Tampilkan postingan dengan label Linguistik. Tampilkan semua postingan

(12) Isim Majrur

Kamis, 14 Mei 2020
Posted by Cak_Son
(12) Isim Majrur
Masih ingat kan ya pelajaran Mu'rob dan Mabni? What? Sudah lupa? (Toweng weng weng weng weng).
Ya sudah silahkan lihat link ini dulu jika sudah lupa, bab Mu'rob dan Mabni: di Sini!

Nah dalam pembahasan kaidah sebelumnya tersebut dikatakan bahwa ada isim yg dibaca Rofa, Nasab, dan Jer.
Nah sekarang kita bahas Isim yg dibaca Jer/Khafd. Sebelumnya silahkan sambil dibuka dulu buku Dars nya halaman 43.

Apa itu Isim yg dibaca Jer atau Isim Majrur?
Isim Majrur yaitu ketika isim kemasukan huruf jer.
Kemasukan di sini bukan seperti orang kemasukan jin ya, maksud kemasukan di sini adalah isim tersebut didahului huruf jer.
Huruf jer itu apa aja? Huruf jer seperti dlm halaman 43 yaitu: من، الي، عن، علي في، ب، ل.
Bisa dilihat langsung dihalaman 43.
Karena itu maka jika ada isim didahului salah satu huruf jer tersebut maka dibaca Jer, misal:
ذهب محمد الى المدرسة.
Maka kata madrosah dibaca Jer Krn didahului huruf jer.
Nah terus tanda Jer nya apa? Tanda Jer nya kasroh Krn Al madrosah adalah isim Mufrod. Jadinya dibaca madrosati, bukan madrosatu ataupun madrosata.
Beda lagi kalau isim mustanna atau jamak maka bisa jadi tanda Jer nya bukan kasroh seperti kata madrosati. Misalnya dilihat halaman 44 ada contoh
للمسلمين
Maka muslimina itu tanda Jer nya adalah Ya' dan Nun Krn jamak Muzakar Salim.
Nah tanda Jer yg lain bisa dibuka di tabel I'rob yg sudah sya berikan di bab Mu'rob mabni.
Sampai sini jelas ya.

Selanjutnya kaidah tentang Dhorof atau keterangan Waktu dan Tempat.
Dalam bahasa Arab jika kita mau membuat kalimat yg ada keterangan waktu atau keterangan tempatnya maka dibaca nasab, yaitu dg fathah tanda nasabnya. Contohnya: sya pergi ke sekolah Pagi2, maka bahasa Arabnya;
 اذهب الى المدرسة صباحا
Namun jika keterangan waktu/tempat tersebut didahului huruf jer maka dibaca Jer bukan nasab, contohnya
اذهب الى المدرسة في صباح
Jika TDK ada huruf jer maka sobahan, adapun jika ada huruf jer maka sobahin. Jelas ya?

Selanjutnya apa saja kata yg menjadi keterangan waktu dan tempat itu bisa dilihat di halaman 44.
Khusus kata yg sudah didahului keterangan tempat maka dibaca jer, misal امام المسجد
Kata almasjid didahului keterangan tempat yaitu amama, maka kata setelah amama dibaca kasroh, maka jadinya almasjidi.

Juga kata yg disandarkan/idhofah juga harus dibaca Jer, misal
كتاب القواعد
Kata Al qowaid disandarkan dg kitab maka dibaca jer, jadinya bacanya qowaidi.
Jelas ya?
(11) Jumlah Fi’liyah: Fi’il, Fa’il dan Maf’ul Bih
Pertemuan kemarin kita sudah membahas apa itu Jumlah Ismiyah. Sekarang kita bahas Jumlah Fi’liyah. Sebagaimana penjelasan kemarin bahwa:
Jumlah adalah susunan kalimat yang mengandung makna yang berfaidah/sudah bisa dipahami.
Jumlah ada 2; Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah.
Jumlah Ismiah adalah jumlah yang diawali dengan isim, seperti: محمدٌ حاضرٌ
Jumlah Fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il, seperti: حَضَرَ محمدٌ
Perhatikan contoh berikut ini:
1.     جَاءَ مُوْسَى (Musa datang)
2.     ضَرَبَ محمدٌ مُوْسَى (Muhamad Memukul Musa)
3.     ضَرَبَ اللهُ مثلاً (Allah memberikan perumpamaan)
4.     نَدْعُ اللهَ (Kita berdoa kepada Allah)
Semua kalimat atau contoh di atas diawalai dengan fi’il, karena itulah maka dinamakan jumlah fi’liyah.
Jumlah fi’liyah membutuhkan 2 rukun: fi’il fan fa’il.
Fa’il harus dibaca Rafa’. Bagi yang sudah lupa tanda I’rab Rafa’ Bisa dilihat lagi Bab Mu’rob dan Mabni.
Fi’il harus sesuai dengan Fa’ilnya. Maka jika Fi’ilnya untuk perempuan maka Fa’ilnya juga harus perempuan. Contoh: دَرَسَتْ الطالِبَةُ
Terkadang Fi’il membutuhkan Maf’ul Bih, sebagaimana dalam bahasa Indonesia bahwa Predikat terkadang butuh Objek.
I’robnya untuk Maf’ul Bih (Objek) adalah Nasab. Bagi yang sudah lupa tanda I’rab Nasab Bisa dilihat lagi Bab Mu’rob dan Mabni.
Dalam Bahasa Indonesia Fi’il berarti Predikat, Fa’il berarti Subjek, dan Maf’ul Bih berarti Objek. Perhatikan Tabel Berikut ini:
Fi’il
Fa’il
Maf’ul Bih
Predikat
Subjek
Objek
ضَرَبَ (Memukul)
محمدٌ
الكَلْبَ
Contoh:
ضَرَبَ محمدٌ الكَلْبَ
Maka dalam bentuk kalimat bahasa Indonesia menjadi SPO
Maka mengartikannya bukan Memukul Muhammad Anjing namun Sobjeknya didahulukan sehingga menjadi Muhammad Telah Memukul Anjing.
Adapun Pejelasan I’robnya sebagai berikut:
Dhoroba adalah Fi’il Madzi maka membutuhkan Fa’il.
Muhammad adalah Fa’ilnya maka Dibaca Rafa’ tandanya Dhommah karena isim Mufrod.
Al-Kalba adalah Maf’ul maka Dibaca Nasab tandanya Fathah karena Isim Mufrod.
Kalimat tersebut adalah Jumlah Fi’liyah karena diawali dengan Fi’il.

BAGI YANG SUDAH LUPA TENTANG APA ITU FI’IL, ISIM, ISIM MUFROD, MUANNAS, YANG HARUS DIBACA RAFA’, TANDA I’RAB RAFA’, NASAB, DLL SILAHKAN DILIHAT KEMBALI PENJELASANNYA TERKAIT HAL TERSEBUT.

Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online

(10) Jumlah Ismiyah (Mubtada’ dan Khabar)

Kamis, 30 April 2020
Posted by Cak_Son

(10) Jumlah Ismiyah (Mubtada’ dan Khabar)
Jumlah adalah susunan kalimat yang mengandung makna yang berfaidah/sudah bisa dipahami.
Jumlah ada 2; Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah.
Jumlah Ismiah adalah jumlah yang diawali dengan isim, seperti: محمدٌ حاضرٌ
Jumlah Fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il, seperti: حَضَرَ محمدٌ
(untuk Penjelasan Jumlah Fi’liyah kita bahas lagi lebih dalam di pertemuan berikutnya, hari ini kita bahas Jumlah Ismiyah terlebih dahulu).
Jumlah Ismiyah harus ada 2 rukun; yaitu Mubtada dan Khabar.
Mubtada’ adalah isim yang terletak di awal jumlah. Dinamakan Mubtada’ karena dimulai dengannya dalam Jumlah.
Mubtada dan Khabar adalah salahsatu yang harus dibaca Rafa’.
Kata yang bisa menjadi Mubtada: Isim Mausul, Isim Isyarah, Isim Dhomir, Jama’ Taksir, Jama’ Muannas Salim, Jama’ Mudzakar Salim, Isim Mustanna (baik laki/PR), Isim Mufrod (baik laki2/PR).
Khabar adalah isim yang menyertai Mubtada yang melengkapi makna jumlah.
Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat, adapun Khabar berupa isim Nakiroh, seperti: محمدٌ طالبٌ
Mubtada dan Khabar harus sama dalam 2 hal: 1. Jumlahnya (Mufrad, Mustana/Jama’), 2. Muzakar/Muannasnya. Contohnya:
 الطالبُ ماهِرٌ، الطالِبَانِ ماهِرَانِ، الطالبُوْنَ ماهِرُوْنَ
Jika Mubtada itu berupa Jama yang tidak berakal maka Khabarnya berupa Mufrod Muannas. Contohnya: الكُتُبُ مُفيْدَةٌ
Mubtada dan Khabar harus dibaca Rafa’. I’rob Rafa’ beserta contohnya bisa lihat kembali Tabel I dalam penjelasan Mu’rob dan Mabni.
Khabar ada 3 bentuk:
1.      Khabar Mufrod, yaitu khabar yang hanya dalam bentuk satu kata saja. Aartinya Mufrod di sini adalah 1 kata, jadi khabarnya hanya berbentuk 1 kata.
Contohnya: المُسْلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ
2.      Khabar Jumlah, yaitu khabar yang terdiri dari Jumlah, baik jumlah isimiyah ataupun jumlah fi’liyah. Jadi dalam khabar itu ada kalimat lagi.
Contohnya: العَامِلُوْنَ يَخْلِصُوْنَ فِيْ عَمَلِهِمْ
3.      ،Khabar Syibhul Jumlah, yaitu khabar yang terdiri dari jer majrur atau dhorof.
Contohnya: الطَّبِيْبُ فِيْ الْمُسْتَشْفَى، الْمُدَرِّسُ أَمَامَكَ

Karena itu maka jika ada kalimat atau jumlah seperti ini:
هذا أحمد  (ini Ahmad) maka bisa dijelaskan:
1.      Hadza itu Mabni,
2.      Hadza itu I’rob Rafa’ karena jadi Mubtada,
3.      Tanda I’rob Rafanya dikira-kirakan karena Hadza termasuk kata yang Mabni.
Namun jika kalimatnya: المسجدُ كَبِيْرٌ (Masjid itu Besar) maka bisa dijelaskan:
1.      Al-Masjidu itu Mu’rob,
2.      Al-Masjidu itu I’rob Rafa’ karena jadi Mubtada,
3.      Tanda I’rob Rafanya Dhommah karena al-Masjid adalah Isim Mufrod.
Ingat: Jadi kalau Mu’rob tanda I’robnya sesuai tabel adapun jika Mabni maka tanda I’robnya dikira-kirakan saja karena Mabni tidak bisa berubah.
BAGI YANG SUDAH LUPA TENTANG APA ITU FI’IL, ISIM, ISIM MUFROD, MUANNAS, NAKIROH, MA’RIFAT, DLL SILAHKAN DILIHAT KEMBALI PENJELASANNYA TERKAIT HAL TERSEBUT.

Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online

(8.1) I’rab dan Bina’bagian II
Sebelum masuk Kaidah selanjutnya yaitu Jumlah Ismiyah, terlebih dahulu saya uraikan pembahasan I’rab dan Bina’ atau Mu’rob dan Mabni bagian II. Karena itu maka di sini akan saya bahas I’rab dan Bina’bagian II dan sekilas kaidah selanjutnya yaitu Jumlah Ismiyah.

I’rab dan Bina’bagian II.
Materi Kaidah sebelumnya adalah Mu’rob dan Mabni. Mu’rob berarti ada perubahan di akhir kata sedangkan Mabni berarti tidak ada perubahan diakhir kata meskipun ditempatkan dalam keadaan apapun. Karena itulah, jika sebuah kata itu Mu’rob maka bisa dilihat tanda perubahannya dalam I’rob.
Lihat tabel I pembagian I’rob berikut ini:

(Tabel I tersebut saya dapatkan dari almarhum guru saya, K.H. Ilyas Ahmad Jaza’. Oleh karena itu mohon berkenan memberikan fatihah terlebih dulu kepada beliau, Lahul Fatihah...)
Dalam tabel I di atas maka kata yang Mu’rob akan berubah ditandai dengan harokat atau huruf yang sesuai dengan keadaannya kata tersebut.
Perhatikan contoh berikut ini:
1.     جَاءَ مُوْسَى (Musa datang)
2.     ضَرَبَ محمدٌ مُوْسَى (Muhamad Memukul Musa)
Contoh nomor 1 Musa jadi Sobjek dan contoh nomor 2 Musa jadi Objek. Meskipun posisinya berbeda namun tidak ada perubahan harokatnya dalam kata Musa. Hal itu karena kata Musa termasuk Mabni.
3.     ضَرَبَ اللهُ مثلاً (Allah memberikan perumpamaan)
4.     نَدْعُ اللهَ (Kita berdoa kepada Allah)
Contoh nomor 3 Allah jadi Sojek dan contoh nomor 4 Allah jadi Objek. Kata Allah adalah Mu’rob dan karena posisinya berbeda maka kata Allah bisa berubah harokatnya. Hal itu karena kata Allah termasuk Mu’rob.
Dari beberapa contoh di atas maka jelas bahwa kata yang Mu’rob itu berubah sesuai posisinya adapun kata yang Mabni tidak akan berubah. Nah, perubahan (Mu’rob) ini maka seperti dalam penjelasan kemarin, yaitu ada 4 yang kemudian disebut I’rob.
1.      I’rob Rafa’ tandanya. . .
2.      I’rob Nasab tandanya. . .
3.      I’rob Jazm tandanya. . .
4.      I’rob Khafd/Jer tandanya. . . (lihat Tabel I di atas).
Maka pembahasan selanjutnya adalah: apa saja yang masuk/dibaca Rafa’, apa saja yang masuk/dibaca Nasab, apa saja yang masuk/dibaca Jazm dan apa saja yang masuk/dibaca Khafd/Jer. Dari sinilah maka kita masuk ke kaidah halaman 33 di buku Dars. Yaitu Jumlah Ismiyah yang berupa Mubtada dan Khabar. Di mana Mubtada dan Khabar adalah salah satu dari yang masuk/dibaca Rafa’.
Perhatikan tabel II berikut ini:
No.
Yang Dibaca Rafa’ (Marfu’)
Contoh
No
Yang Dibaca Nasab (Mansub)
Contoh
No
Yang Dibaca Jer/ Khafd (Majrur)
Contoh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
الفاعل
نائب الفاعل
المبتداء
الخبر
اسم كان
خبر إن
التابع: 
النعت
العطف
التوكد
البدل
جاء زيد
يُضرب زيد
الزيدون قائمون
زيد قائم
كان زيد قائما
إن زيدا قائم

رأئيت زيد العاقل
جاء زيد وأحمد
جاء زيد نفسه
أكلت الخبز ثلثه
1.
2.


3.

4.

5.

6.

7.
8.

9.


10.


11.

12.
13.
14.
15.
المفعول به          
المفعول لأجله
المفعول معه        

المصدر

ظرف الزمان       
ظرف المكان        
الحال

التمييز


المستثنى

اسم لا               

المنادى              
خبر كان
اسم إن
التابع
ضربت زيدا
قام زيد إجلالا لمحمد
جاء الأمير والجيش
ضربت ضربا
صمت اليوم

جلست أمام الكعبةِ
جاء زيد راكبا
اشتريت عشرين غلاما
قام القوم الا زيدا
لا غلامَ رجلٌ حاضرٌ
يا رَسولَ اللهِ
1.







2.


3.
مخفوض بالحرف (حرف جر، حرف قسم، مذ، منذ)

مخفوض بالإضافة

تابع للمخفوض
محمد في المسجد





جاء عبد العزيزِ

مررت بزيد العالمِ

Mubtada dan Khabar adalah salahsatu yang harus dibaca Rafa’ sebagaimana dalam tabel II.
Kata yang bisa menjadi Mubtada: Isim Mausul, Isim Isyarah, Isim Dhomir, Jama’ Taksir, Jama’ Muannas Salim, Jama’ Mudzakar Salim, Isim Mustanna (baik laki/PR), Isim Mufrod (baik laki2/PR).
Tentu saja maka kata yang menjadi Mubtada dan Khabar maka harus ditandai Rafa’, jika kata yang menjadi Mubtada atau Khabar itu Mabni maka tanda Rafa’nya dikira-kirakan, seperti kata Musa dalam contoh nomor 1 di atas, itu tanda Rafa’nya dikira-kirakan. Contoh lain:
هذا أحمد  (ini Ahmad) maka kata Hadza yang jadi Mubtada ini harus Rafa’ dan tanda Rafanya dikira-kirakan karena Hadza termasuk kata yang Mabni. Namun jika jumlah atau kalimatnya seperti ini: المسجدُ كَبِيْرٌ (Masjid itu Besar) maka kata Masjid itu Mubtada dan Harus dibaca Rafa’. Karena al-Masjidu ini kata yang Mu’rob maka tandanya sesuai dengan I’rob Rafanya yaitu Dhommah sebagaimana tabel I. Kenapa al-masjid tanda I’robnya Dhommah? Hal itu karena Masjid adalah Isim Mufrod dan Isim Mufrod dalam I’rob Rofa’ tandanya Dhommah. lihat tabel I. Sampai sini jelas ya? Jika belum jelas diperhatikan dan dibaca lagi, (termasuk tabel I), kalau belum jelas dan sudah baca 3x maka silahkan ditanyakan nanti di sesi tanya jawab.

Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online

Welcome to My Blog

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © MBB -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -