Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Mantra dan Efeknya

Selasa, 08 Agustus 2023
Posted by Cak_Son
Tag :

 Mantra dan Efeknya

Zaman dulu, para kyai ampuh dalam menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan washilah (perantara) segelas air putih yang dibacakan do’a kemudian disebulkan ke dalam air putih tersebut. Nuansa praktek pengobatan yang seperti “mbah Dukun” ini sudah lazim bagi mereka para kyai antik. Bedanya jika dukun dengan bantuan makhluk halus sedangkan kyai dengan pertolongan Allah SWT dengan do’a yang dipanjatkannya. 

Do’a inilah yang mampu membuat unsur-unsur yang ada dalam air putih menjadi berubah semakin baik dan bermanfaat untuk tubuh. Dalam penelitan yang dilakukan di Jepang misalnya, Masaru Emoto (1943-2014) menyatakan bahwa partikel molekul air bisa berubah karena situasi sekitarnya. Air yang didengarkan musik-musik kurang baik menjadikan air itu rusak dan kurang baik untuk diminum. Hal ini berbeda dengan air yang didengarkan musik-musik yang baik menjadikan air yang kurang baik bahkan menjadi aman dan baik untuk diminum. Itulah fakta ilmiah kehebatan “mantra” baik berupa do’a maupun jenis suara lainnya yang menjalar ke dalam air.

Tidak terkecuali partikel air zamzam yang kita tahu adalah mukjizat nabi Ismail. Tentu saja air ini berbeda dengan air jenis apapun. Terlebih air ini berada dilingkungan masjid al-Haram Makkah al-Mukarramah yang senantiasa dzikir terdengar di sana. Biasanya warga muslim akan menguji air zamazam asli dengan air zamzam palsu hanya dengan dibiarkan saja dalam waktu beberapa bulan lamanya. Hal ini jika air itu berubah menjadi keruh atau terdapat jentik nyamuknya maka bisa dipastikan itu zamzam palsu. Hal ini karena air zamzam memang tidak akan berubah partikelnya apalagi sampai dijadikan tempat nyamuk bertelur. Di sinilah perbedaannya antara air zamzam dan air biasa.

Bahkan penelitian yang lain di Arab Saudi menunjukkan air bekas wudhu yang dialirkan dari masjid ke taman atau pohon kurma memberikan efek yang lebih bagus untuk tanaman dibandingkan air biasa. Hal ini tidak lain air wudhu paling tidak sudah dibacakan niat karena Allah SWT. Fakta adanya efek “mantra” yang dibacakan ke dalam air menjadi perlu dihayati bersama secara lebih mendalam. Dalam hal ini mantra bisa disalurkan bukan ke dalam air, melainkan segalanya, baik itu benda maupun makhluk hidup.

Kognitif bayi yang baru lahir dalam penelitian terbaru di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang di berikan suara atau lantunan adzan menjadi lebih hidup kognitifnya, lebih terangsang dan aktif pancaindranya. Inilah sederet fakta kehebatan “mantra” baik untuk benda maupun makhluk hidup. Jika dikembangkan lagi maka setiap manusia juga pada dasarnya bisa memberikan mantra kepada diri sendiri. Misalnya mantra diri untuk tetap sehat, tetap muda, tetap bermanfaat dsb, inilah contoh mantra dalam bentuk sugesti.

Pekalongan, 16 November 2022

Nikah Nang!

Jumat, 30 Desember 2022
Posted by Cak_Son

 Nikah Nang!

Orang tua kami menulis buku yang berisi nasehat untuk putranya agar menikah, Nikah Nang! Buku ini kurang lebih berisi nasehat agar putranya lekas segera menikah. Menikah bagi seorang muslim tentu saja adalah ibadah, utamanya mengikuti sunnah, dalam sabda Nabi “an-Nikahu Sunnati”.  

Jauh sebelum orang tua kami, Hujjatul Islam, al-Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin telah menulis tentang keutamaan menikah dan sekaligus bahaya menikah. Keduanya diposisikan secara seimbang oleh beliau dengan uraian yang begitu bijaksana, normatif, dan filosofis.

Buku lain yang lebih ke “fisikli/jasadi” dalam rangka membimbing mencari pasangan dan teknis berhubungan badan adalah kitab Qurratul Uyun karya Muhammad at-Tihami Ibnu Madani dan Fathul Izar karya Abdullah Fauzi. Kedua kitab ini agaknya penulis berharap pembaca bisa mencari pasangan yang baik secara fisik dan baik secara akhlak serta mendapatkan bimbingan untuk berhubungan badan secara baik dan benar.

Buku lain yang ditulis dalam rangka membimbing calon pengantin atau calon pasangan adalah kitab Uqudul Lijain karya Muhammad bin Umar an-Nawawi. Kitab ini berupaya agar rumah tangga tetap eksis meskipun badai menerjang. Hal ini dengan disuguhkan kisah-kisah inspiratif dalam menjelaskan hak dan kewajiban pasangan suami istri untuk menguatkan suami-istri dan tetap beretika dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Buku atau kitab-kitab tersebut sudah seharusnya sangat cukup untuk memberikan bimbingan mengarungi bahtera rumah tangga. Kitab ini bahkan sudah bisa dibaca versi terjamahan bahasa Indonesianya yang bahkan bisa di download secara gratis di internet. Namun nyatanya fenomena perceraian sangat banyak ditemukan. Karena itulah penulis merasa prihatin hingga ingin turut menyarikan sebuah wejangan akan urusan bahtera rumah tangga. Bersambung . . . .

Bulan Shafar Tumpah Bala’ di Rabu Pungkasan

Selasa, 15 November 2022
Posted by Cak_Son

Bulan Shafar Tumpah Bala’ di Rabu Pungkasan

Bulan kedua dalam kalender hijriyah ini dalam tradisi umat Islam di Indonesia khususnya Jawa, terdapat tradisi yang baik khusus di hari rabu akhir bulan Safar atau yang lebih dikenal dengan Rabu Pungkasan. Jika membaca sebab adanya tradisi baik tersebut karena adanya riwayat di hari tersebut diturunkan cobaan sebanyak 320.000. Karena itulah pada hari Rabu akhir bulan Shafar ini para ulama mengajarkan untuk shalat hajat li daf’il bala’ (shalat hajat untuk menolak bala’). Rakaat pertama membaca surat at-Takastur sebanyak 17 kali setelah surat al-Fatikhah dan surat al-Ikhlas sebanyak 5 kali di rakaat kedua setelah surat al-Fatikhah, kemudian surat al-Falaq dan al-Nas masing-masing satu kali.  


Selain shalat sunnah hajat tersebut, setelah shalat maghrib dianjurkan membaca surat Yasin dan pada ayat “salamun qoulam min robbirrokhim” diucapkan sebanyak 313 kali. Hal ini tidak lain karena hati-hati dalam menyikapi turunnya bala’ tersebut. Selain itu juga ada sabda Nabi tentang adanya kesialan di hari Rabu di setiap akhir bulan. Beliau bersabda “Akhiru Ar’biai fi al-Syahri Yaumu Nahsin Mustammir” (Rabu terakhir setiap bulan adalah hari sial terus).

Pada dasarnya semua bulan dan hari adalah baik. Dan sudah seharusnya manusia lebih memilih bersikap meyakini kebaikan dari pada keburukan. Karena itulah nabi Muhammad SAW menyatakan tidak ada kesialan di bulan Shafar sebagai respon untuk keyakinan jahiliyah kala itu. Karena sebagaimana yang diyakini di zaman Jahiliyah, bulan ini adalah tasa’um (menganggap sial). Di sini beliau bersabda “tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa”. (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim). Namun demikian, tetap saja ada baiknya jika manusia tetap berdo’a, bermunajat yang terbaik dan menjaga sikap kehati-hatian khususnya di hari rabu akhir bulan Shafar.


Kesehatan Harganya Mahal

Selasa, 25 Oktober 2022
Posted by Cak_Son

Kesehatan Harganya Mahal

2022 adalah pertama kalinya saya menulis tentang kesehatan. Sebenarnya saya sendiri juga orang yang termasuk biasa saja urusan kesehatan, yang penting masih bisa bernafas saja itu sudah sehat bagi saya. Bahkan saya termasuk orang yang tidak ke rumah sakit kecuali jika sakitnya sudah sangat parah sekali. Bahkan bisa dibilang saya terakhir ke rumah sakit untuk khitan. Mungkin itu karena memang saya males urusan kesehatan atau juga khawatir bayarnya mahal.

Tidak berlebihan judul “Kesehatan Harganya Mahal”, jika tidak percaya maka silahkan datanglah ke rumah sakit, juga datanglah ke fakultas kesehatan maupun fakultas kedokeran, pasti anda akan mendapati semuanya mahal. Karena itulah maka mencegah lebih baik dari pada mengobati. 

Namun karena ada wabah Covid 19 yang menggemparkan dunia hingga menyadarkan pentingnya kesehatan kepada warga dunia, maka saya juga ingin mengingatkan dan berbagi akan pentingnya kesehatan untuk semua pembaca yang budiman. Tentu saja saya hanya berbagi pengalaman atas apa yang sudah saya alami selama ini. Tulisan ini sedikit terlambat namun dari pada tidak sama sekali.

Pertama: Antara diam dan bergerak

Saya mengalami sendiri perbedaan sering diam dan sering bergerak. Ternyata tubuh lebih enak saat bergerak. Mungkin bergerak inilah maksud atau nama lain dari olahraga. Saat saya jarang atau bahkan tidak pernah bergerak dalam jangka waktu yang lama, maka saya sering capek ketika bahkan hanya menggerakan tubuh beberapa menit saja. Namun setelah saya rutin bergerak, minimal jalan kaki, maka saya mulai tidak capekan atau tidak mudah lelah meskipun bergerak agak lama. Mungkin itu sebabnya sebelum ibadah haji atau umroh segenap calon jama’ah haji diminta untuk latihan jalan kaki lebih intens (manasik) agar saat di Makkah maupun Madinah tidak cepat lelah saat ibadah. Terlebih ibadah thawaf maupun berjalan dari hotel menuju masjid. Sebab ini pula bagi yang rajin shalat sunnah akan lebih sehat pula. Karena bagaimanapun di dalam shalat juga ada gerakan di dalamnya yang tentu saja juga bermanfaat untuk dirinya sendiri.

Kedua: Antara banyak minum dengan sedikit minum

Dosen saya yang juga mengajar di fakultas kesehatan UIN Jakarta dalam pernyataanya mengatakan bahwa “kenapa saya awet muda dan masih sehat seperti ini dibandingkan dengan teman seangkatan saya? Itu karena saya banyak minum.” Dari pernyataan inilah saya akhirnya sering minum. Dan memang betul, secara susunan atau kandungan tubuh manusia memang terdiri dari 70 persen air. Apalagi air yang diminum adalah air zamzam, maka sudah barangtentu itu lebih bagus lagi khasiatnya untuk tubuh. Kita tahu Nabi Muhammad SAW juga bahkan dibersihkan dengan air zamzam, karena itu tidak berlebihan jika orangtua kita menganjurkan untuk berlama-lama tinggal di kota suci Makkah yang salahsatunya agar kita sering minum dan mandi dengan air zamzam yang tidak akan pernah kering hingga akhir zaman.

Ketiga: Antara puasa dengan pilih-pilih makan

Sumu tasihhu, berpuasalah maka kamu sehat” begitulah anjuran Nabi Muhammad SAW. Karena itu, jika ada penyakit tertentu atau penyakit apapun memang obatnya puasa. Mungkin karena itulah banyak dokter yang menerjemahkan hadits Nabi ini dengan mengatakan “jangan makan ini, jangan makan itu, nggak boleh ini, nggak boleh itu” padahal intinya adalah larangan untuk makan atau minum. Nah, saya juga melakukan terapi puasa dan Alhamdulillah tubuh tetap sehat.

Keempat: Pilih-pilih makanan dan minuman dengan sakit kemudian

Ternyata, seperti kebutuhan sandang, terkadang sebuah pakain tidak cocok kita gunakan, misalnya kebesaran, kekecilan, warna tidak cocok atau alasan lainnya. Nah, sebenarnya sama dengan kebutuhan pangan. Tidak semua makanan cocok untuk tubuh kita. Apalagi sudah tidak cocok berlebih pula mengkonsumsinya, itu jelas bunuh diri.

Orangtua zaman dulu sering menasehati “jangan makan brutu (pantat ayam)”. Ini adalah salah satu bukti tidak langsung bahwa orangtua kita juga sebenarnya menganjurkan “pilih-pilih” makanan dan tentu saja tidak berlebihan. Dari pada sakit kemudian lebih baik pilih-pilih makanan dan makan secukupnya. Dalam nilai islam dikatakan bahwa “makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang”. Dalam bahasa ahli gizi, hal ini mungkin anjuran untuk memperhatikan kebutuhan kalori. Dalam nilai yang lain dikatakan “sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk nafas.” Inilah diantara prinsip-prinsip kesehatan yang perlu diperhatikan karena bagaiamanpun Nabi pernah bersabda bahwa “perut adalah sumber segala penyakit dan puasa adalah obatnya”.

Kelima: Antara meremehkan matahari dengan mencari manfaat lain dari makanan

Yang terakhir mungkin saya ingin mengingatkan keajaiaban sinar matahari yang kaya vitamin D khususnya di waktu pagi (utamanya antara pukul 08.00-10.00). Baru setelah Covid 19 mencuat, semua orang disadarkan akan pentingnya matahari untuk kebutuhan tubuh manusia. Sebenarnya tidak perlu dirinci proses turunnya manfaat sinar matahari kepada tubuh manusia itu bagaimana, kita sudah cukup jelas melihat tumbuhan saja bagus pertumbuhannya dengan bantuan sinar matahari, maka manusia pun seharusnya demikian adanya.


Sejak Covid 19 orang tidak sungkan lagi untuk sekedar berjemur ria di pagi hari. Baik dalam keadaan sehat maupun keadaan sakit. Pemandangan manusia berjemur ini bahkan tetap ada hingga saat tulisan ini ditulis (27 Juli 2022). Inilah salah satu hikmah covid 19, yaitu menyadarkan akan pentingnya sinar matahari di waktu pagi.

Semoga kita semua bisa mengindahkan “syariat sehat” sebelum terlambat. Karena bagaimanapun Gus Dur juga terbilang terlambat atau bahkan tidak mengindahkan syariat sehat sehingga menyebabkan beliau bertambah sakit. Tentu saja hal ini harus dijadikan pelajaran bagi kita semua. Wallahu a’lam.

Peristiwa di Bulan Muharram atau Suro

Rabu, 03 Agustus 2022
Posted by Cak_Son

Peristiwa di Bulan Muharram atau Suro

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender hijriyah. Dalam masyarakat Jawa disebut dengan bulan Suro yang sepertinya kata Suro ini sendiri juga diambil dari bahasa Arabnya tanggal 10 yaitu asyarah. Baik dalam Islam maupun tradisi Jawa, bulan Muharram atau Suro sama-sama memiliki makna anjuran untuk “tirakat”. Bulan ini adalah bulan yang sakral. Bulan ini adalah bulan penghayatan, prihatin, religius, dan penuh meditasi.

Di bulan ini tidak boleh seorang berbuat selain dalam dimensi tirakat. Sangat berbahaya jika di bulan ini jauh dari dimensi tersebut. Karena itu, masyarakat Jawa di bulan ini mengisinya dengan mengadakan ritual puasa, do’a, slametan, menyantuni anak yatim, membaca wirid hasbunallah wa nikmal wakil ni’mal maula wani’ma an-nasir sebanyak lebih dari 450 kali di malam 10 Muharrom, dll dalam rangka “tirakat” untuk selamat dunia dan akhirat.

Dalam bahasa Arab, Muharram (المحرم) memang berasal dari kata haram (حرم) yang artinya terlarang. Dinamakan Muharram, karena sejak zaman pra Islam pun pada bulan tersebut memang dilarang untuk berperang dan membunuh. Jika larangan tersebut tidak diindahkan maka akan menanggung akibatnya sendiri.

Dalam al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah SWT adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah SWT di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu", (QS At-Taubah: 36).

Dalam hadits, diriwayatkan dari Abu Bakrah, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setahun terdiri dari dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga berurutan, yaitu: Dzul-Qa’dah, Dzulhijjah dan Al-Muharram, serta Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada dan Sya’ban", (HR Bukhari).

Nabi Muhammad SAW juga bersabda: ” Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah sholat lail” (HR. Muslim no 11630).

Dalam sejarah, terdapat serangkaian peristiwa dahsyat di bulan Muharram: Pada hari Asyura Allah SWT telah menerima taubat Nabi Adam dan dosa Nabi Daud, juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Asyura. Maka pada hari itu (10 Muharam) Nabi Adam dan Nabi Daud berpuasa karena bersyukur kepada Allah SWT bahwasannya taubat beliau diterima oleh Allah SWT setelah beratus-ratus tahun lamanya memohon ampunan atas dosa-dosanya.

Pada 10 Muharam, adalah bersandarnya perahu Nabi Nuh di bukit Zuhdi karena banjir yang melanda seluruh alam karena mengingkari Allah SWT dan juga Nabi Nuh. Pada tanggal ini pula Nabi Yunus keluar dari perut ikan Paus setelah tinggal di dalamnya selama 40 hari 40 malam.

Nabi Ibarahim dilahirkan pada tanggal 10 Muharram dan juga hari diangkatnya beliau menjadi Khalilullah (kekasih Allah) serta hari di mana Nabi Ibrahim diselamatkan Allah SWT dari kobaran api yang semuanya ini adalah perintah Raja Namrud.

Di bulan Muharram Nabi Yusuf bebas dari penjara Mesir. Allah SWT menyembuhkan Nabi Ayyub dari penyakitnya. Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir’aun.

Di bulan ini, dalam sejarah Islam juga terdapat berbagai peristiwa besar:

Pada Muharram 1 H, muncul tekad hijrah ke Madinah setelah pada bulan Dzulhijjah terjadi Baiat Aqabah II. Pada Muharram 7 H, terjadi perang Khaibar yang dimenangkan oleh kaum muslimin.

Pada 1 Muharram 24 H, Umar bin Khattab dimakamkan setelah syahid dibunuh oleh Abu Lu’lu’ah. Pada 10 Muharram 61 H, terjadi musibah besar yakni Husain, cucu Rasulullah SAW dan keluarganya dibunuh di Karbala. Kelak akan terjadi kiamat juga pada hari Asyura. Begitulah serangkaian peritiwa besar di bulan Muharram. Wallahu A’lam.

 

 

Musikalitas Senandung Sholawat Kids Zaman Now

Selasa, 19 Maret 2019
Posted by Cak_Son
Tag :
Musikalitas Senandung Sholawat Kids Zaman Now 


Pertempuran” Ulama Indonesia dan “Pergulatan” Para Sahabat

Ahok dimata “Muslim” dan “Muslim”

Kamis, 13 Oktober 2016
Posted by Cak_Son
Tag :
Ahok dimata “Muslim” dan “Muslim”
Tanggerang Selatan, Selasa, 10 Muharram 1438 / 11 Oktober 2016

Memaknai Keberkahan

Selasa, 31 Mei 2016
Posted by Cak_Son
Memaknai Keberkahan


Berangkat dari beberapa sahabat saya yang agaknya sangat tidak percaya bahkan boleh dikatakan anti dengan yang namanya barokah, penulis menjadi terketuk untuk menulis seputar keberkehan yang semoga memberikan manfaat dunia akhirat. Amin.
Pertama dan yang paling utama sekali yang harus diungkap dalam pembasan ini adalah arti keberkahan itu sendiri karena hal itu akan berlaku sebagai patokan atau standarisasi dalam paragraf-paragraf selanjutanya. Barakah berarti bertambahnya kebaikan (ziaydatul Khair). Dalam KBBI barakah menjadi berkah yang artinya karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Dari situlah maka dapat difahami barakah adalah bertambahnya kebaikan yang dikaruniai oleh Allah SWT kepada kehidupan manusia.  
Setelah jelas arti barokah maka yang terfikirkan selanjutnya tentunya adalah bagaimana cara mendapatkan barokah. Dalam Islam sendiri ada ungkapan yang sangat dianjurkan sehingga wajib dalam menjawabnya, ungkapan itu adalah: Assalamualaikum Warahmatullah Wabarokatuh, di mana ungkapan tersebut adalah ungkapan awal yang harus disampaikan setiap kali pertama pertemuan antar sesama muslim di manapun tempatnya karena itu sebagai do’a dan sekaligus harapan terbaik untuk saudara sesama muslim.
Lantas yang terbesit dibenak kita adalah pertanyaan “seperti apa perwujudan nyata dari keberkahan tersebut?”, dalam hal ini tentunya perlu dipaparkan kisah yang syarat akan keberkahan sebelum memaparkan dan mencari-cari pengalaman pribadi kita masing-masing yang berkaitan dengan keberkahan yang tentunya juga tidak kalah penting sebagai penguat karena bagaimanapun pengalaman pribadi lebih meyakinkan dibandingkan dengan apapun.
Sebuah cerita yang sangat masyhur bahwa panglima Islam yang hidup di zaman Rasulullah, Khalid bin Walid, adalah panglima yang tak terkalahkan. Beliau selalu menang disetiap pertempuran melawan orang-orang kafir. Kemudian pada suatu hari terjadi peperangan mahkota beliau terjatuh (ibarat zaman sekarang semacam peci) di medan perang, lantas beliau menyuruh kaum muslimin untuk segera mencari mahkota beliau. Singkat cerita, ada sahabat yang berani menanyakan tentang kenapa harus dicari mahkota tersebut, maka singkatnya adalah bahwa Khalid bin Walid dengan keyakinan dan kemantapannya menjawab bahwa di dalam mahkota tersebut aku selipkan satu helai rambut Rasullullah dan itulah yang menjadi rahasia kemenangan beliau di setiap pertempuran. Kisah lain yang tidak kalah masyhurnya bahwa ada seorang anak laki-laki yang bernama Anas bin Malik (yang ketika masih kecil sering dipanggil Unais oleh Rasulullah sebagai wujud rasa sayang beliau) di mana Anas adalah anak kecil yang melayani nabi, meski dalam fenomenanya (bahkan sesuai pengakuan Anas sendiri ketika beliau sudah dewasa) bahwa fitrah anak kecil adalah bermain, sehingga seringkali Anas justru membuat Rasul menunggu lama, namun lagi-lagi karena rasa sayang Rasulullah yang begitu besar kepadanya maka suatu ketika setelah Anas menuju kematangan usia kedewasaannya Rasullullah memberikan do’a yang begitu tulus yang intinya do’a itu adalah agar Unais diberikan keberkahan harta yang banyak dan anak yang banyak. Sehingga sejarah merekam bahwa Anas termasuk orang yang paling kaya di zamannya, paling banyak anaknya bahkan banyak dari anaknya sebagai penghafal al-Qur’an.
Begitulah kekuatan keberkahan dari Rasulullah yang jangankan do’a beliau, sehelai rambutnya saja memberikan keberkahan yang dahsyat. Penulis mencukupkan dua contoh saja dalam kasus nyata terkait keberkahan, karena sebenarnya jika kita lacak dalam sejarah, baik sejarah kehidupan Rasulullah ataupun sejarah kehidupan para wali Allah akan sangat mudah ditemui fenomena keberkahan.
Kasus fenomena keberkahan selanjutnya adalah dikembalikan kepada spiritual pembaca, dalam hal ini setiap manusia jika sudah meyakini akan suatu keberkahan maka sungguh orang tersebut akan merasakan keberkahan tersebut, misalnya fenomena rizki dalam salah satu keluarga, yang bisa jadi jika dihitung secara matematis mustahil untuk mencapai tingkatan cukup, namun karena adanya keberkahan, keluarga tersebut mampu mengatasinya, jangankan merasa cukup, keluarga tersebut bahkan bisa saja merasakan lebih atas apa yang dikaruniai oleh Allah SWT.
Adapun yang menjadi poin utama sekaligus sebagai penutup dalam pembahasan ini adalah desas-desus yang begitu kuat dari mereka yang menolak adanya keberkahan, bahwa benarkah ini itu bisa mendatangkan keberkahan, atau singkatnya apa saja yang bisa mendatangkan keberkahan.
Jika semua paragraf di atas sebagai patokan maka tentunya adalah do’a sebagai kunci utama keberkahan. Artinya do’a adalah senjata paling ampuh dalam menyikap keberkahan, sehingga wajar jika ada ungkapan “ad-du’a silahul mukmin” (do’a adalah senjatanya orang mukmin). Dalam hal ini tentunya bukan sekedar do’a tanpa syarat, artinya do’a itu harus benar-benar pantas jika dikabulkan, misalnya siapa yang mendo’akan, bagimana adab dan kehidupan orang yang meminta do’a, dsb. Meski demikian sebenarnya banyak faktor yang bisa mendatangkan keberkahan selain dari do’a, misalnya seperti ikhlas, ridho, dll yang kesemuanya menyangkut spiritualitas pelakunya. Demikian. Wallahu A’lam.
Ciputat, 23-04-2016

Masjid Tarbiah: Potret Diskusi yang Terlupakan

Kamis, 22 Oktober 2015
Posted by Cak_Son
Tag :
Masjid Tarbiah: Potret Diskusi yang Terlupakan 

Shalat Jum’at Orang-Orang Metropolitan

Jumat, 14 Agustus 2015
Posted by Cak_Son
Shalat Jum’at Orang-Orang Metropolitan


Opini kali ini berhubungan dengan rutinitas orang-orang metropolitan, salah satu topik pembahasan yang cukup menguras fikiran karena mungkin akan terlihat aneh bahkan menimbulkan seribu pertanyaan bagi kalangan orang pedesaan, namun tetap saja ini penting untuk diungkapkan, setidaknya bisa menjadi pembelajaran dalam menatap sudut pandang kehidupan.
Sebuah potret shalat jum’at orang-orang metropolitan, bukan di Masjid ataupun lapangan, apalagi jalanan melainkan parkiran justru menjadi pilihan. Mungkin ini wujud profesional tuntutan pekerjaan. Meski celana dan dasi atribut busana tanpa peci penuh gengsi begitu tampak mendomnasi, sepatu berkilau seperti Pantofel bahkan Hp tercanggih pun telihat melengkapi.
Sang imam berkhutbah tentang fenomena kerusakan alam yang disebabkan oleh anak cucu adam lengkap dengan dalil hadist dan al-Qur’an terlihat begitu meyakinkan, tentu intisari mengajak perbaikan sarana ligkungan agar tidak terjadi kebanjiran entah mungkin karena hujan atau pun sampah warga pemukiman. Dilengkapi peci meski tetap saja terlihat mengimbangi audiensi, dengan busana muslim warna putih dan celana hitam memberi nilai plus tersendiri.
Tentunya sekilas hal itu sudah menjadi sebuah kewajaran, bak sebuah masyarakat tertentu yang melakukan shalat Id di lapangan, atau juga muslim minoritas yang melakukan shalat di samping atau bakan di dalam greja warga protestan, dan sungguh, itulah salah satu wujud keindahan dan keharmonisan.
Namun hati menjadi terusik manakala melihat Mushala Mall yang begitu menawan, kenapa tidak sedikit memperluas Mushala saja lalu kemudian bisa difungsikan untuk jumatan, sebuah Mushala yang tidak kalah lebar dari tempat makan Mall yang fungsinya tentu lebih penting dibanding apapun, namun saya sadar ini hanya usulan konyol dengan argument spiritual tanpa melihat pendidikan manajemen waktu, tempat dan keuangan. Namun begitu, solusi baru tetap harus kita fikirkan. Wallahu A'lam.
Surabaya, 6 Februari 2015
UJUB

14 Agustus 2015.
Welcome to My Blog

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © MBB -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -