan
Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten.
VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir
bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.
1683 M –
Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan
Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.
1684 M –
Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung
Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura.
Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah
berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung
Wiranegara.
1691 M – Prabu
Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran
jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut
membakar diri ke dalam kobaran api.
1697 M –
Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.
1698 M –
Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan
penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya
sejarah lainnya.
1703 M –
Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran
Puger.
1704 M – Perang
Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan
Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.
1705 M –
Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di
Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.
1706 M –
Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya
diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.
1708 M –
Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.
1719 M – Perang
Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat
IV.
1740 M –
Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis
Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian
massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam
perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.
1741 M –
Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang
dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan
Semarang.
1743 M – VOC
menduduki pulau Bawean.
1746 M –
Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia
menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai
aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan
pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.
1749 M – VOC
melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III.
Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.
1750 M – Raden
Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan
pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.
1754 M –
Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup
dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.
1755 M –
Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi
dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat
sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara
Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi
bawahan VOC.
1757 M –
Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia
kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.
1767 M – VOC
menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.
1771 M – Perang
Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati
mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari
separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.
1772 M –
Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.
1788 M –
Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.
1800 M – VOC
secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan
Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak
langsung jatuh ke tangan Prancis.
1806 M –
Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut
Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.
1807 M –
Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai
Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
1808 M –
Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di
Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan,
yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten.
Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang
Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan
dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan)
menjadi bawahan Belanda.
1810 M –
Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda.
Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa
Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada
Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan
bendera Prancis di Batavia.
1811 M –
Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke
Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru.
Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan
menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan
seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi
Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai.
Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.
1812 M –
Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin
pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II
dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan
kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.
1813 M –
Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan
langsung di sana.
1814 M –
Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan
reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik
tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk
sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.
1815 M – Erupsi
dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia
mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari
persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan
Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).
1816 M –
Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami
musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda.
Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles
meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.
1817 M –
Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang
rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.
1818 M –
Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.
1824 M –
Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.
1825 M –
Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang
terhadap pemerintah Hindia Belanda.
1826 M – Perang
gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari
menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus
diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der
Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan
mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur
Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.
1827 M – Puncak
Perang Diponegoro.
1828 M – Kyai
Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh
Belanda di akhir sebuah pertempuran.
1829 M –
Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia
Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.
1830 M –
Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk
mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang
Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap
akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin
sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia
Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu
mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
1846 M –
Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL
mundur kembali ke Jawa.
1849 M –
Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan
Jembrana dan Karangasem.
1855 M –
Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.
1883 M – Erupsi
dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.
1900 M –
Belanda menundukkan Gianyar di Bali.
1901 M – Sukarno
lahir.
1902 M –
Mohammad Hatta lahir.
1905 M –
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi
Sarekat Islam (SI).
1906 M –
Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.
1907 M –
Belanda menundukkan Bangli di Bali.
1908 M – Era
Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda
menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke
tangan Belanda.
1912 M – H.
Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk
pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.
1914 M – Perang
Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal
PKI.
1918 M – Perang
Dunia I berakhir.
1921 M –
Suharto lahir.
1921 M –
Sarekat Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang
berhaluan kiri.
1926 M –
Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh
pasukan KNIL.
1928 M – Ikrar
Sumpah Pemuda.
1939 M – Perang
Dunia II dimulai.
1940 M – Pusat
pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda
mengumumkan keadaan siaga.
1941 M –
Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.
1942 M –
Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat.
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi
bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar
Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.
1943 M –
Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya.
Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan
Suharto.
1944 M –
Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.
1945 M –
Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia,
setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia
Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta.
Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
1946 M –
Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin
memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian
Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook
mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.
1947 M – Agresi
militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan
negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.
1948 M
–Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI.
Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda
II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan
menangkap para pemimpin RI.
1949 M – UGM (Universitas
Gadjah Mada) Yogyakarta didirikan tepatnya 19 Desember 1949.
1949 M –
Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat
setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta
dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat. Tepatnya 27 Desember 1949 M.
1950 M –
Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian
Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.
1954 M – Amir
Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.
1955 M –
Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.
1960 M –
Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi
Permesta.
1961 M –
Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara
Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.
1962 M –
Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di
Jawa Barat.
1963 M –
Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.
1965 M –
Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9
orang petinggi TNI-AD.
1966 M –
Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh
Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini.
Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi
Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan.
Indonesia kembali menjadi anggota PBB.
1967 M –
Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
1968 M – Era
Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.
1970 M –
Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7
hari.
1982 M –
Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa
penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu
keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.
1984 M –
Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.
1996 M –
Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.
1997 M – Krisis
finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar
Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat,
bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.
1998 M –
Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah
serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai
Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.
1999 M –
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat
menggantikan Habibie.
2001 M –
Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.
2004 M – Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang
dipilih secara langsung oleh rakyat.
2008 M –
Suharto wafat di usia 86 tahun.
2009 M – SBY
kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai
Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.
2010 M – Erupsi
Gunung Merapi.
2014 M – Joko
Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia
menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.
2019 M - Joko
Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2019-2024.
Sukarno, Hatta,
Bj Habibie, dll wafat
Sumber diambil
d*= Kaleidoskop Bhumi Jawa =*
(Sejak Zaman
Purba/Pra-sejarah/Pra-Aksara sampai Zaman Modern)
Diambil dari
kompilasi Babad, Kidung, Naskah, Prasasti, Wiki & buku sejarah.
10.000 SM –
Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.
9500 SM –
Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.
7500 SM –
Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.
4000 SM – Tahap
kedua Kebudayaan Gunung Padang.
3000 SM –
Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.
2000 SM – Tahap
ketiga kebudayaan Gunung Padang.
1000 SM –
Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.
800 SM –
Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.
500 SM – Cipari
ditinggalkan.
400 SM – Gunung
Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin kemungkinan
berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.
----------------
Catatan : dari
tahun 10.000 SM sd 400 SM, adalah zaman Pra-Aksara. Keberadaannya masih banyak
perdebatan, krn bukti peninggalan artefak arkeologi (prasasti dll) masih minim
sekali. Juga korelasinya dgn kronologi pra-sejarah.
-------------
100 M – Buni
berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban Teluk Lada muncul di
Pandeglang.
130 M –
Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di
Teluk Lada.
132 M – Berita
Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.
150 M –
Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya,
yang kemungkinan merujuk pada Salakanagara.
300 M – Serangkaian
peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.
358 M –
Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.
362 M –
Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.
363 M – Santanu
dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.
395 M –
Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.
397 M – Ibukota
Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.
399 M –
Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.
417 M –
Prasasti Tugu tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan
penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman untuk menghindari bencana alam berupa
banjir yang sering terjadi dan kekeringan pada musim kemarau.
434 M – Raja
Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.
437 M –
Pemberontakan Cakrawarman.456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari
negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban
kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.
528 M –
Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).
535 M –
Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan
mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan
bawahan bernama Sunda Sembawa.
536 M –
Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh
Maharaja Tarumanagara kepadanya.
612 M –
Wretikandayun, keturunan Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.
628 M –
Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing”
kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).
632 M –
Kerajaan Kalingga muncul di Jawa Timur (Jeling) sebelum pundah ke Jepara,
diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di
India timur.
648 M –
Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.
664 M – Seorang
biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi
Jhanabhadra.
669 M –
Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.671 M – Prabu
Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.
674 M –
Maharani Shima naik tahta di Kerajaan Kalingga.
686 M –
Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan
memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara
kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.
695 M – Ratu
Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga
Selatan (Sambara).
702 M –
Mandiminyak menaiki tahta Galuh.
709 M – Sena
(Bratasena) menaiki tahta Galuh.
716 M – Kudeta
di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan
meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.
721 M –
Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam
ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.
722 M – Sanjaya
menaklukkan Saunggalah (Kuningan).
723 M – Sanjaya
menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya
menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan
Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus,
menyatukan kedua negeri tersebut.
732 M – Ratu
Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram (Medang i Bhumi Mataram). Ia
menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa
Saunggalah.
739 M – Galuh
memerdekakan diri dari Sunda setelah petang saudara Manarah (Ciung Wanara)
menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan,
Arya Bangah menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.
752 M –
Sriwijaya menaklukkan Kalingga.
759 M – Arya
Bangah memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.
760 M –
Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya di Mataram. Gajayana mendirikan
kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.
770 M – Dinasti
Sailendra berkuasa di Mataram.
775 M –
Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya.
Candi Borobudur mulai dibangun.
778 M –
Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.
782 M –
Prasasti Kelurak tentang sebuah bangunan suci (Candi Sewu) untuk arca Manjusri
atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya yang terletak di
Kompleks Percandian Prambanan.
787 M –
Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja
789 M –
Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.
792 M – Samaratungga
menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun.
798 M – Prabu
Jayaprakosa (Ciung Wanara) wafat.
802 M –
Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa
Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.
819 M – Rakyan
Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali
kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.
825 M – Candi
Borobudur selesai dibangun.
847 M – Wangsa
Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya menaiki tahta
Mataram. Candi Prambanan dibangun.
856 M –
Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya.
Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.880 M – Peristiwa Wuatan Tija
yaitu Rakai Kayuwangi menganugerahi para pemuka desa Wuatan Tija karena telah
berjasa menolong putranya yang bernama Dyah Bhumijaya yang diculik oleh Rakryan
Landhayan (ayah Dyah Wawa). Para pemuka desa Wuatan Tija dan diantarkan kepada
Maharaja Rakai Kayuwangi.
882 M – Gunung
Merapi meletus.
899 M – Dyah
Balitung menaiki tahta Mataram.
900 M – Mataram
menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina.
Kebudayaan maju muncul di Blambangan.
905 M – Mataram
pada zaman Dyah Balitung menaklukkan Bali.
924 M – Dyah
Wawa naik tahta di Mataram.
927 M –
Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram, Dyah Wawa terbunuh dan Mpu Sendok
eksodus ke Jawa Timur.
929 M – Perang
Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh
rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu
Sindok mendirikan kerajaan Medang dan dinasti Isyana yang berpusat di Jawa
Timur.
937 M –
Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan
kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.
960 M – Gunung
Merapi meletus.
985 M –
Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.
986 M – Ketut
Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.
988 M – Medang
menyerang kota Palembang di Sriwijaya.
990 M – Medang
kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.992 M – Pasukan Sriwijaya
merebut kembali kota Palembang.
996 M – Epos
Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.
997 M –
Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.
1016 M –
Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang
menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan
Medang otomatis musnah.
1019 M –
Airlangga mendirikan istana Watan Mas.
1025 M – Invasi
Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan
negerinya.
1028 M –
Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti
Chola.
1030 M –
Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta
Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.
1031 M –
Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.
1032 M – Ratu
Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan
Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia
kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.
1035 M – Mpu
Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.
1036 M –
Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.
1037 M –
Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh
Bumi Jawa.
1042 M –
Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi
Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan
Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi
negara yang merdeka kembali.
1044 M – Perang
saudara antara Janggala dan Panjalu.
1049 M –
Airlangga wafat dalam pertapaannya.
1052 M –
Panjalu menjadi bawahan Janggala.
1066 M –
Sriwijaya merdeka dari Chola.
1088 M – Sriwijaya
menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).
1100 M –
Janggala menaklukkan Madura.
1104 M –
Panjalu merdeka dari Janggala.1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.
1135 M – Sri
Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu
berganti nama menjadi Kediri.
1157 M –
Kakimpoi Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.
1159 M – Prabu
Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala
mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.
1175 M –
Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Mahesa
Cempaka yang bernama Dewi Naramurti, adik Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya
memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke
depan.
1183 M –
Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.
1185 M –
Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.1190 M –
Kertajaya naik tahta di Kediri.
1193 M –
Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha.
Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.
1194 M –
Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.
1205 M – Ken
Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.
1221 M – Pertempuran
Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.
1222 M – Kediri
menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.
1227 M – Ken
Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja
Tumapel.1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.
1250 M – Kediri
disatukan kembali dengan Tumapel.
1252 M – Erupsi
gunung Merapi.
1254 M –
Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.
1255 M –
Prasasti Mula Malurung piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai anugerah
untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini diterbitkan Kertanagara tahun 1255
sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana raja
Singhasari.
1257 M – Erupsi
dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.
1258 M –
Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami
musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.
1263 M – Iklim
Bumi kembali normal.
1268 M –
Kertanegara menaiki tahta Singhasari.
1275 M –
Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan
Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.
1284 M –
Pasukan Singhasari pimpinan Raden Wijaya menundukkan Bali.
1286 M –
Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada
penguasa Dharmasraya.
1289 M –
Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan
Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.
1292 M –
Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati
Kediri). Raden Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai
bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara
Jawa Timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh
(Surabaya).
1293 M –
Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan Kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan
menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka
lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke
Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.
1295 M –
Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban
tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi
menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima
ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman
Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan
negerinya dari Majapahit.
1300 M – Lembu
Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh
Halayudha.1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari
jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan
kepada Jayanagara, putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri Dharmasraya.
1313 M – Gajah
Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.
1316 M – Nambi,
salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan
Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai
mahapatih baru.
1319 M – Pemberontakan
Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun
berhasil direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang
kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih.
Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu
terbongkar.
1321 M –
Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.
1325 M –
Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin
hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.
1328 M –
Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih
hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta
Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.
1329 M –
Pemberontakan Keta.
1331 M –
Pemberontakan Sadeng.
1332 M –
Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.
1334 M – Hayam
Wuruk lahir.
1336 M – Ratu
Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan
Sumpah Palapa.
1337 M – Wang
Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan
tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas
Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.
1339 M –
Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya. Adityawarman diangkat
sebagai gubernur Sumatra.
1343 M – Gajah
Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.
1350 M – Hayam
Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.
1357 M –
Insiden Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada.
Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih lewat sidang
Sapta Prabu dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.
1359 M – Gajah
Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura.
Hayam Wuruk mengunjungi Malang.
1364 M – Gajah
Mada wafat.
1365 M – Puncak
kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakimpoi
Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar
wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.
1371 M – Prabu
Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.
1376 M –
Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih
sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.1377 M – Pemberontakan
negeri-negeri di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil
ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.
1382 M – Prabu
Niskala Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun
kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.
1389 M – Hayam
Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.
1398 M –
Majapahit menaklukkan Tumasik.
1404 M – Perang
Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit
Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik
memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majlis dakwah islam.
[08.04,
8/9/2022] Ada: 1405 M – Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho
mengunjungi kedua keraton Majapahit.1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu
dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa
anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri
berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah.
1408 M – Armada
Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas
terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.
1419 M – Sunan
Gresik wafat.
1427 M –
Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.
1430 M –
Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan
kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.
1442 M – Raden
Paku alias Sunan Giri lahir.
1448 M – Syarif
Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.
1450 M – Raden
Said alias Sunan Kalijaga lahir.
1475 M – Raden
Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.
1477 M –
Semarang menjadi bawahan Demak.
1478 M – Kudeta
di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan
oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.
1479 M – Sunan
Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.
1482 M – Sri
Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan
Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari
Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun
yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari
Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang
berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.
1506 M – Sunan
Giri wafat.
1511 M – Demak
melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus
berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai
Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat
Malaka.
1512 M – Di
Sumatra, Portugis menguasai Pasai.
1513 M – Tome
Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan
perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati
Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit
beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul
mundur.
1515 M –
Cirebon menjadi bawahan Demak.
1517 M –
Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.
1518 M – Raden
Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia
kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.
1521 M – Demak
kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur.
Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun
yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya
Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu
wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.
1522 M –
Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan
Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi
bantuan militer. Sunan Drajat wafat.
1525 M – Sunan
Bonang wafat.
1526 M –
Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran.
Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.
1527 M – Demak
menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan Girindrawardhana.
Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi raja Blambangan.
Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran, termasuk Sunda
Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh Fatahillah,
panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana mendirikan
kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.
1528 M – Perang
Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh
dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan
pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka
Portugis.1529 M – Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan
kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.
1530 M – Demak
menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan
berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam
kekuasaan Cirebon.
1531 M – Demak
menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi
Cirebon-Demak.
1533 M –
Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja
pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.
1535 M – Ratu
Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar
waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.
1536 M – Toyib
(Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia
kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.
1541 M – Demak
berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.
1543 M – Ratu
Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik
dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.
1545 M – Sultan
Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga
menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.
1546 M – Sultan
Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan
Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan
diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi
oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu
Kalinyamat.
1548 M – Sunan
Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.
1549 M –
Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai
sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan
Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu
Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis.
Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi
Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.
1552 M – Sunan
Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten.
Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.
1554 M – Arya
Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin
pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi
runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang
menjadi bawahan Pajang.
1556 M –
Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya
mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.
1560 M –
Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.
1567 M – Prabu
Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.
1568 M – Sunan
Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa
Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali
Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat.
Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.
1570 M –
Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi
Sultan Banten menggantikan ayahnya.
1574 M – Ratu
Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali
ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan
ini juga gagal merebut Malaka.
1575 M – Ki
Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa
Mataram.
1576 M –
Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota
Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya
meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.
1579 M –
Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh
kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun
menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di
kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat
wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten,
diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di
pulau Bawean.
1582 M – Sultan
Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya
melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.
1583 M – Arya
Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.
1586 M –
Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya
Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian
menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.
1587 M – Erupsi
gunung Merapi.
1588 M –
Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar
Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati
kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan
Prapen.
1590 M – Perang
Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan
Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan
Kalinyamat.
1591 M –
Perebutan tahta di Kediri.
1596 M – Bangsa
Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun
masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol
persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.
1599 M –
Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap
Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.
1600 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra
mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.
1601 M –
Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan
ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap
akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.
1602 M –
Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak
dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC
kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.
1603 M – VOC
mendirikan pos dagang di Banten.
1605 M –
Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian
dari Mataram.
1607 M –
Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil
dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.
1610 M –
Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.
1611 M – VOC
mendirikan pos dagang di Jayakarta.
1613 M –
Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik
dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati
mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian
wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang
naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.
1614 M –
Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke
Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.
1615 M – Patih
Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung
Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim
pasukan ke Wirasaba.
1616 M –
Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian
lanjut menaklukkan Lasem.
1617 M –
Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya
melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi
bawahan Mataram.
1618 M –
Mataram menaklukkan Galuh.
1619 M – VOC
menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC
yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk
sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai.
Mataram menaklukkan Tuban.
1620 M – Invasi
Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk
menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan
Sumedang Larang.
1621 M –
Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.
1622 M –
Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram
menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.
1625 M –
Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi
Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya
sebagai bagian dari Mataram.
1627 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil
ditumpas.
1628 M – Invasi
Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng
VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.
1629 M –
Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun
begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang
mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP
Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.
1630 M – Sultan
Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan
Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya,
Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun
berikutnya.
1631 M –
Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil
memadamkan pemberontakan Sumedang.
1633 M –
Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan
memberlakukannya pada negerinya.
1636 M – Perang
Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram.
Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra
Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3
tahun lamanya.
1641 M – Sultan
Agung menggubah Serat Nitipraja.
1645 M – Sultan
Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat
pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta
menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.
1646 M –
Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.
1647 M – Ibukota
Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya
diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia
dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal
di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya
tak kunjung kembali.
1651 M – Sultan
Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.
1652 M –
Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta
Blambangan di Macan Putih.
1659 M – VOC
menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan
bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran
terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan
Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.
1661 M – Putra
mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat
perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.
1674 M –
Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan
Mataram.
1676 M – Laskar
Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak,
Semarang, dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari
jajahan Mataram.
1677 M –
Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga
akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun
terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di
Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat
II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo.
Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan
para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan
wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh
Belanda.
1679 M –
Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang
dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil
direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir
utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di
Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua
untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton
Kanoman.
1680 M – Puncak
kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo
dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton,
sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke
Kartasura.
1681 M –
Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan
perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.
1682 M –
Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke
Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan
mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.
1683 M –
Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan
Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.
1684 M –
Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung
Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura.
Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah
berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung
Wiranegara.
1691 M – Prabu
Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi
pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang
Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.
1697 M –
Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.
1698 M –
Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan
penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya
sejarah lainnya.
1703 M –
Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran
Puger.
1704 M – Perang
Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan
Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.
1705 M –
Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di
Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.
1706 M –
Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya
diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.
1708 M –
Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.
1719 M – Perang
Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat
IV.
1740 M –
Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis
Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian
massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam
perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.
1741 M – Pelarian
Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan
menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan
Semarang.
1743 M – VOC
menduduki pulau Bawean.
1746 M –
Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia
menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai
aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan
pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.
1749 M – VOC
melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III.
Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.
1750 M – Raden
Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan
pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.
1754 M –
Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup
dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.
1755 M –
Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi
dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat
sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara
Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi
bawahan VOC.
1757 M –
Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia
kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.
1767 M – VOC
menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.
1771 M – Perang
Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati
mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari
separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.
1772 M –
Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.
1788 M –
Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.
1800 M – VOC
secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan
Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak
langsung jatuh ke tangan Prancis.
1806 M –
Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut
Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.
1807 M –
Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai
Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
1808 M –
Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di
Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan,
yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten.
Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang
Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan
dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi
bawahan Belanda.
1810 M –
Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda.
Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa
Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden
Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera
Prancis di Batavia.
1811 M –
Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke
Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru.
Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan
menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan
seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi
Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai.
Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.
1812 M –
Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin
pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II
dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan
kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.
1813 M –
Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan
langsung di sana.
1814 M –
Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan
reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik
tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk
sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.
1815 M – Erupsi
dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia
mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari
persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan
Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).
1816 M –
Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami
musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda.
Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles
meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.
1817 M –
Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang
rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.
1818 M –
Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.
1824 M –
Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di
Nusantara.
1825 M –
Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap
pemerintah Hindia Belanda.
1826 M – Perang
gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari
menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus
diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der
Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan
mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur
Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.
1827 M – Puncak
Perang Diponegoro.
1828 M – Kyai
Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh
Belanda di akhir sebuah pertempuran.
1829 M –
Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia
Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.
1830 M –
Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk
mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar.
Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta
lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi
semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal
Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu
mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
1846 M –
Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL
mundur kembali ke Jawa.
1849 M –
Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan
Jembrana dan Karangasem.
1855 M –
Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.
1883 M – Erupsi
dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.
1900 M –
Belanda menundukkan Gianyar di Bali.
1901 M –
Sukarno lahir.
1902 M –
Mohammad Hatta lahir.
1905 M –
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi
Sarekat Islam (SI).
1906 M –
Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.
1907 M –
Belanda menundukkan Bangli di Bali.
1908 M – Era
Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda
menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke
tangan Belanda.
1912 M – H.
Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk
pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.
1914 M – Perang
Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal
PKI.
1918 M – Perang
Dunia I berakhir.
1921 M –
Sarekat Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang
berhaluan kiri.
1926 M –
Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh
pasukan KNIL.
1928 M – Ikrar
Sumpah Pemuda.
1939 M – Perang
Dunia II dimulai.
1940 M – Pusat
pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda
mengumumkan keadaan siaga.
1941 M –
Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.
1942 M –
Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat.
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi
bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar
Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.
1943 M –
Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya.
Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan
Suharto.
1944 M –
Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.
1945 M –
Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia,
setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia
Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta.
Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
1946 M –
Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin
memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian
Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook
mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.
1947 M – Agresi
militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan
negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.
1948 M
–Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI.
Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda
II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan
menangkap para pemimpin RI.
1949 M –
Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat
setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta
dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.
1950 M –
Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian
Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.
1954 M – Amir
Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.
1955 M –
Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.
1960 M –
Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi
Permesta.
1961 M –
Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara
Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.
1962 M –
Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di
Jawa Barat.
1963 M –
Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.
1965 M –
Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9
orang petinggi TNI-AD.
1966 M –
Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh
Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini.
Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi
Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan.
Indonesia kembali menjadi anggota PBB.
1967 M –
Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
1968 M – Era
Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.
1970 M –
Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7
hari.
1982 M –
Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa
penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu
keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.
1984 M –
Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.
1996 M –
Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.
1997 M – Krisis
finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar
Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat,
bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.
1998 M –
Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah
serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai
Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.
1999 M –
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat
menggantikan Habibie.
2001 M –
Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.
2004 M – Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang
dipilih secara langsung oleh rakyat.
2008 M –
Suharto wafat di usia 86 tahun.
2009 M – SBY
kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai
Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.
2010 M – Erupsi
Gunung Merapi.
2014 M – Joko
Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia
menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.
2019 M - Joko
Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2019-2024.
Sukarno, Hatta,
Bj Habibie, dll wafat
Sumber diambil
d*= Kaleidoskop Bhumi Jawa =*
(Sejak Zaman
Purba/Pra-sejarah/Pra-Aksara sampai Zaman Modern)
Diambil dari
kompilasi Babad, Kidung, Naskah, Prasasti, Wiki & buku sejarah.
10.000 SM –
Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.
9500 SM –
Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.
7500 SM –
Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.
4000 SM – Tahap
kedua Kebudayaan Gunung Padang.
3000 SM –
Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.
2000 SM – Tahap
ketiga kebudayaan Gunung Padang.
1000 SM –
Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.
800 SM –
Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.
500 SM – Cipari
ditinggalkan.
400 SM – Gunung
Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin kemungkinan
berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.
----------------
Catatan : dari
tahun 10.000 SM sd 400 SM, adalah zaman Pra-Aksara. Keberadaannya masih banyak
perdebatan, krn bukti peninggalan artefak arkeologi (prasasti dll) masih minim
sekali. Juga korelasinya dgn kronologi pra-sejarah.
-------------
100 M – Buni berkembang
menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban Teluk Lada muncul di Pandeglang.
130 M –
Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di
Teluk Lada.
132 M – Berita
Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.
150 M – Ptolemeus
dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang
kemungkinan merujuk pada Salakanagara.
300 M –
Serangkaian peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.
358 M –
Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.
362 M –
Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.
363 M – Santanu
dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.
395 M –
Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.
397 M – Ibukota
Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.
399 M –
Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.
417 M –
Prasasti Tugu tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan
penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman untuk menghindari bencana alam berupa
banjir yang sering terjadi dan kekeringan pada musim kemarau.
434 M – Raja
Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.
437 M –
Pemberontakan Cakrawarman.456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari
negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban
kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.
528 M –
Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).
535 M –
Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan
mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan
bawahan bernama Sunda Sembawa.
536 M –
Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh
Maharaja Tarumanagara kepadanya.
612 M –
Wretikandayun, keturunan Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.
628 M –
Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing”
kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).
632 M –
Kerajaan Kalingga muncul di Jawa Timur (Jeling) sebelum pundah ke Jepara,
diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di
India timur.
648 M –
Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.
664 M – Seorang
biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi
Jhanabhadra.
669 M –
Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.671 M – Prabu
Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.
674 M –
Maharani Shima naik tahta di Kerajaan Kalingga.
686 M –
Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan
memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara
kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.
695 M – Ratu
Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga
Selatan (Sambara).
702 M –
Mandiminyak menaiki tahta Galuh.
709 M – Sena
(Bratasena) menaiki tahta Galuh.
716 M – Kudeta
di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan
meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.
721 M –
Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam
ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.
722 M – Sanjaya
menaklukkan Saunggalah (Kuningan).
723 M – Sanjaya
menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya
menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan
Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus,
menyatukan kedua negeri tersebut.
732 M – Ratu
Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram (Medang i Bhumi Mataram). Ia
menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa
Saunggalah.
739 M – Galuh
memerdekakan diri dari Sunda setelah petang saudara Manarah (Ciung Wanara)
menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan,
Arya Bangah menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.
752 M –
Sriwijaya menaklukkan Kalingga.
759 M – Arya
Bangah memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.
760 M –
Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya di Mataram. Gajayana mendirikan
kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.
770 M – Dinasti
Sailendra berkuasa di Mataram.
775 M –
Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya.
Candi Borobudur mulai dibangun.
778 M –
Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.
782 M –
Prasasti Kelurak tentang sebuah bangunan suci (Candi Sewu) untuk arca Manjusri
atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya yang terletak di
Kompleks Percandian Prambanan.
787 M –
Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja
789 M –
Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.
792 M –
Samaratungga menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai
dibangun.
798 M – Prabu
Jayaprakosa (Ciung Wanara) wafat.
802 M –
Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa
Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.
819 M – Rakyan
Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali
kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.
825 M – Candi
Borobudur selesai dibangun.
847 M – Wangsa
Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya menaiki tahta
Mataram. Candi Prambanan dibangun.
856 M –
Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya.
Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.880 M – Peristiwa Wuatan Tija
yaitu Rakai Kayuwangi menganugerahi para pemuka desa Wuatan Tija karena telah
berjasa menolong putranya yang bernama Dyah Bhumijaya yang diculik oleh Rakryan
Landhayan (ayah Dyah Wawa). Para pemuka desa Wuatan Tija dan diantarkan kepada
Maharaja Rakai Kayuwangi.
882 M – Gunung
Merapi meletus.
899 M – Dyah
Balitung menaiki tahta Mataram.
900 M – Mataram
menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina.
Kebudayaan maju muncul di Blambangan.
905 M – Mataram
pada zaman Dyah Balitung menaklukkan Bali.
924 M – Dyah
Wawa naik tahta di Mataram.
927 M –
Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram, Dyah Wawa terbunuh dan Mpu Sendok
eksodus ke Jawa Timur.
929 M – Perang
Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh
rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu
Sindok mendirikan kerajaan Medang dan dinasti Isyana yang berpusat di Jawa
Timur.
937 M –
Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan
kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.
960 M – Gunung
Merapi meletus.
985 M –
Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.
986 M – Ketut
Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.
988 M – Medang
menyerang kota Palembang di Sriwijaya.
990 M – Medang
kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.992 M – Pasukan Sriwijaya
merebut kembali kota Palembang.
996 M – Epos
Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.
997 M –
Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.
1016 M –
Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang
menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan
Medang otomatis musnah.
1019 M –
Airlangga mendirikan istana Watan Mas.
1025 M – Invasi
Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan
negerinya.
1028 M –
Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti
Chola.
1030 M –
Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta
Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.
1031 M –
Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.
1032 M – Ratu
Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan
Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia
kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.
1035 M – Mpu
Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.
1036 M –
Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.
1037 M –
Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh
Bumi Jawa.
1042 M –
Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi
Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan
Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi
negara yang merdeka kembali.
1044 M – Perang
saudara antara Janggala dan Panjalu.
1049 M –
Airlangga wafat dalam pertapaannya.
1052 M –
Panjalu menjadi bawahan Janggala.
1066 M –
Sriwijaya merdeka dari Chola.
1088 M –
Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).
1100 M –
Janggala menaklukkan Madura.
1104 M –
Panjalu merdeka dari Janggala.1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.
1135 M – Sri
Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu
berganti nama menjadi Kediri.
1157 M –
Kakimpoi Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.
1159 M – Prabu
Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala
mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.
1175 M –
Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Mahesa
Cempaka yang bernama Dewi Naramurti, adik Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya
memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke
depan.
1183 M –
Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.
1185 M –
Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.1190 M –
Kertajaya naik tahta di Kediri.
1193 M –
Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha.
Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.
1194 M –
Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.
1205 M – Ken
Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.
1221 M –
Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.
1222 M – Kediri
menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.
1227 M – Ken
Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja
Tumapel.1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.
1250 M – Kediri
disatukan kembali dengan Tumapel.
1252 M – Erupsi
gunung Merapi.
1254 M –
Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.
1255 M –
Prasasti Mula Malurung piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai
anugerah untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini diterbitkan Kertanagara
tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana
raja Singhasari.
1257 M – Erupsi
dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.
1258 M –
Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami
musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.
1263 M – Iklim
Bumi kembali normal.
1268 M –
Kertanegara menaiki tahta Singhasari.
1275 M –
Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan
Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.
1284 M –
Pasukan Singhasari pimpinan Raden Wijaya menundukkan Bali.
1286 M –
Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada
penguasa Dharmasraya.
1289 M –
Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan
Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.
1292 M –
Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati
Kediri). Raden Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai
bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara
Jawa Timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh
(Surabaya).
1293 M –
Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan Kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan
menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka
lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke
Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.
1295 M –
Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban
tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi
menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima
ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman
Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan
negerinya dari Majapahit.
1300 M – Lembu
Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh
Halayudha.1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari
jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan
kepada Jayanagara, putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri
Dharmasraya.
1313 M – Gajah
Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.
1316 M – Nambi,
salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan
Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai
mahapatih baru.
1319 M –
Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil
diduduki, namun berhasil direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan
Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan
menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di
masa lalu terbongkar.
1321 M –
Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.
1325 M –
Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin
hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.
1328 M –
Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih
hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta
Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.
1329 M –
Pemberontakan Keta.
1331 M –
Pemberontakan Sadeng.
1332 M –
Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.
1334 M – Hayam
Wuruk lahir.
1336 M – Ratu
Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan
Sumpah Palapa.
1337 M – Wang
Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan
tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas
Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.
1339 M –
Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya. Adityawarman
diangkat sebagai gubernur Sumatra.
1343 M – Gajah
Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.
1350 M – Hayam
Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.
1357 M –
Insiden Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada.
Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih lewat sidang
Sapta Prabu dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.
1359 M – Gajah
Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura.
Hayam Wuruk mengunjungi Malang.
1364 M – Gajah
Mada wafat.
1365 M – Puncak
kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakimpoi
Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar
wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.
1371 M – Prabu
Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.
1376 M –
Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih
sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.1377 M – Pemberontakan
negeri-negeri di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil
ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.
1382 M – Prabu
Niskala Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun
kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.
1389 M – Hayam
Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.
1398 M –
Majapahit menaklukkan Tumasik.
1404 M – Perang
Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit
Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik
memprakarsai pendirian Waliso
[08.06,
8/9/2022] Ada: 1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai.
Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan
Wikramawardhana. Sunan Gresik memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majelis
dakwah Islam.
1405 M –
Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua
keraton Majapahit.1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki.
Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota
ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil
lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah.
1408 M – Armada
Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas
terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.
1419 M – Sunan
Gresik wafat.
1427 M –
Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.
1430 M –
Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan
kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.
1442 M – Raden
Paku alias Sunan Giri lahir.
1448 M – Syarif
Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.
1450 M – Raden
Said alias Sunan Kalijaga lahir.
1475 M – Raden
Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.
1477 M –
Semarang menjadi bawahan Demak.
1478 M – Kudeta
di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan
oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.
1479 M – Sunan
Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.
1482 M – Sri
Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan
Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari
Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun
yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari
Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang
berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.
1506 M – Sunan
Giri wafat.
1511 M – Demak
melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus
berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai
Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat
Malaka.
1512 M – Di
Sumatra, Portugis menguasai Pasai.
1513 M – Tome
Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan
perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati
Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit
beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul
mundur.
1515 M –
Cirebon menjadi bawahan Demak.
1517 M –
Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.
1518 M – Raden
Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia
kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.
1521 M – Demak
kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur.
Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun
yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya
Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu
wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.
1522 M –
Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan
Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi
bantuan militer. Sunan Drajat wafat.
1525 M – Sunan
Bonang wafat.
1526 M –
Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran.
Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.
1527 M – Demak
menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan
Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi
raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran,
termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh
Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana
mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.
1528 M – Perang
Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh
dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan
pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka
Portugis.1529 M – Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan
kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.
1530 M – Demak
menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan
berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan
Cirebon.
1531 M – Demak
menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi
Cirebon-Demak.
1533 M –
Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja
pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.
1535 M – Ratu
Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar
waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.
1536 M – Toyib
(Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia
kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.
1541 M – Demak
berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.
1543 M – Ratu
Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik
dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.
1545 M – Sultan
Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga
menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.
1546 M – Sultan
Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan
Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan
diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi
oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu
Kalinyamat.
1548 M – Sunan
Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.
1549 M –
Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai
sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan
Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu
Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis.
Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi
Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.
1552 M – Sunan
Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten.
Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.
1554 M – Arya
Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin
pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi
runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang
menjadi bawahan Pajang.
1556 M –
Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya
mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.
1560 M –
Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.
1567 M – Prabu
Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.
1568 M – Sunan
Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa
Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali
Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat.
Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.
1570 M –
Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi
Sultan Banten menggantikan ayahnya.
1574 M – Ratu
Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali
ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan
ini juga gagal merebut Malaka.
1575 M – Ki
Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa
Mataram.
1576 M –
Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota
Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan
diri ke pedalaman Pandeglang.
1579 M –
Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh
kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun
menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di
kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat
wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten,
diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di
pulau Bawean.
1582 M – Sultan
Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya
melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.
1583 M – Arya
Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.
1586 M –
Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya
Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian
menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.
1587 M – Erupsi
gunung Merapi.
1588 M –
Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar
Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati
kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan
Prapen.
1590 M – Perang
Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan
Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan
Kalinyamat.
1591 M –
Perebutan tahta di Kediri.
1596 M – Bangsa
Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun
masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol
persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.
1599 M –
Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap
Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.
1600 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra
mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.
1601 M –
Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan
ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap
akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.
1602 M –
Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak
dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC
kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.
1603 M – VOC
mendirikan pos dagang di Banten.
1605 M –
Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian
dari Mataram.
1607 M –
Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil
dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.
1610 M –
Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.
1611 M – VOC
mendirikan pos dagang di Jayakarta.
1613 M –
Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik
dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati
mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian
wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang
naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.
1614 M –
Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke
Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.
1615 M – Patih
Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung
Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim
pasukan ke Wirasaba.
1616 M –
Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian
lanjut menaklukkan Lasem.
1617 M –
Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya
melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi
bawahan Mataram.
1618 M –
Mataram menaklukkan Galuh.
1619 M – VOC
menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC
yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk
sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai.
Mataram menaklukkan Tuban.
1620 M – Invasi
Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk
menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan
Sumedang Larang.
1621 M –
Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.
1622 M –
Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram
menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.
1625 M –
Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi
Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya
sebagai bagian dari Mataram.
1627 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil
ditumpas.
1628 M – Invasi
Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng
VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.
1629 M –
Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun
begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang
mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP
Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.
1630 M – Sultan
Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan
Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya,
Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun
berikutnya.
1631 M –
Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil
memadamkan pemberontakan Sumedang.
1633 M –
Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan
memberlakukannya pada negerinya.
1636 M – Perang
Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram.
Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra
Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3
tahun lamanya.
1641 M – Sultan
Agung menggubah Serat Nitipraja.
1645 M – Sultan
Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat
pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta
menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.
1646 M –
Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.
1647 M –
Ibukota Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya
diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia
dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal
di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya
tak kunjung kembali.
1651 M – Sultan
Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.
1652 M –
Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta
Blambangan di Macan Putih.
1659 M – VOC
menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan
bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran
terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan
Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.
1661 M – Putra
mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat
perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.
1674 M –
Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari
kekuasaan Mataram.
1676 M – Laskar
Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang,
dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.
1677 M –
Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga
akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun
terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di
Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat
II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo.
Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan
para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan
wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh
Belanda.
1679 M –
Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang
dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil
direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir
utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram
dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk
menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.
1680 M – Puncak
kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo
dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton,
sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke
Kartasura.
1681 M –
Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan
perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.
1682 M –
Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke
Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan
mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.
1683 M –
Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan
Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.
1684 M –
Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung
Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura.
Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah
berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung
Wiranegara.
1691 M – Prabu
Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi
pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang
Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.
1697 M –
Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.
1698 M –
Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan
penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya
sejarah lainnya.
1703 M –
Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.
1704 M – Perang
Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan
Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.
1705 M –
Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di
Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.
1706 M –
Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya
diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.
1708 M –
Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.
1719 M – Perang
Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat
IV.
1740 M –
Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis
Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian
massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam
perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.
1741 M –
Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang
dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan
Semarang.
1743 M – VOC
menduduki pulau Bawean.
1746 M –
Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia
menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai
aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan
pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.
1749 M – VOC
melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III.
Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.
1750 M – Raden
Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan
pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.
1754 M –
Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup
dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.
1755 M –
Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi
dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat
sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara
Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi
bawahan VOC.
1757 M –
Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia
kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.
1767 M – VOC
menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.
1771 M – Perang
Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati
mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari
separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.
1772 M –
Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.
1788 M –
Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.
1800 M – VOC
secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan
Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak
langsung jatuh ke tangan Prancis.
1806 M –
Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut
Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.
1807 M –
Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai
Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
1808 M –
Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di
Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan,
yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten.
Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang
Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan
dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan)
menjadi bawahan Belanda.
1810 M –
Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda.
Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa
Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada
Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan
bendera Prancis di Batavia.
1811 M – Daendels
ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow.
Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris
menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan
menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan
seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi
Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai.
Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.
1812 M –
Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin
pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II
dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan
kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.
1813 M –
Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan
langsung di sana.
1814 M –
Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan
reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik
tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk
sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.
1815 M – Erupsi
dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia
mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari
persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan
Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).
1816 M –
Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami
musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda.
Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles
meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.
1817 M –
Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang
rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.
1818 M –
Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.
1824 M –
Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di
Nusantara.
1825 M –
Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang
terhadap pemerintah Hindia Belanda.
1826 M – Perang
gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari
menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus
diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der
Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan
mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur
Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.
1827 M – Puncak
Perang Diponegoro.
1828 M – Kyai
Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh
Belanda di akhir sebuah pertempuran.
1829 M –
Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia
Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.
1830 M –
Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk
mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar.
Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta
lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi
semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal
Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu
mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
1846 M –
Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL
mundur kembali ke Jawa.
1849 M –
Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan
Jembrana dan Karangasem.
1855 M –
Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.
1883 M – Erupsi
dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.
1900 M –
Belanda menundukkan Gianyar di Bali.
1901 M –
Sukarno lahir.
1902 M –
Mohammad Hatta lahir.
1905 M –
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi
Sarekat Islam (SI).
1906 M –
Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.
1907 M –
Belanda menundukkan Bangli di Bali.
1908 M – Era
Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda
menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke
tangan Belanda.
1912 M – H.
Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk
pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.
1914 M – Perang
Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal
PKI.
1918 M – Perang
Dunia I berakhir.
1921 M –
Sarekat Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang
berhaluan kiri.
1926 M –
Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh
pasukan KNIL.
1928 M – Ikrar
Sumpah Pemuda.
1939 M – Perang
Dunia II dimulai.
1940 M – Pusat
pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda
mengumumkan keadaan siaga.
1941 M –
Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.
1942 M –
Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat.
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi
bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar
Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.
1943 M –
Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya.
Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan
Suharto.
1944 M –
Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.
1945 M –
Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia,
setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia
Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta.
Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
1946 M –
Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin
memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian
Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook
mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.
1947 M – Agresi
militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan
negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.
1948 M
–Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI.
Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda
II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan
menangkap para pemimpin RI.
1949 M –
Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat
setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta
dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.
1950 M –
Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian
Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.
1954 M – Amir
Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.
1955 M –
Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.
1960 M –
Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi
Permesta.
1961 M –
Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara
Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.
1962 M –
Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di
Jawa Barat.
1963 M –
Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.
1965 M –
Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9
orang petinggi TNI-AD.
1966 M –
Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh
Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini.
Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi
Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan.
Indonesia kembali menjadi anggota PBB.
1967 M –
Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
1968 M – Era
Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.
1970 M – Sukarno
wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.
1982 M –
Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa
penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu
keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.
1984 M –
Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.
1996 M –
Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.
1997 M – Krisis
finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar
Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat,
bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.
1998 M –
Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah
serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden
RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.
1999 M –
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat
menggantikan Habibie.
2001 M –
Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.
2004 M – Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang
dipilih secara langsung oleh rakyat.
2008 M –
Suharto wafat di usia 86 tahun.
2009 M – SBY
kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai
Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.
2010 M – Erupsi
Gunung Merapi.
2014 M – Joko
Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia
menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.
2019 M - Joko
Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2019-2024.
Sukarno, Hatta,
Bj Habibie, dll wafat
Sumber diambil
1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi
memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan
Wikramawardhana. Sunan Gresik memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majelis
dakwah Islam.
1405 M –
Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua
keraton Majapahit.1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki.
Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota
ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil
lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah.
1408 M – Armada
Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas
terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.
1419 M – Sunan
Gresik wafat.
1427 M –
Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.
1430 M –
Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan
kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.
1442 M – Raden
Paku alias Sunan Giri lahir.
1448 M – Syarif
Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.
1450 M – Raden
Said alias Sunan Kalijaga lahir.
1475 M – Raden
Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.
1477 M –
Semarang menjadi bawahan Demak.
1478 M – Kudeta
di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan
oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.
1479 M – Sunan
Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.
1482 M – Sri
Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan
Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari
Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun
yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari
Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang
berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.
1506 M – Sunan
Giri wafat.
1511 M – Demak
melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus
berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai
Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat
Malaka.
1512 M – Di
Sumatra, Portugis menguasai Pasai.
1513 M – Tome
Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan
perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati
Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit
beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul
mundur.
1515 M –
Cirebon menjadi bawahan Demak.
1517 M –
Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.
1518 M – Raden
Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia
kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.
1521 M – Demak
kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur.
Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun
yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya
Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu
wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.
1522 M –
Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan
Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi
bantuan militer. Sunan Drajat wafat.
1525 M – Sunan
Bonang wafat.
1526 M – Kesultanan
Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung
Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.
1527 M – Demak
menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan
Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi
raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran,
termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh
Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana
mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.
1528 M – Perang
Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh
dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan
Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka Portugis.1529 M –
Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan kadipaten Purbaya dan
Gegelang di Madiun.
1530 M – Demak
menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan
berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam
kekuasaan Cirebon.
1531 M – Demak
menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi
Cirebon-Demak.
1533 M –
Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja
pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.
1535 M – Ratu
Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar
waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.
1536 M – Toyib
(Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia
kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.
1541 M – Demak
berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.
1543 M – Ratu
Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik
dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.
1545 M – Sultan
Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga
menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.
1546 M – Sultan
Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan
Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan
diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi
oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu
Kalinyamat.
1548 M – Sunan
Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.
1549 M –
Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai
sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan
Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu
Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis.
Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat
ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.
1552 M – Sunan
Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten.
Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.
1554 M – Arya
Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin
pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi
runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang
menjadi bawahan Pajang.
1556 M –
Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya
mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.
1560 M –
Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.
1567 M – Prabu
Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.
1568 M – Sunan
Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa
Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali
Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat.
Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.
1570 M –
Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi
Sultan Banten menggantikan ayahnya.
1574 M – Ratu
Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali
ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan
ini juga gagal merebut Malaka.
1575 M – Ki
Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa
Mataram.
1576 M –
Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota
Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya
meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.
1579 M –
Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh
kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun
menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di
kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat
wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten,
diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di
pulau Bawean.
1582 M – Sultan
Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya
melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.
1583 M – Arya
Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.
1586 M –
Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya
Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian
menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.
1587 M – Erupsi
gunung Merapi.
1588 M –
Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar
Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati
kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan
Prapen.
1590 M – Perang
Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan
Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan
Kalinyamat.
1591 M –
Perebutan tahta di Kediri.
1596 M – Bangsa
Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun
masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol
persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.
1599 M –
Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap
Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.
1600 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra
mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.
1601 M –
Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan
ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap
akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.
1602 M –
Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak
dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC
kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.
1603 M – VOC
mendirikan pos dagang di Banten.
1605 M –
Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian
dari Mataram.
1607 M –
Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil
dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.
1610 M –
Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.
1611 M – VOC
mendirikan pos dagang di Jayakarta.
1613 M –
Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik
dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati
mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian
wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang
naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.
1614 M –
Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke
Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.
1615 M – Patih
Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung
Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim
pasukan ke Wirasaba.
1616 M – Pasukan
Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut
menaklukkan Lasem.
1617 M –
Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya
melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi
bawahan Mataram.
1618 M –
Mataram menaklukkan Galuh.
1619 M – VOC
menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC
yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk
sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai.
Mataram menaklukkan Tuban.
1620 M – Invasi
Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk
menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan
Sumedang Larang.
1621 M –
Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.
1622 M –
Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram
menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.
1625 M –
Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi
Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya
sebagai bagian dari Mataram.
1627 M –
Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil
ditumpas.
1628 M – Invasi
Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng
VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.
1629 M –
Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun
begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang
mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP
Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.
1630 M – Sultan
Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan
Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya,
Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun
berikutnya.
1631 M –
Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil
memadamkan pemberontakan Sumedang.
1633 M –
Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan
memberlakukannya pada negerinya.
1636 M – Perang
Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram.
Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra
Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3
tahun lamanya.
1641 M – Sultan
Agung menggubah Serat Nitipraja.
1645 M – Sultan
Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat
pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta
menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.
1646 M –
Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.
1647 M –
Ibukota Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya
diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia
dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal
di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya
tak kunjung kembali.
1651 M – Sultan
Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.
1652 M –
Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta
Blambangan di Macan Putih.
1659 M – VOC
menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan
bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran
terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan
Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.
1661 M – Putra
mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat
perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.
1674 M –
Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari
kekuasaan Mataram.
1676 M – Laskar
Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak,
Semarang, dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari
jajahan Mataram.
1677 M –
Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga
akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun
terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di
Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat
II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo.
Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan
para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan
wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh
Belanda.
1679 M –
Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang
dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil
direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir
utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di
Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua
untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.
1680 M – Puncak
kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo
dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton,
sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke
Kartasura.
1681 M –
Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan
perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.
1682 M –
Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke
Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan
mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.
1683 M –
Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan
Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.
1684 M –
Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung
Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura.
Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah
berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung
Wiranegara.
1691 M – Prabu
Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi
pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang
Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.
1697 M –
Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.
1698 M –
Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan
penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah
lainnya.
1703 M –
Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran
Puger.
1704 M – Perang
Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan
Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.
1705 M –
Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di
Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.
1706 M –
Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya
diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.
1708 M –
Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.
1719 M – Perang
Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat
IV.
1740 M –
Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis
Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian
massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam
perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.
1741 M –
Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang
dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan
Semarang.
1743 M – VOC
menduduki pulau Bawean.
1746 M –
Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia
menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai
aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan
pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.
1749 M – VOC
melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III.
Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.
1750 M – Raden
Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan
pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.
1754 M –
Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup
dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.
1755 M –
Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi
dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat
sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara
Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi
bawahan VOC.
1757 M –
Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia
kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.
1767 M – VOC
menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.
1771 M – Perang
Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati
mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari
separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.
1772 M –
Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.
1788 M –
Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.
1800 M – VOC
secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan
Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak
langsung jatuh ke tangan Prancis.
1806 M –
Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut
Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.
1807 M –
Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur
Jenderal Hindia Belanda.
1808 M –
Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di
Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan,
yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten.
Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang
Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan
dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan)
menjadi bawahan Belanda.
1810 M –
Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda.
Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa
Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada
Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan
bendera Prancis di Batavia.
1811 M –
Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke
Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris
menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan
menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan
seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi
Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai.
Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.
1812 M –
Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin
pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II
dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan
kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.
1813 M –
Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan
langsung di sana.
1814 M –
Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan
reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik
tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk
sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.
1815 M – Erupsi
dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia
mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari
persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan
Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).
1816 M –
Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami
musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda.
Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles
meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.
1817 M –
Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang
rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.
1818 M –
Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.
1824 M –
Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di
Nusantara.
1825 M –
Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang
terhadap pemerintah Hindia Belanda.
1826 M – Perang
gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari
menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus
diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen.
Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali
menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan
pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.
1827 M – Puncak
Perang Diponegoro.
1828 M – Kyai
Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh
Belanda di akhir sebuah pertempuran.
1829 M –
Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia
Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.
1830 M –
Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk
mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar.
Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta
lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi
semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal
Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu
mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
1846 M –
Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL
mundur kembali ke Jawa.
1849 M –
Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan
Jembrana dan Karangasem.
1855 M –
Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.
1883 M – Erupsi
dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.
1900 M –
Belanda menundukkan Gianyar di Bali.
1901 M –
Sukarno lahir.
1902 M –
Mohammad Hatta lahir.
1905 M –
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi
Sarekat Islam (SI).
1906 M –
Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.
1907 M –
Belanda menundukkan Bangli di Bali.
1908 M – Era
Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda
menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke
tangan Belanda.
1912 M – H.
Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk
pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.
1912 M - Sri Sultan Hamengkubuwana IX wakil presiden RI ke dua
lahir.
1914 M – Perang
Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal
PKI.
1917
M - Adam Malik Batubara wakil presiden RI ke 3 lahir.
1918 M – Perang
Dunia I berakhir.
1921 M – Sarekat
Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang
berhaluan kiri.
1924 M - Jenderal TNI H. Umar Wirahadikusumah lahir.
1926 M –
Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh
pasukan KNIL.
1927 M – Sudharmono wakil presiden RI ke 5 lahir.
1928 M – Ikrar
Sumpah Pemuda.
1935
M - Jenderal TNI Try Sutrisno wakil presiden RI ke 6 lahir.
1936 M – B. J.
Habibie lahir.
1939 M – Perang
Dunia II dimulai.
1940 M – Pusat
pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda
mengumumkan keadaan siaga.
1940 M – KH.
Abdurrahman Wahid lahir.
1940
M - Hamzah Haz wakil presiden RI ke 9 lahir.
1941 M –
Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.
1942 M –
Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat.
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi
bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar
Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.
1942
M - Muhammad Jusuf Kalla wakil presiden RI ke 10 dan 12 lahir.
1943
M – Boediono wakil presiden RI ke 11 lahir.
1943
M - KH. Ma'ruf Amin wakil presiden RI ke 13 lahir.
1943 M –
Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya.
Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan
Suharto.
1944 M –
Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.
1945 M –
Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia,
setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia
Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta.
Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
1946 M –
Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin
memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian
Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook
mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.
1947 M – Agresi
militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan
negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.
1947 M –
Megawati lahir.
1948 M
–Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI.
Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda
II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan
menangkap para pemimpin RI.
1949M – Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) lahir.
1949 M –
Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat
setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta
dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.
1950 M –
Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian
Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.
1954 M – Amir
Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.
1955 M –
Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.
1960 M –
Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi
Permesta.
1961 M –
Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara
Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.
1961 M – Joko
Widodo lahir.
1962 M – Kartosuwiryo
ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
1963 M –
Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.
1965 M –
Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang
petinggi TNI-AD.
1966 M –
Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh
Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini.
Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi Indonesia-Malaysia
resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali
menjadi anggota PBB.
1967 M –
Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
1968 M – Era
Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.
1970 M –
Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7
hari.
1980 M –
Mohammad Hatta wafat..
1982 M –
Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa
penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu
keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.
1984 M –
Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.
1984
M - Adam Malik Batubara wakil presiden RI ke 3 wafat.
1988
M - Sri Sultan Hamengkubuwana IX wakil presiden RI ke dua wafat.
1996 M –
Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.
1997 M – Krisis
finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar
Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat,
bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.
1998 M –
Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah
serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai
Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.
1998 M - Jenderal TNI Try Sutrisno wakil presiden RI ke 6
wafat.
1999 M –
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat
menggantikan Habibie.
2001 M –
Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.
2003
M - Jenderal TNI H. Umar Wirahadikusumah wafat.
2004 M – Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang
dipilih secara langsung oleh rakyat.
2006
M - Sudharmono wakil presiden RI ke 5 wafat.
2008 M – Suharto
wafat di usia 86 tahun.
2009 M – KH.
Abdurrahman Wahid wafat.
2009 M – SBY
kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai
Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.
2009 M –
Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura selesasi dibangun
sejak tahun 2003 M.
2010 M – Erupsi
Gunung Merapi.
2014 M – Joko
Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia
menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.
2016 M – UIII
(Universitas Islam Internasional Indonesia) dibangun di kota Depok. UIII adalah
universitas Islam internasional pertama yang ada di Indonesia.
2019 M - Joko
Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2019-2024.
2019 M – B. J.
Habibie meninggal.
2019 M – World
Sufi Forum di gelar di kota Pekalongan. Forum ini menghadirkan seluruh Sufi
dunia yang diketuai oleh Habib Luthfi bin Yahya.
2019 M – akhir
tahun 2019 muncul wabah covid 19 yang menjadikan seluruh aktivitas dibatasi.
Bahkan ibadah haji dan umroh ditiadakan hingga tahun 2021. Selama kurun waktu
tersebut haji hanya untuk warga Arab Saudi. Dan baru kembali di buka musim haji
tahun 2022.
2022 M – Haji
mulai di buka kembali untuk seluruh umat muslim di dunia dengan persyaratan
ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar