Tampilkan postingan dengan label Linguistik. Tampilkan semua postingan
(12) Isim Majrur
Masih ingat kan ya pelajaran Mu'rob dan Mabni? What? Sudah lupa? (Toweng weng weng weng weng).
Ya sudah silahkan lihat link ini dulu jika sudah lupa, bab Mu'rob dan Mabni: di Sini!
Nah dalam pembahasan kaidah sebelumnya tersebut dikatakan bahwa ada isim yg dibaca Rofa, Nasab, dan Jer.
Nah sekarang kita bahas Isim yg dibaca Jer/Khafd. Sebelumnya silahkan sambil dibuka dulu buku Dars nya halaman 43.
Apa itu Isim yg dibaca Jer atau Isim Majrur?
Isim Majrur yaitu ketika isim kemasukan huruf jer.
Kemasukan di sini bukan seperti orang kemasukan jin ya, maksud kemasukan di sini adalah isim tersebut didahului huruf jer.
Huruf jer itu apa aja? Huruf jer seperti dlm halaman 43 yaitu: من، الي، عن، علي في، ب، ل.
Bisa dilihat langsung dihalaman 43.
Karena itu maka jika ada isim didahului salah satu huruf jer tersebut maka dibaca Jer, misal:
ذهب محمد الى المدرسة.
Maka kata madrosah dibaca Jer Krn didahului huruf jer.
Nah terus tanda Jer nya apa? Tanda Jer nya kasroh Krn Al madrosah adalah isim Mufrod. Jadinya dibaca madrosati, bukan madrosatu ataupun madrosata.
Beda lagi kalau isim mustanna atau jamak maka bisa jadi tanda Jer nya bukan kasroh seperti kata madrosati. Misalnya dilihat halaman 44 ada contoh
للمسلمين
Maka muslimina itu tanda Jer nya adalah Ya' dan Nun Krn jamak Muzakar Salim.
Nah tanda Jer yg lain bisa dibuka di tabel I'rob yg sudah sya berikan di bab Mu'rob mabni.
Sampai sini jelas ya.
Selanjutnya kaidah tentang Dhorof atau keterangan Waktu dan Tempat.
Dalam bahasa Arab jika kita mau membuat kalimat yg ada keterangan waktu atau keterangan tempatnya maka dibaca nasab, yaitu dg fathah tanda nasabnya. Contohnya: sya pergi ke sekolah Pagi2, maka bahasa Arabnya;
اذهب الى المدرسة صباحا
Namun jika keterangan waktu/tempat tersebut didahului huruf jer maka dibaca Jer bukan nasab, contohnya
اذهب الى المدرسة في صباح
Jika TDK ada huruf jer maka sobahan, adapun jika ada huruf jer maka sobahin. Jelas ya?
Selanjutnya apa saja kata yg menjadi keterangan waktu dan tempat itu bisa dilihat di halaman 44.
Khusus kata yg sudah didahului keterangan tempat maka dibaca jer, misal امام المسجد
Kata almasjid didahului keterangan tempat yaitu amama, maka kata setelah amama dibaca kasroh, maka jadinya almasjidi.
Juga kata yg disandarkan/idhofah juga harus dibaca Jer, misal
كتاب القواعد
Kata Al qowaid disandarkan dg kitab maka dibaca jer, jadinya bacanya qowaidi.
Jelas ya?
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
Masih ingat kan ya pelajaran Mu'rob dan Mabni? What? Sudah lupa? (Toweng weng weng weng weng).
Ya sudah silahkan lihat link ini dulu jika sudah lupa, bab Mu'rob dan Mabni: di Sini!
Nah dalam pembahasan kaidah sebelumnya tersebut dikatakan bahwa ada isim yg dibaca Rofa, Nasab, dan Jer.
Nah sekarang kita bahas Isim yg dibaca Jer/Khafd. Sebelumnya silahkan sambil dibuka dulu buku Dars nya halaman 43.
Apa itu Isim yg dibaca Jer atau Isim Majrur?
Isim Majrur yaitu ketika isim kemasukan huruf jer.
Kemasukan di sini bukan seperti orang kemasukan jin ya, maksud kemasukan di sini adalah isim tersebut didahului huruf jer.
Huruf jer itu apa aja? Huruf jer seperti dlm halaman 43 yaitu: من، الي، عن، علي في، ب، ل.
Bisa dilihat langsung dihalaman 43.
Karena itu maka jika ada isim didahului salah satu huruf jer tersebut maka dibaca Jer, misal:
ذهب محمد الى المدرسة.
Maka kata madrosah dibaca Jer Krn didahului huruf jer.
Nah terus tanda Jer nya apa? Tanda Jer nya kasroh Krn Al madrosah adalah isim Mufrod. Jadinya dibaca madrosati, bukan madrosatu ataupun madrosata.
Beda lagi kalau isim mustanna atau jamak maka bisa jadi tanda Jer nya bukan kasroh seperti kata madrosati. Misalnya dilihat halaman 44 ada contoh
للمسلمين
Maka muslimina itu tanda Jer nya adalah Ya' dan Nun Krn jamak Muzakar Salim.
Nah tanda Jer yg lain bisa dibuka di tabel I'rob yg sudah sya berikan di bab Mu'rob mabni.
Sampai sini jelas ya.
Selanjutnya kaidah tentang Dhorof atau keterangan Waktu dan Tempat.
Dalam bahasa Arab jika kita mau membuat kalimat yg ada keterangan waktu atau keterangan tempatnya maka dibaca nasab, yaitu dg fathah tanda nasabnya. Contohnya: sya pergi ke sekolah Pagi2, maka bahasa Arabnya;
اذهب الى المدرسة صباحا
Namun jika keterangan waktu/tempat tersebut didahului huruf jer maka dibaca Jer bukan nasab, contohnya
اذهب الى المدرسة في صباح
Jika TDK ada huruf jer maka sobahan, adapun jika ada huruf jer maka sobahin. Jelas ya?
Selanjutnya apa saja kata yg menjadi keterangan waktu dan tempat itu bisa dilihat di halaman 44.
Khusus kata yg sudah didahului keterangan tempat maka dibaca jer, misal امام المسجد
Kata almasjid didahului keterangan tempat yaitu amama, maka kata setelah amama dibaca kasroh, maka jadinya almasjidi.
Juga kata yg disandarkan/idhofah juga harus dibaca Jer, misal
كتاب القواعد
Kata Al qowaid disandarkan dg kitab maka dibaca jer, jadinya bacanya qowaidi.
Jelas ya?
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
(11) Jumlah Fi’liyah: Fi’il, Fa’il dan Maf’ul Bih
Kamis, 07 Mei 2020
Posted by Cak_Son
Tag :
Linguistik
(11)
Jumlah Fi’liyah: Fi’il, Fa’il dan Maf’ul Bih
Pertemuan kemarin kita sudah membahas
apa itu Jumlah Ismiyah. Sekarang kita bahas Jumlah Fi’liyah. Sebagaimana
penjelasan kemarin bahwa:
Jumlah adalah
susunan kalimat yang mengandung makna yang berfaidah/sudah bisa dipahami.
Jumlah ada 2;
Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah.
Jumlah Ismiah adalah
jumlah yang diawali dengan isim, seperti: محمدٌ
حاضرٌ
Jumlah Fi’liyah adalah
jumlah yang diawali dengan fi’il, seperti: حَضَرَ
محمدٌ
Perhatikan contoh berikut ini:
1.
جَاءَ مُوْسَى (Musa datang)
2.
ضَرَبَ محمدٌ
مُوْسَى (Muhamad Memukul Musa)
3.
ضَرَبَ اللهُ مثلاً (Allah memberikan perumpamaan)
4. نَدْعُ اللهَ (Kita
berdoa kepada Allah)
Semua
kalimat atau contoh di atas diawalai dengan fi’il, karena itulah maka dinamakan
jumlah fi’liyah.
Jumlah
fi’liyah membutuhkan 2 rukun: fi’il fan fa’il.
Fa’il
harus dibaca Rafa’. Bagi yang sudah lupa tanda I’rab Rafa’
Bisa dilihat lagi Bab Mu’rob dan Mabni.
Fi’il
harus sesuai dengan Fa’ilnya. Maka jika Fi’ilnya
untuk perempuan maka Fa’ilnya juga harus perempuan. Contoh: دَرَسَتْ الطالِبَةُ
Terkadang
Fi’il membutuhkan Maf’ul Bih, sebagaimana dalam
bahasa Indonesia bahwa Predikat terkadang butuh Objek.
I’robnya
untuk Maf’ul Bih (Objek) adalah Nasab. Bagi yang sudah lupa
tanda I’rab Nasab Bisa dilihat lagi Bab Mu’rob dan Mabni.
Dalam
Bahasa Indonesia Fi’il berarti Predikat, Fa’il berarti Subjek, dan Maf’ul Bih berarti
Objek. Perhatikan Tabel Berikut ini:
Fi’il
|
Fa’il
|
Maf’ul
Bih
|
Predikat
|
Subjek
|
Objek
|
ضَرَبَ
(Memukul)
|
محمدٌ
|
الكَلْبَ
|
Contoh:
ضَرَبَ محمدٌ الكَلْبَ
Maka
dalam bentuk kalimat bahasa Indonesia menjadi SPO
Maka
mengartikannya bukan Memukul Muhammad Anjing namun Sobjeknya didahulukan
sehingga menjadi Muhammad Telah Memukul Anjing.
Adapun
Pejelasan I’robnya sebagai berikut:
Dhoroba
adalah Fi’il Madzi maka membutuhkan Fa’il.
Muhammad
adalah Fa’ilnya maka Dibaca Rafa’ tandanya Dhommah karena isim
Mufrod.
Al-Kalba
adalah Maf’ul maka Dibaca Nasab tandanya Fathah karena
Isim Mufrod.
Kalimat
tersebut adalah Jumlah Fi’liyah karena diawali
dengan Fi’il.
|
BAGI YANG SUDAH LUPA TENTANG APA ITU
FI’IL, ISIM, ISIM MUFROD, MUANNAS, YANG HARUS DIBACA RAFA’, TANDA I’RAB RAFA’, NASAB, DLL SILAHKAN DILIHAT
KEMBALI PENJELASANNYA TERKAIT HAL TERSEBUT.
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
(10) Jumlah Ismiyah (Mubtada’ dan Khabar)
Jumlah adalah
susunan kalimat yang mengandung makna yang berfaidah/sudah bisa dipahami.
Jumlah ada 2;
Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah.
Jumlah Ismiah adalah
jumlah yang diawali dengan isim, seperti: محمدٌ
حاضرٌ
Jumlah Fi’liyah adalah
jumlah yang diawali dengan fi’il, seperti: حَضَرَ
محمدٌ
(untuk Penjelasan Jumlah Fi’liyah kita
bahas lagi lebih dalam di pertemuan berikutnya, hari ini kita bahas Jumlah
Ismiyah terlebih dahulu).
Jumlah Ismiyah harus ada 2 rukun;
yaitu Mubtada dan Khabar.
Mubtada’ adalah
isim yang terletak di awal jumlah. Dinamakan Mubtada’ karena dimulai dengannya
dalam Jumlah.
Mubtada dan Khabar adalah salahsatu
yang harus dibaca Rafa’.
Kata yang bisa menjadi Mubtada:
Isim Mausul, Isim Isyarah, Isim Dhomir, Jama’ Taksir, Jama’ Muannas Salim,
Jama’ Mudzakar Salim, Isim Mustanna (baik laki/PR), Isim Mufrod (baik
laki2/PR).
Khabar adalah
isim yang menyertai Mubtada yang melengkapi makna jumlah.
Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat,
adapun Khabar berupa isim Nakiroh, seperti:
محمدٌ طالبٌ
Mubtada dan Khabar harus sama dalam 2
hal: 1. Jumlahnya (Mufrad, Mustana/Jama’), 2. Muzakar/Muannasnya. Contohnya:
الطالبُ
ماهِرٌ، الطالِبَانِ ماهِرَانِ، الطالبُوْنَ ماهِرُوْنَ
Jika Mubtada itu berupa Jama yang tidak
berakal maka Khabarnya berupa Mufrod Muannas. Contohnya: الكُتُبُ
مُفيْدَةٌ
Mubtada dan Khabar harus dibaca Rafa’.
I’rob Rafa’ beserta contohnya bisa lihat kembali Tabel I dalam penjelasan Mu’rob
dan Mabni.
Khabar ada
3 bentuk:
1. Khabar Mufrod,
yaitu khabar yang hanya dalam bentuk satu kata saja. Aartinya Mufrod di sini
adalah 1 kata, jadi khabarnya hanya berbentuk 1 kata.
Contohnya: المُسْلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ
2. Khabar
Jumlah, yaitu khabar yang terdiri dari Jumlah, baik jumlah isimiyah ataupun
jumlah fi’liyah. Jadi dalam khabar itu ada kalimat lagi.
Contohnya: العَامِلُوْنَ يَخْلِصُوْنَ فِيْ عَمَلِهِمْ
3. ،Khabar
Syibhul Jumlah, yaitu khabar yang terdiri dari jer majrur atau dhorof.
Contohnya: الطَّبِيْبُ
فِيْ الْمُسْتَشْفَى، الْمُدَرِّسُ
أَمَامَكَ
Karena itu maka jika ada kalimat atau
jumlah seperti ini:
هذا أحمد (ini Ahmad) maka bisa
dijelaskan:
1.
Hadza itu Mabni,
2.
Hadza itu I’rob
Rafa’ karena jadi Mubtada,
3.
Tanda I’rob Rafanya
dikira-kirakan karena Hadza termasuk kata yang Mabni.
Namun jika kalimatnya:
المسجدُ كَبِيْرٌ
(Masjid
itu Besar) maka bisa dijelaskan:
1.
Al-Masjidu itu Mu’rob,
2.
Al-Masjidu itu
I’rob Rafa’ karena jadi Mubtada,
3.
Tanda I’rob
Rafanya Dhommah karena al-Masjid adalah Isim Mufrod.
Ingat:
Jadi kalau Mu’rob tanda I’robnya sesuai tabel adapun jika Mabni maka tanda
I’robnya dikira-kirakan saja karena Mabni tidak bisa berubah.
BAGI YANG SUDAH LUPA TENTANG APA ITU
FI’IL, ISIM, ISIM MUFROD, MUANNAS, NAKIROH, MA’RIFAT, DLL SILAHKAN DILIHAT
KEMBALI PENJELASANNYA TERKAIT HAL TERSEBUT.
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
(8.1) I’rab dan Bina’bagian II
Sebelum
masuk Kaidah selanjutnya yaitu Jumlah Ismiyah, terlebih dahulu saya uraikan
pembahasan I’rab dan Bina’ atau Mu’rob dan Mabni bagian II. Karena itu maka di
sini akan saya bahas I’rab dan Bina’bagian II dan sekilas kaidah selanjutnya
yaitu Jumlah Ismiyah.
I’rab dan Bina’bagian II.
Materi Kaidah sebelumnya adalah Mu’rob
dan Mabni. Mu’rob berarti ada perubahan di akhir kata sedangkan Mabni
berarti tidak ada perubahan diakhir kata meskipun ditempatkan dalam keadaan
apapun. Karena itulah, jika sebuah kata itu Mu’rob maka bisa dilihat tanda
perubahannya dalam I’rob.
Lihat tabel I pembagian I’rob berikut
ini:
(Tabel I tersebut saya dapatkan dari
almarhum guru saya, K.H. Ilyas Ahmad Jaza’. Oleh karena itu mohon berkenan memberikan
fatihah terlebih dulu kepada beliau, Lahul Fatihah...)
Dalam tabel I di atas maka kata yang
Mu’rob akan berubah ditandai dengan harokat atau huruf yang sesuai dengan
keadaannya kata tersebut.
Perhatikan contoh berikut ini:
1.
جَاءَ مُوْسَى (Musa datang)
2.
ضَرَبَ محمدٌ
مُوْسَى (Muhamad Memukul Musa)
Contoh
nomor 1 Musa jadi Sobjek dan contoh nomor 2 Musa jadi Objek. Meskipun posisinya
berbeda namun tidak ada perubahan harokatnya dalam kata Musa. Hal itu karena
kata Musa termasuk Mabni.
3.
ضَرَبَ اللهُ مثلاً (Allah memberikan perumpamaan)
4. نَدْعُ اللهَ (Kita
berdoa kepada Allah)
Contoh nomor 3
Allah jadi Sojek dan contoh nomor 4 Allah jadi Objek. Kata Allah adalah Mu’rob
dan karena posisinya berbeda maka kata Allah bisa berubah harokatnya. Hal itu
karena kata Allah termasuk Mu’rob.
Dari beberapa contoh di atas maka jelas
bahwa kata yang Mu’rob itu berubah sesuai posisinya adapun kata yang Mabni
tidak akan berubah. Nah, perubahan (Mu’rob) ini maka seperti dalam penjelasan
kemarin, yaitu ada 4 yang kemudian disebut I’rob.
1. I’rob
Rafa’ tandanya. . .
2. I’rob
Nasab tandanya. . .
3. I’rob
Jazm tandanya. . .
4. I’rob
Khafd/Jer tandanya. . . (lihat Tabel I di atas).
Maka pembahasan selanjutnya adalah: apa
saja yang masuk/dibaca Rafa’, apa saja yang masuk/dibaca Nasab, apa saja yang
masuk/dibaca Jazm dan apa saja yang masuk/dibaca Khafd/Jer. Dari sinilah maka
kita masuk ke kaidah halaman 33 di buku Dars. Yaitu Jumlah Ismiyah yang berupa
Mubtada dan Khabar. Di mana Mubtada dan Khabar adalah salah satu dari yang
masuk/dibaca Rafa’.
Perhatikan tabel II berikut ini:
No.
|
Yang Dibaca Rafa’ (Marfu’)
|
Contoh
|
No
|
Yang Dibaca Nasab (Mansub)
|
Contoh
|
No
|
Yang Dibaca Jer/ Khafd (Majrur)
|
Contoh
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
الفاعل
نائب
الفاعل
المبتداء
الخبر
اسم
كان
خبر
إن
التابع:
النعت
العطف
التوكد
البدل
|
جاء
زيد
يُضرب
زيد
الزيدون
قائمون
زيد
قائم
كان
زيد قائما
إن
زيدا قائم
رأئيت
زيد العاقل
جاء
زيد وأحمد
جاء
زيد نفسه
أكلت
الخبز ثلثه
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
|
المفعول
به
المفعول
لأجله
المفعول
معه
المصدر
ظرف
الزمان
ظرف
المكان
الحال
التمييز
المستثنى
اسم
لا
المنادى
خبر
كان
اسم
إن
التابع
|
ضربت
زيدا
قام
زيد إجلالا لمحمد
جاء
الأمير والجيش
ضربت
ضربا
صمت
اليوم
جلست
أمام الكعبةِ
جاء
زيد راكبا
اشتريت
عشرين غلاما
قام
القوم الا زيدا
لا
غلامَ رجلٌ حاضرٌ
يا
رَسولَ اللهِ
|
1.
2.
3.
|
مخفوض
بالحرف (حرف جر، حرف قسم، مذ، منذ)
مخفوض
بالإضافة
تابع
للمخفوض
|
محمد في المسجد
جاء عبد العزيزِ
مررت بزيد العالمِ
|
Mubtada dan Khabar adalah salahsatu
yang harus dibaca Rafa’ sebagaimana dalam tabel II.
Kata yang bisa menjadi Mubtada:
Isim Mausul, Isim Isyarah, Isim Dhomir, Jama’ Taksir, Jama’ Muannas Salim,
Jama’ Mudzakar Salim, Isim Mustanna (baik laki/PR), Isim Mufrod (baik
laki2/PR).
Tentu saja maka kata yang menjadi
Mubtada dan Khabar maka harus ditandai Rafa’, jika kata yang menjadi Mubtada
atau Khabar itu Mabni maka tanda Rafa’nya dikira-kirakan, seperti kata Musa
dalam contoh nomor 1 di atas, itu tanda Rafa’nya dikira-kirakan. Contoh lain:
هذا أحمد (ini Ahmad) maka kata
Hadza yang jadi Mubtada ini harus Rafa’ dan tanda Rafanya dikira-kirakan karena
Hadza termasuk kata yang Mabni. Namun jika jumlah atau kalimatnya seperti
ini: المسجدُ كَبِيْرٌ (Masjid itu Besar) maka kata Masjid itu Mubtada dan Harus
dibaca Rafa’. Karena al-Masjidu ini kata yang Mu’rob maka tandanya sesuai dengan
I’rob Rafanya yaitu Dhommah sebagaimana tabel I. Kenapa al-masjid tanda
I’robnya Dhommah? Hal itu karena Masjid adalah Isim Mufrod dan Isim Mufrod
dalam I’rob Rofa’ tandanya Dhommah. lihat tabel I. Sampai sini jelas ya?
Jika belum jelas diperhatikan dan dibaca lagi, (termasuk tabel I), kalau belum
jelas dan sudah baca 3x maka silahkan ditanyakan nanti di sesi tanya jawab.
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online