Bulan Shafar
Tumpah Bala’ di Rabu Pungkasan
Bulan kedua dalam kalender hijriyah ini dalam tradisi umat Islam di Indonesia khususnya Jawa, terdapat tradisi yang baik khusus di hari rabu akhir bulan Safar atau yang lebih dikenal dengan Rabu Pungkasan. Jika membaca sebab adanya tradisi baik tersebut karena adanya riwayat di hari tersebut diturunkan cobaan sebanyak 320.000. Karena itulah pada hari Rabu akhir bulan Shafar ini para ulama mengajarkan untuk shalat hajat li daf’il bala’ (shalat hajat untuk menolak bala’). Rakaat pertama membaca surat at-Takastur sebanyak 17 kali setelah surat al-Fatikhah dan surat al-Ikhlas sebanyak 5 kali di rakaat kedua setelah surat al-Fatikhah, kemudian surat al-Falaq dan al-Nas masing-masing satu kali.
Selain shalat sunnah hajat tersebut, setelah shalat
maghrib dianjurkan membaca surat Yasin dan pada ayat “salamun qoulam min
robbirrokhim” diucapkan sebanyak 313 kali. Hal ini tidak lain karena
hati-hati dalam menyikapi turunnya bala’ tersebut. Selain itu juga ada sabda
Nabi tentang adanya kesialan di hari Rabu di setiap akhir bulan. Beliau
bersabda “Akhiru Ar’biai fi al-Syahri Yaumu Nahsin Mustammir” (Rabu terakhir
setiap bulan adalah hari sial terus).
Pada dasarnya semua bulan dan hari adalah baik. Dan
sudah seharusnya manusia lebih memilih bersikap meyakini kebaikan dari pada
keburukan. Karena itulah nabi Muhammad SAW menyatakan tidak ada kesialan di
bulan Shafar sebagai respon untuk keyakinan jahiliyah kala itu. Karena sebagaimana
yang diyakini di zaman Jahiliyah, bulan ini adalah tasa’um (menganggap
sial). Di sini beliau bersabda “tidak ada wabah (yang menyebar dengan
sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung
dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit
kusta sebagaimana engkau menghindari singa”. (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim). Namun demikian, tetap saja
ada baiknya jika manusia tetap berdo’a, bermunajat yang terbaik dan menjaga
sikap kehati-hatian khususnya di hari rabu akhir bulan Shafar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar