Syair[1]
Al-Hallaj
Biografi
Al-Hallaj
Nama lengkapnya
Abu Mughis al-Husein bin Manshur al-Hallaj. Beliau dilahirkan pada tahun 244 H
(858 M) di kota Thur kawasan Bidah daerah Fars (Iran Tenggara) tidak jauh dari
pantai teluk Persia dan dibesarkan di kota Wasit (Irak) dan Tustar. Al-Hallaj
sendiri disandangnya sebagaimana ayahnya yang berprofesi sebagai pemintal atau
penyortir kapas.
Diusia 16 tahun
setelah studinya selesai, beliau pindah ke Tustar dan mengabdi kepada Sahl
al-Tustar (seorang sufi yang berkedudukan tinggi). Dibawah bimbingan Sahl
inilah al-Hallaj mengamalkan secara ketat tradisi Nabi dan praktek-praktek kezuhudan
dengan keras. Pada tahun 18 beliau pindah ke Bashrah dan berguru kepada Amr
al-Makki, murid Imam Junaid al-Baghdadi (seorang sufi paling berpengaruh pada
saat itu).
1.
Syair al-Hallaj Tentang Hulul
مزجت روحك روحى كما تمزج
الخمرة بالماء الزلال
فإذا امسك شيء مسني فإذا
أنت أنا في كل حال[2]
Ruh-ku disatukan dengan ruh-Mu
Sebagaimana khamr disatukan dengan air suci
Mak jika ada yang menyentuh Engkau ia menyentuhku
Maka ketika itu Engkau adalah aku dalam tiap keadaan.
أنا من أهوى ومن أهوى أنا نحن
روحانى حللنا بدنا
نحن مذكنا على عهد الهوى يضرب
الأمثال للناس بنا
فإذا أبصرتنى أبصرته وإذا
أبصرته أبصرتنا
أيها السائل عن قصتنا لو
ترانا لم تفرق بيننا
روحه روحى وروحى روحه من
رأى روحين حلت بدنا
Aku adalah Dia yang aku cintai, dan Dia yang aku cintai adalah aku
Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh
Semenjak kami salig mencintai
Maka Dia memberi contoh kepada manusia dengan kersatuan kami
Jika kau melihatku maka kau melihat Dia,
Dan jika kau melihat Dia, maka kau melihatku
Duhai orang yang ertanya tentang kisah kami,
Andai kau melihat kami niscaya tak mampu membedakan kami
Jiwa-Nya adalah jiwaku, dan jiwaku adalah jiwa-Nya
Siapa yang melihat dua jiwa menempati satu tubuh (65)
أنا أنت بلا شك فسبحانك
سبحانى
وتوحيدك توحيدى وعصيانك
عصيانى
واسخاطك اسخاطى وغفرانك
غفرانى
ولم أجد ياربى إذا
قيل هو الزانى
Aku adalah kamu tiada keraguan lagi
Maka Maha Suci Engkau juga maha suci aku
Yang mengesakan Engkau juga mengesakan aku
Yang membuat Engkau murka juga membuatku murka
Yang mendapat ampunan-Mu juga mendapat ampunanku
Dan aku tidak dicambuk duhai Tuhanku
Jika memang dikatakan oleh mereka bahwa aku adalah seorang pezina. (70)
كتبت ولم أكب إليك وربما كتبت
إلى روحى بغير كتاب
وذلك أن الروح لا فوق بينها وبين
محبيها بفضل خطاب
وكل كتاب صادر منك وارد إليك
بلا رد الجواب، جوابى
Aku sudah banyak menulis, akan tetapi belum menulis untukmu
Barangkali juga saat ini aku menulis untuk jiwaku sendiri bukan
dalam bentuk tulisan
Hal itu disebabkan karena tidak ada perbedaan antara ruh dan dan
penciptanya berkat bantuan bicara,
semua surat yang datang darimu akan datang kepadamu
tanpa menanti balasan, aku yang akan menjawabnya (30)
أنت بين الشغاف والقلب تجرى مثل جرى الدموع من أجفانى
وتحل الضمير جوف فؤادى كحلول الأرواح فى الأبدان
ليس من ساكن تحرك الا أنت حركته خفى المكان
يا هلالا بدا لأربع عشر فثمان وأربع
واثنتان
Engkau mengalir diantara jantung dan hati
Seperti aliran air mata dari kelopak mataku
Engkau telah menyatukan hati nurani
Dalam lubuk hatiku seperti Engkau menyatukan jiwa dengan tubuh
Tak ada sesuatu yang diam menjadi gerak
Kecuali Engkau yang menggerakannya dengan diam-diam seperti tak
tampak
Duhai bulan yang nampak terang pada tanggal empat belas
Adalah penjumlahan dari 8, 4, dan dua (69)
دخلت بناسوتى لديك على الخلق ولو
لا ك، لا هوتى، خرجت من الصدق
فإن لسان العلم للنطق والهدى وان
لسان الغيب جل عن النطق
ظهرت لخلق والتبست لفتيه فتاهوا
وضلوا واحتجبت عن الخلق
فتظهر لألباب فى الغرب تارة وطورا
عن الأبصار تغرب في الشرق
Aku hantarkan esensi kemanusiaanku dihadapan-Mu terhadap makhluk
Jika tiada Engkau esensi ketuhananku, aku akan keluar dari
kebenaran sejati
Sesungguhnya lidah ilmu untuk bicara dan memberi petunjuk
Sedangkan bahasa batin terlalu agung untuk berbicara
Engkau menampakkan diri pada sebagian
Dan Engkau menembunyikan diri pada sebagian yang lain.
Maka mereka akan bingung dan sesat. Engkau menghindar dari
makhluk-Mu
Engkau tiba-tiba muncul dalam hati kadang-kadang di Barat
Dan Engkau kadang-kadang tenggelam dari pandangan di Timur (57-58)
2.
Syair al-Hallaj Tentang Cinta Kepada Allah
حبى لمولآى أضنانى وأسقمنى فكيف
أشكو إلى مولآى مولآئى
أنى لأرمقه والقلب يعرفه فما
يترجم عنه غير ايمائى
Rasa cintaku
kepada Tuhanku membuatku kurus dan sakit
Bagaiana aku
mengadu kepada tuanku dan majikanku
Bahwa aku
senantiasa memandangi-Nya dan atikupun mengenal-Nya
Namun aku tak
dapat menerjemahkan-Nya karena tak ada isyarat sedikitpun (27)
وأى الأرض تخلو منك حتى تعالوا
يطلبونك فى السماء
تراهم ينظرون إليك جهرا وهم
لايبصرون من العماء
Belahan Bumi
mana yang sunyi dari Engkau
Sampai-sampai
mereka naik ke tempat tinggi mencari-Mu di langit
Engkau lihat
mereka memandangimu terang-terangan
Tetapi mereka
tidak dapat melihat-Mu karena buta (25)
أنت في القلب والجوانح تجرى مثل
جرى الدموع فى الأجفان
كل عضو منى يراك على القرب بعينى
عيانه عن عيان
فإذا اشتقت أن أراك تمثلتك عندى
بغير كل مكان
لا لأنى أنساك أكثر ذكرا ك
ولكن بذاك يجري لسانى
Engkau mengalir
dalam hati dan tulang rusuk
Seperti aliran
air dikelopak mata
Semua anggota
tubuhku melihat-Mu dari dekat
Dengan mata
kepalaku terlihat dengan nyata
Jika aku rindu melihat
Engkau maka aku membayangkan-Mu
Namun tak dapat
berada disemua tempat
bukan karena
aku melupakan-Mu dengan banyak mengenang-Mu
namun dengan
demikian lidahku senantiasa menebut nama-Mu (102)
والله لو حلف العشاق أنهم موتى من الحب أو قتلى لما حنثوا
قوم إذا هجروا من بعد ما وصلوا ماتوا،
وان عاد وصل بعده بعثوا
Demi Allah,
seandainya para pecinta bersumpah bahwa mereka
Akan mati demi
cinta atau terbunuh tentu mereka tidak berdosa
Adalah suatu
kaum jika mereka berpindah lalu mereka mati
Namun jika tiba
kembali setelah itu mereka akan dibangkitkan (35)
لبيك، لبيك، يا سرى ونجوائي لبيك،
لبيك، يا قصدى ومعنائي
أدعوك بل أنت تدعونى إليك ناديت
إيك أم ناديت ايائى
يا عين عين وجودى يا مدى هممي يا
منطقى وعباراتى وايمائى
يا كل كلى، يا سمعى ويا بصري يا
جملتى وتباعيضى وأجزائى
يا من به علقت روحى فقد تلفت وجدا
فصرت رهينا تحت أهوائي
أبكي على شجنى من فرقتى وطني طوعا،
ويسعدني بالنوح أعدائي
Kupenuhi
panggilan-Mu, aku senantiasa patuh pada-Mu, duhai rahasiaku yang tersembunyi
Kupenuhi
panggilan-Mu, aku senantiasa patuh pada-Mu, duhai hasyrat yang tersembunyi
dalam hatiku,
Aku selalu
memanggilmu bahkan Engkau pun memanggilku untu menghadap kepada-Mu
Aku hanya memanggil-Mu
demikian juga Engkau
Wahai Mata-Mata
Keberadaanku duhai puncak cita-citaku
Duhai
fikiranku, ungkapanku dan isyaratku
Duhai semua
anggota tubuhku, pendengaranku, dan penglihatanku
Duhai segenap
tubuhku sebagiannya dan pilahan-pilahannya
Duhai yang
menjadi gantungan jiwaku jiwaku telah hancur karena sedih
Maka aku
disandra oleh nafsuku
Aku menangis
dalam kedukaanku dan
akupun
bergembira dengan ratap tangis musuhku (26)
كأننى غرق تبدو أنا مله تغوثا
وهو في بحر من الماء
Saya seolah-lah
tenggelam yang hanya nampak ujung-ujung jarinya
Minta
pertolongan sedang itu ada dalam samudra yang luas. (27)
وأنت عندى كروحى بل
أنت منها أحب
وأنت للعين عين وأنت
للقلب قلب
حسبى من الحب أنى اما
تحب أحب
Engkau bagiku
baaikan jiwaku
Bahkan Engkau
lebih aku cintai dari pada jiwaku sendiri
Bagi mataku
Engkau adalah mata
Bagi hatiku
Engkau adalah hati
Cukuplah bagiku
cinta-Mu
Meskipun jika
Engkau tidak mencintaiku aku tetap mencintai-Mu (28)
أنت حياتى وسر قلبى وفي
حيثما كنت كنت أنت
أحطت علما بكل شيء فكل
شيء أراه أنت
فمن بالعفو يا الهى فليس
أرجو سواك أنت
Engkau adalah
hidupku dan rahasia hatiku
Dimanaun aku
berada disitlah Engkau
Engkau meliputi
segala sesuatu dengan ilmu
Karena itu
apapun yang aku lihat adalah Engkau
Maka
karuniakanlah aku dengan ampunan-Mu duhai Tuhanku
Hanya Engkaulah
yang kuharapkan (31)
سبحان من أظهر ناسوته سر
سنا لاهوته الثاقب
ثم بدا في خلقه ظاهرا في
صورة الآكل والشارب
حتى لقد عاينه خلقه كلحظة
الحاجب بالحاجب
Maha suci yang
telah menampakan sifat kemanusiaan-Nya
Rahasia sinar
sfat ketuhanan-Nya yang cemerlang
Kemudian nampak
pada ciptaan-Nya dengan nyata
Dalam bentuk
orang yang makan dan minum
Sampai Dia
dilihat nyata oleh makhluknya
Seperti kedipan
alis mata[3]
dengan alis mata
الحب ما دام مكتوما على خطر وغاية
الأمن أن تدنو من الحذر
وأطيب الحب ما نم الحديث به كالنار
لا تأت نفعا وهى في الحجر
من بعد من حضر السخان واجمع الأعوان
واختظ اسمى صاحب الخبر
أرجو لنفسى براء من محبتكم؟ إذا
تبرأت من سمى ومن بصرى
Cinta selama
tersembunyi dianggap dalam bahaya besar
Dan akan sangat
aman bila kamu berhati-hati
Cinta yang
terbaik adalah yang nampak pembicaraannya
Seperti api
yang tiada manfaatnya jika ia bersembunyi dalam batu
Kemudian
penjaga penjara itu datang dan berkumpul
Orang-orang
yang menolong sedang namaku ditulis oleh pembawa berita
Aku berharap
diriku bebas dari mencintai-Mu
Bila Engkau
bebas dari pendengaran dan penglihatanku (44-45)
قلوب العاشقين لها عيون ترى
مالا يراه ناظرينا
وألسنة بأسرار تناجى تغيب
عن الكرام الكاتبينا
وأجنحة تطير بغير ريش إلى
ملكوت رب العالمينا
وترتع في رياض القدس طورا وتشرب
من بحار العارفينا
Hati orang yang
sangat cinta memiliki mata
Yang bisa
melihat apa yang tidak dilihat orang yang hanya memandang
Juga memiliki
lidah yang bisa menyimpan rahasia
Sembunyi dari
para malaikat penulis
yang memiliki
sayap-sayap terbang tanpa bulu
menuju kerajaan
Tuhan semesta alam
bermain-main di
taman kudus sesekali
dan minum dari
lautan para arifin (100)
رمانى بالصدود كما ترانى وألبسنى
الغرام وقد برانى
ووقتى كله حوله حلو لذيذ إذا
ما كان مولائى يرانى
رضيت بصنعه من كل حال ولست
بكاره ما قد رمانى
فيا من ليس يشهد ما أراه لقد
غيبت عن عين ترانى
Ia menuduhku
berpaling sebagaimana kamu lihat
Ia memakaikanku
pakaian cinta yang mendalam, semua itu telah membuatku kurus
Waktuku
seluruhnya adalah manis nan lezat
Jika saja
tuanku melihatku
Aku ikhlas atas
perbuatannya dari segala keadaan
Dan aku tak
pernah benci atas apa yang telah ia tuduhkan
Duhai engkau
yang tak menyaksikan apa yang aku lihat
Sungguh aku
telah luput dari mata yang mengawasiku (100-101)
3.
Syair al-Hallaj Tentang Pesan Moral
من قام فيه بحقه وحقوقه وخلا
عن الحدثان والأشباح
متيقنا متبصرا متشمرا مستمطرا
متقصد الصياح
متعززا متحرزا متواضعا متبدل
الأشباح والأرواح
تتشعشع الأنوار من أسراره كتشعشع
المشكاة في المصباح
تاء التقى صاد الصفا واو الوفا فاء
الفتوة فاغتنم يا صاح
Sufi adalah
orang yang mengerti hak dan kewajibannya
Ia mejauhi
malapetaka dan bayangan
Selalu optimis,
teliti, giat,
Penuh harapan
dan sedang suaranya
Mulia, terjaga,
tawadhu’,
Berganti-ganti
bayangan dan jiwanya
Memancar sinar
dari dalam dirinya
memancar
seperti bersinarnya pijaran lampu
dari kata (تصوف) “ta” berarti takwa, “shad” adalah bersih,
“wawu” adalah menepati janji,
“fa” adalah
keberanian, gunakanlah kesempatan ini wahai sahabatku. (86)
لا تلمنى، فاللوم منى بعيد وأجر
سيدى، فإنى وحيد
إن في الوعد، وعدك الحق حقا أن
في البدئ، بدئ أمرى شديد
من أراد الكتاب هذا خطابى فاقرأوا
واعلمو بأنى شهيد
Janganlah
mencelaku, karena celaan sudah kujauhkan dari diriku
Selamatkanlah
wahai tuanku, karena kami sendirian
Dalam janji ada
kebenaran, janji-Mu adalah benar
Sementara
permulaan perintahku memang berat
Siapa yang
ingin surat, ini adalah suratku
Maka bacalah
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya aku menyaksikan (37)
إنى يتيم ولى أب ألوذ به قلبى
لغيبته ما عشت مكروب
أعمى بصير وأنى أبله فطن ولى
كلام، إذا ما شئت مقلوب
وفتية عرفوا ما قد عرفت فهم صحبى
ومن يحظ بالخيرات مصحوب
تعارفت فى قديم الذر أنفسهم فأشرقت
شمسهم والدهر غربيب
Sesungguhnya
aku adalah yatim namun aku punya ayah yang kepadanya aku berlindung
Jika ia tiada
hatiku akan sedih berkepanjangan
Sesungguhnya
aku bodoh tetapi cerdik
Aku bisa
berbicara jika ku mau bisa juga sebaliknya
Ada para pemuda
yang mengetahui apa yang aku tahu
Karena mereka
temanku dan siapa yang akan memperoleh kebaikan akan dijadikan teman
Mereka sendiri
saling mengenal sejak dulu
Karena itu
terbitlah matahari saat gelap gulita (29)
سرائر سرى ترجمان إلى سرى إذا
ما التقى سرى وسرك فى السر
وما (أمر) سر السر منى وإنما أهيم
بسر السر منه إلى سرى
وما أمر أمر الأمر منى وإنما أمرت بأمر الأمر (لما) قضى
أمرى
وما (أمر) صبر الصبر منى وإنما أمرت
بصبر الصبر إذ عزنى صبرى
Rahasia hatiku
adalah penerjemah kedalam hatiku
Apalagi jika
rahasiaku dan rahasiamu dapat bertemu dalam hati
Urusan rahasia hati
bukan dari diriku
Tetapi aku
bingung dengan rahasia hanya kepada hatiku
Urusan
pemerintah juga bukan dari diriku
Tetapi aku akan
menyelesaikannya hanya ketika selesai perintahku
Urusan
kesabaran juga bukan dari diriku
Aku merintahkan
sabar hanya ketika berat kesabaranku (45)
Analisa Syair
al-Hallaj dari Ilmu Balaghoh
Dari berbagai
syair al-Hallaj yang sudah dipaparkan diatas dapat kita ketahahui beberapa
poin, (1) Pemilihan diksi dalam syair al-Hallaj sangat bagus dan begitu teliti
menyesuaikan aturan nazam secara umum dalam pembuatan syair. Hal inilah
menjadikan syairnya terkesan ilmi dari pada balaghi yang mana al-Hallaj
menyampaikannya dengan argumen pemikiran yang benar bukan menonjolkan daya
imajinasi yang tinggi. (2) bahwa uslub yang lebih dominan dalam syairnya
adalah uslub ma’ani dibandingkan dengan uslub bayan. lebih sering
memakai uslub tasbih dibandingkan dengan istiarah (namun tidak
ditemukan uslub majaz mursal). Uslub khabar lebih dominan
dibandingkan dengan uslub insya’. Jenis khabarnya juga kebanyakan ibtida’i dan
thalabi dan sedikit yang menggunakan taukid untuk tujuan khabar inkari. (3)
Subjek yang sering dibahas al-Hallaj adalah sesuatu yang kasat mata seperti
ruh, al-maut, al-qulub, al-sir, dll, (4) yang semuanya mengkrucut sebagai tema
sentralnya yaitu “hulul” yang kata ini juga beberapa kali disebut dalam
syairnya.[4]
[1]
Syair secara
etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu الشعر dari akar kata: شعر-يشعر-شعرا-وشعورا yang
berarti mengetahui, merasa, sadar dan mengarang puisi (syair). Lihat Ibnu
Manzur, Lisanul Arab (Beirut: Dar al-Fikri, 1990) jilid IV, cet. I hal: 406. Adapun
secaraterminologis masih belum terbilang final meskipun pengertian yang sudah
ada cukup mewakili, bahkan kata syair sendiri secara etimologi ada yang berbeda
dari lisan al-Arab, misalnya pendapat Jurzi Zaidan yang mengartikan syair
dengan nyanyian (ghina’) / lantunan (al-insyad). Lihat Ahmad Husain a-Thamawi,
Jurji Zaidan (Kairo: al-Hai’ah al-Mishriyah al-Ammah li al-Kitab, 1992), hal:
46.
[1] Majid Tharrad,
Diwan Abi al-Atahiyah, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1995), hal: 11-12.
[2] Husain Ibnu Mansur AL-Hallaj, kitab al-Tawasin. Ed. Louis Massigon
(Paris: Librairie Paul Gauthner, 1993), hal: 130, Sa’dy Dhannawy, Diwan
Al-Hallaj, (Beirut: Dar Shadir, 1998), hal: 60.
[3] Disamakan
dengan alis mata karena kehendak-Nya begitu cepat terjadi jika Ia mau maka terjadilah
(kun fayakun).
[4] Disarikan dari
Tesis Ida Nursida, Uslub Balaghiyah Dalam Syair Sufi Abu Al-Atahiyah dan
Al-Hallaj, 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar