Kamis, 08 September 2022

Riwayat Pulau Jawa (Sejak Zaman Purba/Pra-sejarah/Pra-Aksara sampai Zaman Modern)

Riwayat Pulau Jawa (Sejak Zaman Purba/Pra-sejarah/Pra-Aksara sampai Zaman Modern)

Diambil dari kompilasi Babad, Kidung, Naskah, Prasasti, Wiki & buku sejarah.

 

10.000 SM – Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.

9500 SM – Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.

7500 SM – Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.

4000 SM – Tahap kedua Kebudayaan Gunung Padang.

3000 SM – Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.

2000 SM – Tahap ketiga kebudayaan Gunung Padang.

1000 SM – Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.

800 SM – Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.

500 SM – Cipari ditinggalkan.

400 SM – Gunung Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin kemungkinan berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.

----------------

Catatan: dari tahun 10.000 SM sd 400 SM, adalah zaman Pra-Aksara. Keberadaannya masih banyak perdebatan, krn bukti peninggalan artefak arkeologi (prasasti dll) masih minim sekali. Juga korelasinya dgn kronologi pra-sejarah.

-------------

100 M – Buni berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban Teluk Lada muncul di Pandeglang.

130 M – Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di Teluk Lada.

132 M – Berita Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.

150 M – Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang kemungkinan merujuk pada Salakanagara.

300 M – Serangkaian peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.

358 M – Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.

362 M – Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.

363 M – Santanu dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.

395 M – Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.

397 M – Ibukota Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.

399 M – Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.

417 M – Prasasti Tugu tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi dan kekeringan pada musim kemarau.

434 M – Raja Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.

437 M – Pemberontakan Cakrawarman.456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.

528 M – Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).

535 M – Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan bawahan bernama Sunda Sembawa.

536 M – Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh Maharaja Tarumanagara kepadanya.

612 M – Wretikandayun, keturunan Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.

628 M – Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing” kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).

632 M – Kerajaan Kalingga muncul di Jawa Timur (Jeling) sebelum pundah ke Jepara, diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di India timur.

648 M – Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.

664 M – Seorang biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi Jhanabhadra.

669 M – Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.671 M – Prabu Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.

674 M – Maharani Shima naik tahta di Kerajaan Kalingga.

686 M – Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.

695 M – Ratu Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga Selatan (Sambara).

702 M – Mandiminyak menaiki tahta Galuh.

709 M – Sena (Bratasena) menaiki tahta Galuh.

716 M – Kudeta di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.

721 M – Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.

722 M – Sanjaya menaklukkan Saunggalah (Kuningan).

723 M – Sanjaya menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus, menyatukan kedua negeri tersebut.

732 M – Ratu Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram (Medang i Bhumi Mataram). Ia menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa Saunggalah.

739 M – Galuh memerdekakan diri dari Sunda setelah petang saudara Manarah (Ciung Wanara) menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan, Arya Bangah menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.

752 M – Sriwijaya menaklukkan Kalingga.

759 M – Arya Bangah memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.

760 M – Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya di Mataram. Gajayana mendirikan kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.

770 M – Dinasti Sailendra berkuasa di Mataram.

775 M – Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya. Candi Borobudur mulai dibangun.

778 M – Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.

782 M – Prasasti Kelurak tentang sebuah bangunan suci (Candi Sewu) untuk arca Manjusri atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya yang terletak di Kompleks Percandian Prambanan.

787 M – Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja

789 M – Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.

792 M – Samaratungga menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun.

798 M – Prabu Jayaprakosa (Ciung Wanara) wafat.

802 M – Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.

819 M – Rakyan Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.

825 M – Candi Borobudur selesai dibangun.

847 M – Wangsa Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya menaiki tahta Mataram. Candi Prambanan dibangun.

856 M – Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya. Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.880 M – Peristiwa Wuatan Tija yaitu Rakai Kayuwangi menganugerahi para pemuka desa Wuatan Tija karena telah berjasa menolong putranya yang bernama Dyah Bhumijaya yang diculik oleh Rakryan Landhayan (ayah Dyah Wawa). Para pemuka desa Wuatan Tija dan diantarkan kepada Maharaja Rakai Kayuwangi.

882 M – Gunung Merapi meletus.

899 M – Dyah Balitung menaiki tahta Mataram.

900 M – Mataram menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina. Kebudayaan maju muncul di Blambangan.

905 M – Mataram pada zaman Dyah Balitung menaklukkan Bali.

924 M – Dyah Wawa naik tahta di Mataram.

927 M – Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram, Dyah Wawa terbunuh dan Mpu Sendok eksodus ke Jawa Timur.

929 M – Perang Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan kerajaan Medang dan dinasti Isyana yang berpusat di Jawa Timur.

937 M – Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.

960 M – Gunung Merapi meletus.

985 M – Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.

986 M – Ketut Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.

988 M – Medang menyerang kota Palembang di Sriwijaya.

990 M – Medang kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.992 M – Pasukan Sriwijaya merebut kembali kota Palembang.

996 M – Epos Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.

997 M – Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.

1016 M – Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan Medang otomatis musnah.

1019 M – Airlangga mendirikan istana Watan Mas.

1025 M – Invasi Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan negerinya.

1028 M – Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti Chola.

1030 M – Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.

1031 M – Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.

1032 M – Ratu Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.

1035 M – Mpu Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.

1036 M – Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.

1037 M – Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh Bumi Jawa.

1042 M – Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi negara yang merdeka kembali.

1044 M – Perang saudara antara Janggala dan Panjalu.

1049 M – Airlangga wafat dalam pertapaannya.

1052 M – Panjalu menjadi bawahan Janggala.

1066 M – Sriwijaya merdeka dari Chola.

1088 M – Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).

1100 M – Janggala menaklukkan Madura.

1104 M – Panjalu merdeka dari Janggala.1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.

1135 M – Sri Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu berganti nama menjadi Kediri.

1157 M – Kakimpoi Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.

1159 M – Prabu Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.

1175 M – Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Mahesa Cempaka yang bernama Dewi Naramurti, adik Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke depan.

1183 M – Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.

1185 M – Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.1190 M – Kertajaya naik tahta di Kediri.

1193 M – Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha. Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.

1194 M – Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.

1205 M – Ken Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.

1221 M – Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.

1222 M – Kediri menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.

1227 M – Ken Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja Tumapel.1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.

1250 M – Kediri disatukan kembali dengan Tumapel.

1252 M – Erupsi gunung Merapi.

1254 M – Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.

1255 M – Prasasti Mula Malurung piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai anugerah untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini diterbitkan Kertanagara tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana raja Singhasari.

1257 M – Erupsi dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.

1258 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.

1263 M – Iklim Bumi kembali normal.

1268 M – Kertanegara menaiki tahta Singhasari.

1275 M – Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.

1284 M – Pasukan Singhasari pimpinan Raden Wijaya menundukkan Bali.

1286 M – Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada penguasa Dharmasraya.

1289 M – Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.

1292 M – Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati Kediri). Raden Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara Jawa Timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh (Surabaya).

1293 M – Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan Kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.

1295 M – Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan negerinya dari Majapahit.

1300 M – Lembu Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh Halayudha.1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan kepada Jayanagara, putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri Dharmasraya.

1313 M – Gajah Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.

1316 M – Nambi, salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai mahapatih baru.

1319 M – Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun berhasil direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu terbongkar.

1321 M – Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.

1325 M – Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.

1328 M – Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.

1329 M – Pemberontakan Keta.

1331 M – Pemberontakan Sadeng.

1332 M – Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.

1334 M – Hayam Wuruk lahir.

1336 M – Ratu Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan Sumpah Palapa.

1337 M – Wang Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.

1339 M – Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya. Adityawarman diangkat sebagai gubernur Sumatra.

1343 M – Gajah Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.

1350 M – Hayam Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.

1357 M – Insiden Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada. Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih lewat sidang Sapta Prabu dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.

1359 M – Gajah Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura. Hayam Wuruk mengunjungi Malang.

1364 M – Gajah Mada wafat.

1365 M – Puncak kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakimpoi Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.

1371 M – Prabu Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.

1376 M – Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.1377 M – Pemberontakan negeri-negeri di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.

1382 M – Prabu Niskala Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.

1389 M – Hayam Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.

1398 M – Majapahit menaklukkan Tumasik.

1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majelis dakwah Islam.

1405 M – Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua keraton Majapahit.

1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah.

1408 M – Armada Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.

1419 M – Sunan Gresik wafat.

1427 M – Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.

1430 M – Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.

1442 M – Raden Paku alias Sunan Giri lahir.

1448 M – Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.

1450 M – Raden Said alias Sunan Kalijaga lahir.

1475 M – Raden Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.

1477 M – Semarang menjadi bawahan Demak.

1478 M – Kudeta di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.

1479 M – Sunan Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.

1482 M – Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.

1506 M – Sunan Giri wafat.

1511 M – Demak melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.

1512 M – Di Sumatra, Portugis menguasai Pasai.

1513 M – Tome Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul mundur.

1515 M – Cirebon menjadi bawahan Demak.

1517 M – Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.

1518 M – Raden Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.

1521 M – Demak kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur. Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.

1522 M – Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi bantuan militer. Sunan Drajat wafat.

1525 M – Sunan Bonang wafat.

1526 M – Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.

1527 M – Demak menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran, termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.

1528 M – Perang Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka Portugis.1529 M – Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.

1530 M – Demak menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan Cirebon.

1531 M – Demak menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi Cirebon-Demak.

1533 M – Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.

1535 M – Ratu Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.

1536 M – Toyib (Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.

1541 M – Demak berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.

1543 M – Ratu Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.

1545 M – Sultan Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.

1546 M – Sultan Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.

1548 M – Sunan Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.

1549 M – Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis. Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.

1552 M – Sunan Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten. Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.

1554 M – Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang.

1556 M – Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.

1560 M – Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.

1567 M – Prabu Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.

1568 M – Sunan Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat. Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.

1570 M – Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan ayahnya.

1574 M – Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut Malaka.

1575 M – Ki Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.

1576 M – Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.

1579 M – Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di pulau Bawean.

1582 M – Sultan Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.

1583 M – Arya Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.

1586 M – Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.

1587 M – Erupsi gunung Merapi.

1588 M – Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan Prapen.

1590 M – Perang Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.

1591 M – Perebutan tahta di Kediri.

1596 M – Bangsa Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.

1599 M – Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.

1600 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.

1601 M – Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.

1602 M – Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.

1603 M – VOC mendirikan pos dagang di Banten.

1605 M – Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian dari Mataram.

1607 M – Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.

1610 M – Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.

1611 M – VOC mendirikan pos dagang di Jayakarta.

1613 M – Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.

1614 M – Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.

1615 M – Patih Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.

1616 M – Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.

1617 M – Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.

1618 M – Mataram menaklukkan Galuh.

1619 M – VOC menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. Mataram menaklukkan Tuban.

1620 M – Invasi Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.

1621 M – Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.

1622 M – Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.

1625 M – Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.

1627 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.

1628 M – Invasi Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.

1629 M – Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.

1630 M – Sultan Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.

1631 M – Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.

1633 M – Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan memberlakukannya pada negerinya.

1636 M – Perang Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram. Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya.

1641 M – Sultan Agung menggubah Serat Nitipraja.

1645 M – Sultan Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.

1646 M – Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.

1647 M – Ibukota Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya tak kunjung kembali.

1651 M – Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.

1652 M – Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta Blambangan di Macan Putih.

1659 M – VOC menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.

1661 M – Putra mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.

1674 M – Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan Mataram.

1676 M – Laskar Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.

1677 M – Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.

1679 M – Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.

1680 M – Puncak kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.

1681 M – Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.

1682 M – Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.

1683 M – Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.

1684 M – Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura. Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

1691 M – Prabu Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.

1697 M – Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.

1698 M – Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.

1703 M – Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.

1704 M – Perang Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.

1705 M – Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.

1706 M – Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.

1708 M – Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.

1719 M – Perang Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV.

1740 M – Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.

1741 M – Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.

1743 M – VOC menduduki pulau Bawean.

1746 M – Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.

1749 M – VOC melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.

1750 M – Raden Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.

1754 M – Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.

1755 M – Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi bawahan VOC.

1757 M – Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.

1767 M – VOC menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.

1771 M – Perang Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.

1772 M – Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.

1788 M – Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.

1800 M – VOC secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak langsung jatuh ke tangan Prancis.

1806 M – Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.

1807 M – Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

1808 M – Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten. Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.

1810 M – Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda. Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.

1811 M – Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai. Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.

1812 M – Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.

1813 M – Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.

1814 M – Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.

1815 M – Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).

1816 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.

1817 M – Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.

1818 M – Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.

1824 M – Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.

1825 M – Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap pemerintah Hindia Belanda.

1826 M – Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.

1827 M – Puncak Perang Diponegoro.

1828 M – Kyai Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda di akhir sebuah pertempuran.

1829 M – Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.

1830 M – Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.

1846 M – Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL mundur kembali ke Jawa.

1849 M – Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan Jembrana dan Karangasem.

1855 M – Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.

1883 M – Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.

1900 M – Belanda menundukkan Gianyar di Bali.

1901 M – Sukarno lahir.

1902 M – Mohammad Hatta lahir.

1905 M – Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).

1906 M – Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.

1907 M – Belanda menundukkan Bangli di Bali.

1908 M – Era Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.

1912 M – H. Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.

1914 M – Perang Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal PKI.

1918 M – Perang Dunia I berakhir.

1921 M – Suharto lahir.

1921 M – Sarekat Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang berhaluan kiri.

1926 M – Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh pasukan KNIL.

1928 M – Ikrar Sumpah Pemuda.

1939 M – Perang Dunia II dimulai.

1940 M – Pusat pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.

1941 M – Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.

1942 M – Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.

1943 M – Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto.

1944 M – Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.

1945 M – Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta. Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1946 M – Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.

1947 M – Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.

1948 M –Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI. Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap para pemimpin RI.

1949 M – UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta didirikan tepatnya 19 Desember 1949.

1949 M – Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat. Tepatnya 27 Desember 1949 M.

1950 M – Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.

1954 M – Amir Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.

1955 M – Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.

1960 M – Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta.

1961 M – Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.

1962 M – Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

1963 M – Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.

1965 M – Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD.

1966 M – Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi anggota PBB.

1967 M – Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.

1968 M – Era Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.

1970 M – Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.

1982 M – Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.

1984 M – Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.

1996 M – Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.

1997 M – Krisis finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.

1998 M – Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.

1999 M – Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.

2001 M – Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.

2004 M – Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

2008 M – Suharto wafat di usia 86 tahun.

2009 M – SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.

2010 M – Erupsi Gunung Merapi.

2014 M – Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.

2019 M - Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

 

Sukarno, Hatta, Bj Habibie, dll wafat

Sumber diambil d*= Kaleidoskop Bhumi Jawa =*

(Sejak Zaman Purba/Pra-sejarah/Pra-Aksara sampai Zaman Modern)

 

Diambil dari kompilasi Babad, Kidung, Naskah, Prasasti, Wiki & buku sejarah.

 

10.000 SM – Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.

9500 SM – Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.

7500 SM – Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.

4000 SM – Tahap kedua Kebudayaan Gunung Padang.

3000 SM – Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.

2000 SM – Tahap ketiga kebudayaan Gunung Padang.

1000 SM – Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.

800 SM – Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.

500 SM – Cipari ditinggalkan.

400 SM – Gunung Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin kemungkinan berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.

----------------

Catatan : dari tahun 10.000 SM sd 400 SM, adalah zaman Pra-Aksara. Keberadaannya masih banyak perdebatan, krn bukti peninggalan artefak arkeologi (prasasti dll) masih minim sekali. Juga korelasinya dgn kronologi pra-sejarah.

-------------

100 M – Buni berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban Teluk Lada muncul di Pandeglang.

130 M – Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di Teluk Lada.

132 M – Berita Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.

150 M – Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang kemungkinan merujuk pada Salakanagara.

300 M – Serangkaian peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.

358 M – Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.

362 M – Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.

363 M – Santanu dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.

395 M – Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.

397 M – Ibukota Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.

399 M – Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.

417 M – Prasasti Tugu tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi dan kekeringan pada musim kemarau.

434 M – Raja Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.

437 M – Pemberontakan Cakrawarman.456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.

528 M – Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).

535 M – Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan bawahan bernama Sunda Sembawa.

536 M – Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh Maharaja Tarumanagara kepadanya.

612 M – Wretikandayun, keturunan Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.

628 M – Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing” kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).

632 M – Kerajaan Kalingga muncul di Jawa Timur (Jeling) sebelum pundah ke Jepara, diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di India timur.

648 M – Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.

664 M – Seorang biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi Jhanabhadra.

669 M – Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.671 M – Prabu Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.

674 M – Maharani Shima naik tahta di Kerajaan Kalingga.

686 M – Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.

695 M – Ratu Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga Selatan (Sambara).

702 M – Mandiminyak menaiki tahta Galuh.

709 M – Sena (Bratasena) menaiki tahta Galuh.

716 M – Kudeta di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.

721 M – Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.

722 M – Sanjaya menaklukkan Saunggalah (Kuningan).

723 M – Sanjaya menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus, menyatukan kedua negeri tersebut.

732 M – Ratu Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram (Medang i Bhumi Mataram). Ia menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa Saunggalah.

739 M – Galuh memerdekakan diri dari Sunda setelah petang saudara Manarah (Ciung Wanara) menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan, Arya Bangah menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.

752 M – Sriwijaya menaklukkan Kalingga.

759 M – Arya Bangah memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.

760 M – Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya di Mataram. Gajayana mendirikan kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.

770 M – Dinasti Sailendra berkuasa di Mataram.

775 M – Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya. Candi Borobudur mulai dibangun.

778 M – Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.

782 M – Prasasti Kelurak tentang sebuah bangunan suci (Candi Sewu) untuk arca Manjusri atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya yang terletak di Kompleks Percandian Prambanan.

787 M – Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja

789 M – Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.

792 M – Samaratungga menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun.

798 M – Prabu Jayaprakosa (Ciung Wanara) wafat.

802 M – Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.

819 M – Rakyan Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.

825 M – Candi Borobudur selesai dibangun.

847 M – Wangsa Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya menaiki tahta Mataram. Candi Prambanan dibangun.

856 M – Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya. Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.880 M – Peristiwa Wuatan Tija yaitu Rakai Kayuwangi menganugerahi para pemuka desa Wuatan Tija karena telah berjasa menolong putranya yang bernama Dyah Bhumijaya yang diculik oleh Rakryan Landhayan (ayah Dyah Wawa). Para pemuka desa Wuatan Tija dan diantarkan kepada Maharaja Rakai Kayuwangi.

882 M – Gunung Merapi meletus.

899 M – Dyah Balitung menaiki tahta Mataram.

900 M – Mataram menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina. Kebudayaan maju muncul di Blambangan.

905 M – Mataram pada zaman Dyah Balitung menaklukkan Bali.

924 M – Dyah Wawa naik tahta di Mataram.

927 M – Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram, Dyah Wawa terbunuh dan Mpu Sendok eksodus ke Jawa Timur.

929 M – Perang Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan kerajaan Medang dan dinasti Isyana yang berpusat di Jawa Timur.

937 M – Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.

960 M – Gunung Merapi meletus.

985 M – Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.

986 M – Ketut Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.

988 M – Medang menyerang kota Palembang di Sriwijaya.

990 M – Medang kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.992 M – Pasukan Sriwijaya merebut kembali kota Palembang.

996 M – Epos Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.

997 M – Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.

1016 M – Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan Medang otomatis musnah.

1019 M – Airlangga mendirikan istana Watan Mas.

1025 M – Invasi Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan negerinya.

1028 M – Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti Chola.

1030 M – Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.

1031 M – Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.

1032 M – Ratu Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.

1035 M – Mpu Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.

1036 M – Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.

1037 M – Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh Bumi Jawa.

1042 M – Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi negara yang merdeka kembali.

1044 M – Perang saudara antara Janggala dan Panjalu.

1049 M – Airlangga wafat dalam pertapaannya.

1052 M – Panjalu menjadi bawahan Janggala.

1066 M – Sriwijaya merdeka dari Chola.

1088 M – Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).

1100 M – Janggala menaklukkan Madura.

1104 M – Panjalu merdeka dari Janggala.1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.

1135 M – Sri Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu berganti nama menjadi Kediri.

1157 M – Kakimpoi Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.

1159 M – Prabu Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.

1175 M – Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Mahesa Cempaka yang bernama Dewi Naramurti, adik Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke depan.

1183 M – Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.

1185 M – Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.1190 M – Kertajaya naik tahta di Kediri.

1193 M – Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha. Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.

1194 M – Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.

1205 M – Ken Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.

1221 M – Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.

1222 M – Kediri menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.

1227 M – Ken Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja Tumapel.1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.

1250 M – Kediri disatukan kembali dengan Tumapel.

1252 M – Erupsi gunung Merapi.

1254 M – Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.

1255 M – Prasasti Mula Malurung piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai anugerah untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini diterbitkan Kertanagara tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana raja Singhasari.

1257 M – Erupsi dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.

1258 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.

1263 M – Iklim Bumi kembali normal.

1268 M – Kertanegara menaiki tahta Singhasari.

1275 M – Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.

1284 M – Pasukan Singhasari pimpinan Raden Wijaya menundukkan Bali.

1286 M – Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada penguasa Dharmasraya.

1289 M – Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.

1292 M – Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati Kediri). Raden Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara Jawa Timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh (Surabaya).

1293 M – Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan Kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.

1295 M – Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan negerinya dari Majapahit.

1300 M – Lembu Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh Halayudha.1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan kepada Jayanagara, putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri Dharmasraya.

1313 M – Gajah Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.

1316 M – Nambi, salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai mahapatih baru.

1319 M – Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun berhasil direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu terbongkar.

1321 M – Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.

1325 M – Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.

1328 M – Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.

1329 M – Pemberontakan Keta.

1331 M – Pemberontakan Sadeng.

1332 M – Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.

1334 M – Hayam Wuruk lahir.

1336 M – Ratu Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan Sumpah Palapa.

1337 M – Wang Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.

1339 M – Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya. Adityawarman diangkat sebagai gubernur Sumatra.

1343 M – Gajah Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.

1350 M – Hayam Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.

1357 M – Insiden Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada. Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih lewat sidang Sapta Prabu dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.

1359 M – Gajah Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura. Hayam Wuruk mengunjungi Malang.

1364 M – Gajah Mada wafat.

1365 M – Puncak kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakimpoi Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.

1371 M – Prabu Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.

1376 M – Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.1377 M – Pemberontakan negeri-negeri di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.

1382 M – Prabu Niskala Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.

1389 M – Hayam Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.

1398 M – Majapahit menaklukkan Tumasik.

1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majlis dakwah islam.

[08.04, 8/9/2022] Ada: 1405 M – Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua keraton Majapahit.1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah.

1408 M – Armada Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.

1419 M – Sunan Gresik wafat.

1427 M – Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.

1430 M – Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.

1442 M – Raden Paku alias Sunan Giri lahir.

1448 M – Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.

1450 M – Raden Said alias Sunan Kalijaga lahir.

1475 M – Raden Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.

1477 M – Semarang menjadi bawahan Demak.

1478 M – Kudeta di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.

1479 M – Sunan Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.

1482 M – Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.

1506 M – Sunan Giri wafat.

1511 M – Demak melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.

1512 M – Di Sumatra, Portugis menguasai Pasai.

1513 M – Tome Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul mundur.

1515 M – Cirebon menjadi bawahan Demak.

1517 M – Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.

1518 M – Raden Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.

1521 M – Demak kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur. Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.

1522 M – Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi bantuan militer. Sunan Drajat wafat.

1525 M – Sunan Bonang wafat.

1526 M – Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.

1527 M – Demak menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran, termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.

1528 M – Perang Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka Portugis.1529 M – Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.

1530 M – Demak menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan Cirebon.

1531 M – Demak menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi Cirebon-Demak.

1533 M – Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.

1535 M – Ratu Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.

1536 M – Toyib (Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.

1541 M – Demak berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.

1543 M – Ratu Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.

1545 M – Sultan Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.

1546 M – Sultan Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.

1548 M – Sunan Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.

1549 M – Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis. Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.

1552 M – Sunan Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten. Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.

1554 M – Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang.

1556 M – Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.

1560 M – Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.

1567 M – Prabu Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.

1568 M – Sunan Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat. Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.

1570 M – Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan ayahnya.

1574 M – Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut Malaka.

1575 M – Ki Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.

1576 M – Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.

1579 M – Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di pulau Bawean.

1582 M – Sultan Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.

1583 M – Arya Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.

1586 M – Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.

1587 M – Erupsi gunung Merapi.

1588 M – Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan Prapen.

1590 M – Perang Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.

1591 M – Perebutan tahta di Kediri.

1596 M – Bangsa Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.

1599 M – Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.

1600 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.

1601 M – Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.

1602 M – Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.

1603 M – VOC mendirikan pos dagang di Banten.

1605 M – Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian dari Mataram.

1607 M – Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.

1610 M – Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.

1611 M – VOC mendirikan pos dagang di Jayakarta.

1613 M – Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.

1614 M – Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.

1615 M – Patih Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.

1616 M – Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.

1617 M – Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.

1618 M – Mataram menaklukkan Galuh.

1619 M – VOC menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. Mataram menaklukkan Tuban.

1620 M – Invasi Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.

1621 M – Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.

1622 M – Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.

1625 M – Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.

1627 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.

1628 M – Invasi Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.

1629 M – Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.

1630 M – Sultan Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.

1631 M – Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.

1633 M – Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan memberlakukannya pada negerinya.

1636 M – Perang Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram. Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya.

1641 M – Sultan Agung menggubah Serat Nitipraja.

1645 M – Sultan Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.

1646 M – Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.

1647 M – Ibukota Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya tak kunjung kembali.

1651 M – Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.

1652 M – Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta Blambangan di Macan Putih.

1659 M – VOC menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.

1661 M – Putra mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.

1674 M – Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan Mataram.

1676 M – Laskar Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.

1677 M – Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.

1679 M – Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.

1680 M – Puncak kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.

1681 M – Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.

1682 M – Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.

1683 M – Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.

1684 M – Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura. Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

1691 M – Prabu Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.

1697 M – Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.

1698 M – Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.

1703 M – Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.

1704 M – Perang Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.

1705 M – Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.

1706 M – Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.

1708 M – Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.

1719 M – Perang Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV.

1740 M – Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.

1741 M – Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.

1743 M – VOC menduduki pulau Bawean.

1746 M – Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.

1749 M – VOC melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.

1750 M – Raden Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.

1754 M – Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.

1755 M – Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi bawahan VOC.

1757 M – Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.

1767 M – VOC menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.

1771 M – Perang Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.

1772 M – Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.

1788 M – Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.

1800 M – VOC secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak langsung jatuh ke tangan Prancis.

1806 M – Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.

1807 M – Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

1808 M – Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten. Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.

1810 M – Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda. Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.

1811 M – Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai. Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.

1812 M – Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.

1813 M – Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.

1814 M – Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.

1815 M – Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).

1816 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.

1817 M – Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.

1818 M – Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.

1824 M – Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.

1825 M – Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap pemerintah Hindia Belanda.

1826 M – Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.

1827 M – Puncak Perang Diponegoro.

1828 M – Kyai Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda di akhir sebuah pertempuran.

1829 M – Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.

1830 M – Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.

1846 M – Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL mundur kembali ke Jawa.

1849 M – Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan Jembrana dan Karangasem.

1855 M – Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.

1883 M – Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.

1900 M – Belanda menundukkan Gianyar di Bali.

1901 M – Sukarno lahir.

1902 M – Mohammad Hatta lahir.

1905 M – Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).

1906 M – Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.

1907 M – Belanda menundukkan Bangli di Bali.

1908 M – Era Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.

1912 M – H. Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.

1914 M – Perang Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal PKI.

1918 M – Perang Dunia I berakhir.

1921 M – Sarekat Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang berhaluan kiri.

1926 M – Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh pasukan KNIL.

1928 M – Ikrar Sumpah Pemuda.

1939 M – Perang Dunia II dimulai.

1940 M – Pusat pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.

1941 M – Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.

1942 M – Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.

1943 M – Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto.

1944 M – Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.

1945 M – Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta. Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1946 M – Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.

1947 M – Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.

1948 M –Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI. Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap para pemimpin RI.

1949 M – Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.

1950 M – Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.

1954 M – Amir Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.

1955 M – Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.

1960 M – Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta.

1961 M – Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.

1962 M – Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

1963 M – Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.

1965 M – Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD.

1966 M – Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi anggota PBB.

1967 M – Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.

1968 M – Era Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.

1970 M – Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.

1982 M – Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.

1984 M – Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.

1996 M – Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.

1997 M – Krisis finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.

1998 M – Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.

1999 M – Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.

2001 M – Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.

2004 M – Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

2008 M – Suharto wafat di usia 86 tahun.

2009 M – SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.

2010 M – Erupsi Gunung Merapi.

2014 M – Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.

2019 M - Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

 

Sukarno, Hatta, Bj Habibie, dll wafat

Sumber diambil d*= Kaleidoskop Bhumi Jawa =*

(Sejak Zaman Purba/Pra-sejarah/Pra-Aksara sampai Zaman Modern)

 

Diambil dari kompilasi Babad, Kidung, Naskah, Prasasti, Wiki & buku sejarah.

 

10.000 SM – Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.

9500 SM – Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.

7500 SM – Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.

4000 SM – Tahap kedua Kebudayaan Gunung Padang.

3000 SM – Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.

2000 SM – Tahap ketiga kebudayaan Gunung Padang.

1000 SM – Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.

800 SM – Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.

500 SM – Cipari ditinggalkan.

400 SM – Gunung Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin kemungkinan berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.

----------------

Catatan : dari tahun 10.000 SM sd 400 SM, adalah zaman Pra-Aksara. Keberadaannya masih banyak perdebatan, krn bukti peninggalan artefak arkeologi (prasasti dll) masih minim sekali. Juga korelasinya dgn kronologi pra-sejarah.

-------------

100 M – Buni berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban Teluk Lada muncul di Pandeglang.

130 M – Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di Teluk Lada.

132 M – Berita Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.

150 M – Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang kemungkinan merujuk pada Salakanagara.

300 M – Serangkaian peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.

358 M – Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.

362 M – Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.

363 M – Santanu dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.

395 M – Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.

397 M – Ibukota Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.

399 M – Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.

417 M – Prasasti Tugu tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi dan kekeringan pada musim kemarau.

434 M – Raja Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.

437 M – Pemberontakan Cakrawarman.456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.

528 M – Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).

535 M – Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan bawahan bernama Sunda Sembawa.

536 M – Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh Maharaja Tarumanagara kepadanya.

612 M – Wretikandayun, keturunan Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.

628 M – Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing” kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).

632 M – Kerajaan Kalingga muncul di Jawa Timur (Jeling) sebelum pundah ke Jepara, diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di India timur.

648 M – Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.

664 M – Seorang biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi Jhanabhadra.

669 M – Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.671 M – Prabu Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.

674 M – Maharani Shima naik tahta di Kerajaan Kalingga.

686 M – Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.

695 M – Ratu Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga Selatan (Sambara).

702 M – Mandiminyak menaiki tahta Galuh.

709 M – Sena (Bratasena) menaiki tahta Galuh.

716 M – Kudeta di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.

721 M – Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.

722 M – Sanjaya menaklukkan Saunggalah (Kuningan).

723 M – Sanjaya menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus, menyatukan kedua negeri tersebut.

732 M – Ratu Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram (Medang i Bhumi Mataram). Ia menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa Saunggalah.

739 M – Galuh memerdekakan diri dari Sunda setelah petang saudara Manarah (Ciung Wanara) menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan, Arya Bangah menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.

752 M – Sriwijaya menaklukkan Kalingga.

759 M – Arya Bangah memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.

760 M – Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya di Mataram. Gajayana mendirikan kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.

770 M – Dinasti Sailendra berkuasa di Mataram.

775 M – Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya. Candi Borobudur mulai dibangun.

778 M – Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.

782 M – Prasasti Kelurak tentang sebuah bangunan suci (Candi Sewu) untuk arca Manjusri atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya yang terletak di Kompleks Percandian Prambanan.

787 M – Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja

789 M – Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.

792 M – Samaratungga menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun.

798 M – Prabu Jayaprakosa (Ciung Wanara) wafat.

802 M – Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.

819 M – Rakyan Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.

825 M – Candi Borobudur selesai dibangun.

847 M – Wangsa Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya menaiki tahta Mataram. Candi Prambanan dibangun.

856 M – Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya. Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.880 M – Peristiwa Wuatan Tija yaitu Rakai Kayuwangi menganugerahi para pemuka desa Wuatan Tija karena telah berjasa menolong putranya yang bernama Dyah Bhumijaya yang diculik oleh Rakryan Landhayan (ayah Dyah Wawa). Para pemuka desa Wuatan Tija dan diantarkan kepada Maharaja Rakai Kayuwangi.

882 M – Gunung Merapi meletus.

899 M – Dyah Balitung menaiki tahta Mataram.

900 M – Mataram menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina. Kebudayaan maju muncul di Blambangan.

905 M – Mataram pada zaman Dyah Balitung menaklukkan Bali.

924 M – Dyah Wawa naik tahta di Mataram.

927 M – Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram, Dyah Wawa terbunuh dan Mpu Sendok eksodus ke Jawa Timur.

929 M – Perang Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan kerajaan Medang dan dinasti Isyana yang berpusat di Jawa Timur.

937 M – Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.

960 M – Gunung Merapi meletus.

985 M – Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.

986 M – Ketut Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.

988 M – Medang menyerang kota Palembang di Sriwijaya.

990 M – Medang kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.992 M – Pasukan Sriwijaya merebut kembali kota Palembang.

996 M – Epos Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.

997 M – Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.

1016 M – Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan Medang otomatis musnah.

1019 M – Airlangga mendirikan istana Watan Mas.

1025 M – Invasi Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan negerinya.

1028 M – Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti Chola.

1030 M – Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.

1031 M – Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.

1032 M – Ratu Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.

1035 M – Mpu Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.

1036 M – Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.

1037 M – Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh Bumi Jawa.

1042 M – Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi negara yang merdeka kembali.

1044 M – Perang saudara antara Janggala dan Panjalu.

1049 M – Airlangga wafat dalam pertapaannya.

1052 M – Panjalu menjadi bawahan Janggala.

1066 M – Sriwijaya merdeka dari Chola.

1088 M – Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).

1100 M – Janggala menaklukkan Madura.

1104 M – Panjalu merdeka dari Janggala.1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.

1135 M – Sri Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu berganti nama menjadi Kediri.

1157 M – Kakimpoi Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.

1159 M – Prabu Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.

1175 M – Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Mahesa Cempaka yang bernama Dewi Naramurti, adik Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke depan.

1183 M – Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.

1185 M – Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.1190 M – Kertajaya naik tahta di Kediri.

1193 M – Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha. Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.

1194 M – Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.

1205 M – Ken Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.

1221 M – Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.

1222 M – Kediri menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.

1227 M – Ken Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja Tumapel.1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.

1250 M – Kediri disatukan kembali dengan Tumapel.

1252 M – Erupsi gunung Merapi.

1254 M – Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.

1255 M – Prasasti Mula Malurung piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai anugerah untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini diterbitkan Kertanagara tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana raja Singhasari.

1257 M – Erupsi dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.

1258 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.

1263 M – Iklim Bumi kembali normal.

1268 M – Kertanegara menaiki tahta Singhasari.

1275 M – Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.

1284 M – Pasukan Singhasari pimpinan Raden Wijaya menundukkan Bali.

1286 M – Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada penguasa Dharmasraya.

1289 M – Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.

1292 M – Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati Kediri). Raden Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara Jawa Timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh (Surabaya).

1293 M – Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan Kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.

1295 M – Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan negerinya dari Majapahit.

1300 M – Lembu Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh Halayudha.1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan kepada Jayanagara, putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri Dharmasraya.

1313 M – Gajah Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.

1316 M – Nambi, salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai mahapatih baru.

1319 M – Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun berhasil direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu terbongkar.

1321 M – Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.

1325 M – Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.

1328 M – Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.

1329 M – Pemberontakan Keta.

1331 M – Pemberontakan Sadeng.

1332 M – Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.

1334 M – Hayam Wuruk lahir.

1336 M – Ratu Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan Sumpah Palapa.

1337 M – Wang Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.

1339 M – Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya. Adityawarman diangkat sebagai gubernur Sumatra.

1343 M – Gajah Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.

1350 M – Hayam Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.

1357 M – Insiden Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada. Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih lewat sidang Sapta Prabu dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.

1359 M – Gajah Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura. Hayam Wuruk mengunjungi Malang.

1364 M – Gajah Mada wafat.

1365 M – Puncak kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakimpoi Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.

1371 M – Prabu Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.

1376 M – Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.1377 M – Pemberontakan negeri-negeri di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.

1382 M – Prabu Niskala Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.

1389 M – Hayam Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.

1398 M – Majapahit menaklukkan Tumasik.

1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik memprakarsai pendirian Waliso

[08.06, 8/9/2022] Ada: 1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majelis dakwah Islam.

1405 M – Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua keraton Majapahit.1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah.

1408 M – Armada Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.

1419 M – Sunan Gresik wafat.

1427 M – Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.

1430 M – Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.

1442 M – Raden Paku alias Sunan Giri lahir.

1448 M – Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.

1450 M – Raden Said alias Sunan Kalijaga lahir.

1475 M – Raden Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.

1477 M – Semarang menjadi bawahan Demak.

1478 M – Kudeta di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.

1479 M – Sunan Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.

1482 M – Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.

1506 M – Sunan Giri wafat.

1511 M – Demak melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.

1512 M – Di Sumatra, Portugis menguasai Pasai.

1513 M – Tome Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul mundur.

1515 M – Cirebon menjadi bawahan Demak.

1517 M – Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.

1518 M – Raden Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.

1521 M – Demak kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur. Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.

1522 M – Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi bantuan militer. Sunan Drajat wafat.

1525 M – Sunan Bonang wafat.

1526 M – Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.

1527 M – Demak menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran, termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.

1528 M – Perang Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka Portugis.1529 M – Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.

1530 M – Demak menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan Cirebon.

1531 M – Demak menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi Cirebon-Demak.

1533 M – Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.

1535 M – Ratu Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.

1536 M – Toyib (Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.

1541 M – Demak berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.

1543 M – Ratu Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.

1545 M – Sultan Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.

1546 M – Sultan Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.

1548 M – Sunan Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.

1549 M – Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis. Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.

1552 M – Sunan Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten. Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.

1554 M – Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang.

1556 M – Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.

1560 M – Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.

1567 M – Prabu Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.

1568 M – Sunan Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat. Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.

1570 M – Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan ayahnya.

1574 M – Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut Malaka.

1575 M – Ki Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.

1576 M – Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.

1579 M – Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di pulau Bawean.

1582 M – Sultan Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.

1583 M – Arya Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.

1586 M – Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.

1587 M – Erupsi gunung Merapi.

1588 M – Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan Prapen.

1590 M – Perang Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.

1591 M – Perebutan tahta di Kediri.

1596 M – Bangsa Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.

1599 M – Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.

1600 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.

1601 M – Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.

1602 M – Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.

1603 M – VOC mendirikan pos dagang di Banten.

1605 M – Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian dari Mataram.

1607 M – Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.

1610 M – Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.

1611 M – VOC mendirikan pos dagang di Jayakarta.

1613 M – Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.

1614 M – Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.

1615 M – Patih Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.

1616 M – Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.

1617 M – Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.

1618 M – Mataram menaklukkan Galuh.

1619 M – VOC menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. Mataram menaklukkan Tuban.

1620 M – Invasi Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.

1621 M – Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.

1622 M – Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.

1625 M – Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.

1627 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.

1628 M – Invasi Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.

1629 M – Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.

1630 M – Sultan Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.

1631 M – Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.

1633 M – Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan memberlakukannya pada negerinya.

1636 M – Perang Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram. Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya.

1641 M – Sultan Agung menggubah Serat Nitipraja.

1645 M – Sultan Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.

1646 M – Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.

1647 M – Ibukota Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya tak kunjung kembali.

1651 M – Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.

1652 M – Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta Blambangan di Macan Putih.

1659 M – VOC menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.

1661 M – Putra mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.

1674 M – Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan Mataram.

1676 M – Laskar Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.

1677 M – Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.

1679 M – Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.

1680 M – Puncak kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.

1681 M – Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.

1682 M – Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.

1683 M – Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.

1684 M – Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura. Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

1691 M – Prabu Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.

1697 M – Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.

1698 M – Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.

1703 M – Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.

1704 M – Perang Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.

1705 M – Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.

1706 M – Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.

1708 M – Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.

1719 M – Perang Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV.

1740 M – Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.

1741 M – Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.

1743 M – VOC menduduki pulau Bawean.

1746 M – Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.

1749 M – VOC melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.

1750 M – Raden Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.

1754 M – Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.

1755 M – Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi bawahan VOC.

1757 M – Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.

1767 M – VOC menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.

1771 M – Perang Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.

1772 M – Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.

1788 M – Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.

1800 M – VOC secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak langsung jatuh ke tangan Prancis.

1806 M – Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.

1807 M – Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

1808 M – Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten. Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.

1810 M – Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda. Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.

1811 M – Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai. Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.

1812 M – Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.

1813 M – Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.

1814 M – Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.

1815 M – Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).

1816 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.

1817 M – Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.

1818 M – Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.

1824 M – Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.

1825 M – Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap pemerintah Hindia Belanda.

1826 M – Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.

1827 M – Puncak Perang Diponegoro.

1828 M – Kyai Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda di akhir sebuah pertempuran.

1829 M – Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.

1830 M – Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.

1846 M – Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL mundur kembali ke Jawa.

1849 M – Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan Jembrana dan Karangasem.

1855 M – Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.

1883 M – Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.

1900 M – Belanda menundukkan Gianyar di Bali.

1901 M – Sukarno lahir.

1902 M – Mohammad Hatta lahir.

1905 M – Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).

1906 M – Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.

1907 M – Belanda menundukkan Bangli di Bali.

1908 M – Era Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.

1912 M – H. Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.

1914 M – Perang Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal PKI.

1918 M – Perang Dunia I berakhir.

1921 M – Sarekat Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang berhaluan kiri.

1926 M – Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh pasukan KNIL.

1928 M – Ikrar Sumpah Pemuda.

1939 M – Perang Dunia II dimulai.

1940 M – Pusat pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.

1941 M – Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.

1942 M – Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.

1943 M – Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto.

1944 M – Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.

1945 M – Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta. Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1946 M – Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.

1947 M – Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.

1948 M –Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI. Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap para pemimpin RI.

1949 M – Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.

1950 M – Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.

1954 M – Amir Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.

1955 M – Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.

1960 M – Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta.

1961 M – Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.

1962 M – Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

1963 M – Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.

1965 M – Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD.

1966 M – Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi anggota PBB.

1967 M – Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.

1968 M – Era Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.

1970 M – Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.

1982 M – Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.

1984 M – Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.

1996 M – Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.

1997 M – Krisis finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.

1998 M – Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.

1999 M – Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.

2001 M – Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.

2004 M – Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

2008 M – Suharto wafat di usia 86 tahun.

2009 M – SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.

2010 M – Erupsi Gunung Merapi.

2014 M – Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.

2019 M - Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

 

Sukarno, Hatta, Bj Habibie, dll wafat

Sumber diambil 1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik memprakarsai pendirian Walisongo, sebuah majelis dakwah Islam.

1405 M – Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua keraton Majapahit.1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah.

1408 M – Armada Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.

1419 M – Sunan Gresik wafat.

1427 M – Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.

1430 M – Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.

1442 M – Raden Paku alias Sunan Giri lahir.

1448 M – Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.

1450 M – Raden Said alias Sunan Kalijaga lahir.

1475 M – Raden Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.

1477 M – Semarang menjadi bawahan Demak.

1478 M – Kudeta di Trowulan. Prabu Suraprabhawa tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh Girindrawardhana dan ketiga saudaranya.

1479 M – Sunan Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.

1482 M – Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran.1487 M – Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.

1506 M – Sunan Giri wafat.

1511 M – Demak melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.

1512 M – Di Sumatra, Portugis menguasai Pasai.

1513 M – Tome Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul mundur.

1515 M – Cirebon menjadi bawahan Demak.

1517 M – Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.

1518 M – Raden Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.

1521 M – Demak kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur. Trenggana naik tahta sebagai Sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis lewat putranya Surawisesa untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa.

1522 M – Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi bantuan militer. Sunan Drajat wafat.

1525 M – Sunan Bonang wafat.

1526 M – Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.

1527 M – Demak menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran, termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.

1528 M – Perang Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan (Patih Udhara) ke Malaka Portugis.1529 M – Pangeran Cakrabuana (Cirebon) wafat. Demak menundukkan kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.

1530 M – Demak menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan Cirebon.

1531 M – Demak menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi Cirebon-Demak.

1533 M – Prasasti Batutulis pada masa Raja Surawisesa untuk memperingati jasa-jasa raja pendahulunya, Prabu Siliwangi atau Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja.

1535 M – Ratu Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.

1536 M – Toyib (Pangeran Hadiri) seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadiri.

1541 M – Demak berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.

1543 M – Ratu Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.

1545 M – Sultan Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.

1546 M – Sultan Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan diri dari Demak setelah Sultan Hadirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.

1548 M – Sunan Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.

1549 M – Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis. Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.

1552 M – Sunan Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten. Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.

1554 M – Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang.

1556 M – Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.

1560 M – Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.

1567 M – Prabu Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.

1568 M – Sunan Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat. Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.

1570 M – Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan ayahnya.

1574 M – Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut Malaka.

1575 M – Ki Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.

1576 M – Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.

1579 M – Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaaan di pulau Bawean.

1582 M – Sultan Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.

1583 M – Arya Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.

1586 M – Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.

1587 M – Erupsi gunung Merapi.

1588 M – Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan Prapen.

1590 M – Perang Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.

1591 M – Perebutan tahta di Kediri.

1596 M – Bangsa Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.

1599 M – Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.

1600 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.

1601 M – Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.

1602 M – Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.

1603 M – VOC mendirikan pos dagang di Banten.

1605 M – Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian dari Mataram.

1607 M – Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.

1610 M – Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.

1611 M – VOC mendirikan pos dagang di Jayakarta.

1613 M – Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.

1614 M – Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.

1615 M – Patih Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.

1616 M – Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.

1617 M – Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.

1618 M – Mataram menaklukkan Galuh.

1619 M – VOC menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. Mataram menaklukkan Tuban.

1620 M – Invasi Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.

1621 M – Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.

1622 M – Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.1624 M – Mataram menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.

1625 M – Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.

1627 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.

1628 M – Invasi Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.

1629 M – Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.

1630 M – Sultan Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.

1631 M – Pemberontakan Sumedang.1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.

1633 M – Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan memberlakukannya pada negerinya.

1636 M – Perang Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram. Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya.

1641 M – Sultan Agung menggubah Serat Nitipraja.

1645 M – Sultan Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.

1646 M – Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.

1647 M – Ibukota Mataram dipindah ke Plered.1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya tak kunjung kembali.

1651 M – Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.

1652 M – Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Prabu Tawang Alun naik tahta Blambangan di Macan Putih.

1659 M – VOC menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.

1661 M – Putra mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.

1674 M – Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan Mataram.

1676 M – Laskar Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan. Prabu Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.

1677 M – Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.

1679 M – Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.

1680 M – Puncak kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.

1681 M – Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.

1682 M – Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.

1683 M – Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.

1684 M – Speelman wafat di Batavia.1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura. Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

1691 M – Prabu Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.

1697 M – Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.

1698 M – Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.

1703 M – Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.

1704 M – Perang Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai Sultan Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.

1705 M – Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.

1706 M – Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.

1708 M – Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.

1719 M – Perang Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV.

1740 M – Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.

1741 M – Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.

1743 M – VOC menduduki pulau Bawean.

1746 M – Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.

1749 M – VOC melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.

1750 M – Raden Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.

1754 M – Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.

1755 M – Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi bawahan VOC.

1757 M – Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.

1767 M – VOC menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.

1771 M – Perang Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.

1772 M – Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.

1788 M – Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.

1800 M – VOC secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak langsung jatuh ke tangan Prancis.

1806 M – Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.

1807 M – Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

1808 M – Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten. Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang Sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman.1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.

1810 M – Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda. Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.

1811 M – Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai. Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.

1812 M – Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.

1813 M – Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.

1814 M – Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.

1815 M – Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).

1816 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.

1817 M – Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.

1818 M – Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.

1824 M – Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.

1825 M – Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap pemerintah Hindia Belanda.

1826 M – Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.

1827 M – Puncak Perang Diponegoro.

1828 M – Kyai Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda di akhir sebuah pertempuran.

1829 M – Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.

1830 M – Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.

1846 M – Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL mundur kembali ke Jawa.

1849 M – Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan Jembrana dan Karangasem.

1855 M – Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.

1883 M – Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.

1900 M – Belanda menundukkan Gianyar di Bali.

1901 M – Sukarno lahir.

1902 M – Mohammad Hatta lahir.

1905 M – Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).

1906 M – Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.

1907 M – Belanda menundukkan Bangli di Bali.

1908 M – Era Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.

1912 M – H. Oemar Said Tjokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.

1912 M - Sri Sultan Hamengkubuwana IX wakil presiden RI ke dua lahir.

1914 M – Perang Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal PKI.

1917 M - Adam Malik Batubara wakil presiden RI ke 3 lahir.

1918 M – Perang Dunia I berakhir.

1921 M – Sarekat Islam terpecah menjadi dua, SI Putih berhaluan kanan dan SI Merah yang berhaluan kiri.

1924 M - Jenderal TNI H. Umar Wirahadikusumah lahir.

1926 M – Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh pasukan KNIL.

1927 M – Sudharmono wakil presiden RI ke 5 lahir.

1928 M – Ikrar Sumpah Pemuda.

1935 M - Jenderal TNI Try Sutrisno wakil presiden RI ke 6 lahir.

1936 M – B. J. Habibie lahir.

1939 M – Perang Dunia II dimulai.

1940 M – Pusat pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.

1940 M – KH. Abdurrahman Wahid lahir.

1940 M - Hamzah Haz wakil presiden RI ke 9 lahir.

1941 M – Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.

1942 M – Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Negara Islam di Tasikmalaya.

1942 M - Muhammad Jusuf Kalla wakil presiden RI ke 10 dan 12 lahir.

1943 M – Boediono wakil presiden RI ke 11 lahir.

1943 M - KH. Ma'ruf Amin wakil presiden RI ke 13 lahir.

1943 M – Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto.

1944 M – Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.

1945 M – Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta. Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1946 M – Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.

1947 M – Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.

1947 M – Megawati lahir.

1948 M –Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI. Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap para pemimpin RI.

1949M – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lahir.

1949 M – Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.

1950 M – Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.

1954 M – Amir Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.

1955 M – Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.

1960 M – Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta.

1961 M – Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.

1961 M – Joko Widodo lahir.

1962 M – Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

1963 M – Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.

1965 M – Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD.

1966 M – Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan Supersemar dari Sukarnokepada Suharto. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi anggota PBB.

1967 M – Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.

1968 M – Era Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.

1970 M – Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.

1980 M – Mohammad Hatta wafat..

1982 M – Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.

1984 M – Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.

1984 M - Adam Malik Batubara wakil presiden RI ke 3 wafat.

1988 M - Sri Sultan Hamengkubuwana IX wakil presiden RI ke dua wafat.

1996 M – Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.

1997 M – Krisis finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.

1998 M – Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.

1998 M - Jenderal TNI Try Sutrisno wakil presiden RI ke 6 wafat.

1999 M – Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.

2001 M – Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.

2003 M - Jenderal TNI H. Umar Wirahadikusumah wafat.

2004 M – Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

2006 M - Sudharmono wakil presiden RI ke 5 wafat.

2008 M – Suharto wafat di usia 86 tahun.

2009 M – KH. Abdurrahman Wahid wafat.

2009 M – SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.

2009 M – Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura selesasi dibangun sejak tahun 2003 M.

2010 M – Erupsi Gunung Merapi.

2014 M – Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.

2016 M – UIII (Universitas Islam Internasional Indonesia) dibangun di kota Depok. UIII adalah universitas Islam internasional pertama yang ada di Indonesia.

2019 M - Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

2019 M – B. J. Habibie meninggal.

2019 M – World Sufi Forum di gelar di kota Pekalongan. Forum ini menghadirkan seluruh Sufi dunia yang diketuai oleh Habib Luthfi bin Yahya.

2019 M – akhir tahun 2019 muncul wabah covid 19 yang menjadikan seluruh aktivitas dibatasi. Bahkan ibadah haji dan umroh ditiadakan hingga tahun 2021. Selama kurun waktu tersebut haji hanya untuk warga Arab Saudi. Dan baru kembali di buka musim haji tahun 2022.

2022 M – Haji mulai di buka kembali untuk seluruh umat muslim di dunia dengan persyaratan ketat.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar