Tampilkan postingan dengan label GALERI. Tampilkan semua postingan
Kaleidoskop 2021: Mengabdi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan
Jumat, 31 Desember 2021
Posted by Cak_Son
Tag :
GALERI
Kaleidoskop
2021: Mengabdi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan
Sekian dan terima kasih. Sehat selalu, Salam Mengabdi.
Pelatihan E-Learning di Madrasah
Kali ini saya ingin melanjutkan
pembahasan bahwa pendidikan Islam memang harus ada yang super milenial dan
super dalam mengikuti perkembangan, termasuk era 4.0. Sebagaimana yang selalu
digaungkan oleh Menteri Pendidikan yang baru, Nadhim Makarim, terkait
teknologi. Dibeberapa kesempatan beliau bahkan pernah berkata bahwa “. . .perubahan
teknologi, industri, dan budaya begitu sangat cepat. Hal-hal yang simpel jadi
tidak simpel.”
Dari sanalah maka wajar jika saya
tidak boleh absen untuk mengikuti pelatihan E-Learning yang diadakan 5 hari
pasca pelatihan sistem SKS. Pelatihan E-Learning sendiri menurut saya pribadi sedikit
mirip dengan pelatihan CBT yang pernah diadakan oleh MAN ICP yang tentu
saja saya juga tidak absen dalam urusan pelatihan gratis seperti ini. Hehehe
Pelatian E-Learning diadakan selama
dua hari oleh tim yang diutus langsung oleh pusat (bagian KSKK). Diantara tim tersebut
ternyata ada yang dari Puskom UIN Malang yang
kalau saya ingat-ingat dulu puskom gedungnya cukup sepi karena memang mahasiswa
jarang yang terjalin kontak dengan puskom selain mereka yang datang ingin minta brosur
kampus wkwkwk (namanya sekarang kata mbaknya sudah bukan puskom lagi. Aduh jadi kangen
ngalam deh hehehe).
Pelatihan di hari pertama jelas tentang
pengenalan aplikasi E-Learning yang tentu saja sangat menarik. Sesi pertama
adalah pengenalan aplikasi E-Learning. Mulai dari yang untuk guru hingga yang
digunakan untuk siswa. Hal ini karena memang ada 6 fitur dalam
aplikasi E-Learning, yaitu operator, kepala sekolah, BK, guru, wali kelas dan
siswa. Masing-masing punya fungsinya sendiri-sendiri meskipun tetap satu
kesatuan.
Saya akan coba paparkan menu aplikasi tersebut
agar anda tidak terheran-heran dan penasaran hingga tidak bisa tidur. Wkwkwk Semoga
apa yang saya paparkan ini cukup rinci sehingga mampu mengobati rasa penasaran
anda. Namun jangan lupa di klik ya iklannya. Hehehe
Yang pertama menu atau fitur untuk
guru:
Dalam menu atau fitur ini ada
beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan untuk guru. Diantaranya adalah:
1. Menu Forum Madrasah. Menu ini bisa digunakan untuk sharing
antar guru dan siswa di madrasah seluruh Indonesia.
2. Menu Ruang Kelas. Menu ini adalah untuk kelas siswa yang
akan di ajar di setiap satu semseter.
3. Menu Kalender Akademik. Menu ini untuk melihat agenda
madrasah.
4. Menu Guru Berbagi. Menu ini berguna untuk
berbagi materi dengan siswa dan guru di seluruh Indonesia.
5. Menu Komunikasi. Yaitu menu untuk guru berinteraksi,
komunikasi, dan mengirim pesan melalui pesan pribadi ke guru lain.
6. Menu Ruang Kelas Anda. Yaitu menu untuk masuk ke ruang
kelas yang anda buat.
7. Menu Berbagi Ide dan Gagasan. Menu ini seperti menu
facebook yang tertulis “apa yang ada fikirkan”. Yang tentu saja jika anda
menulikannya maka siswa ataupun guru lain bisa memberikan komentar. Hehehe asik
kan?
8. Menu Daftar Siswa dan Menu Daftar Guru digunakan untuk
melihat seluruh anggota guru dan siswa yang ada di mandrasah anda. Dan yang
terakhir adalah menu Profil Anda. Yaitu untuk memperbaharui password akun
E-Learning anda. Berikut contoh tampilan menu E-Learning bagi Guru:
Selanjutnya menu E-Learning untuk
siswa. Menu untuk siswa sama dengan untuk guru, hanya saja untuk
menu Guru berbagi tidak ada tetapi namanya diganti dengan menu media belajar. Yaitu
menu untuk mengambil media belajar yang sudah dibagi oleh guru. Berikut
contoh tampilan menu E-Learning bagi Siswa:
Selanjutnya pada hari kedua
pelatihan, kami dikenalakan dengan berbagai aplikasi yang bisa membantu proses
pembelajaran.
Saat pengenalan aplikasi-aplikasi penunjang proses pembelajaran,
di sesi inilah maka terkadang kita akan merasa terheran-heran atau paling tidak
merasa kalau ternyata ada banyak aplikasi (yang tergolong wajib atau paling
tidak sunah muakkadah mungkin ya wkwkwk) yang belum pernah kita coba gunakan
dalam proses pembelajaran.
Diantara aplikasi tersebut adalah: Oktagon Human,
Bacakubot, Space 4D, 360 3D,Kahoot, dll aplikasi-aplikasi yang dikenalkan ini cenderung
untuk media guru umum adapun guru agama ataupun guru bahasa Arab cenderung
jarang atau palng tidak aplikasi yang bisa digunakan untuk guru agama dan
bahasa Arab pasti bisa digunakan pula oleh guru umum seperti Kahoot, dll. Namun
demikian, aplikasi-aplikasi ini patut di coba untuk mengusir kemonotonan dalam
proses pembelajaran. Wkwkwkwk
Mungkin itu saja ya ilmu yang bisa saya bagi untuk
kalian. Silahkan jika anda seorang pendidik bisa direnungkan dan aplikasikan
sehingga murid anda akan melihat anda sebagai guru yang profesional, enerjik dan
tidak anti terhadap tekonlogi. Selamat mencoba!
Dan sekali lagi jangan lupa iklannya di klik ya! hehehe
Semoga
Manfaat. Untuk mengenal SKS di MAN Insan Cendekia Pekalongan silahkan baca di sini.
Pekalongan, 11-12 Desember 2019
Pelatihan SKS di MAN Insan Cendekia Pekalongan
Sabtu, 21 Desember 2019
Posted by Cak_Son
Tag :
GALERI
Pelatihan SKS di MAN Insan Cendekia Pekalongan
Saya senang sekali mengikuti
kegiatan ini karena bisa menambah wawasan khususnya di dunia pendidikan
Indonesia. Kali ini saya ingin membahas bahwa
pendidikan Islam memang harus ada yang super milenial dan super dalam mengikuti
perkembangan, termasuk era 4.0. Menteri Pendidikan yang baru, Nadiem Makarim,
pernah berkata bahwa “perubahan teknologi, industri, dan budaya begitu sangat
cepat. Hal-hal yang simpel jadi tidak simpel.” Karena itulah maka jelas,
pemain-pemain dalam bidang teknologi memang harus disiapkan, termasuk model
madrasah seperti MAN IC yang diharapkan bisa menuju ke arah sana ke depannya.
Karena itulah maka dalam
kesempatan ini saya ingin mencoba memunculkan nuansa itu dalam tulisan
ini. Madrasah mau tidak mau memang harus ada yang seperti itu, super milenial,
super modern, super kuat, termasuk kuat dalam hal sistem. Karena itu, maka
madrasah yang di desain khusus untuk melahirkan generasi yang
super dalam mengikuti proses percepatan teknologi itulah maka sistem-sistem
pendidikan memang harus ditata serapih mungkin.
Jadi pelatihan yang saya ikuti
kali ini adalah pelatihan sistem SKS dan sekaligus pelatihan E-Learning yang
akan diterapkan di MAN Insan Cendekia Pekalongan. Kolaborasi dua sistem itulah
yang diharapkan bisa lebih cocok untuk peserta didik MAN ICP. Dari sana
maka diharapkan peserta didiknya bisa menjadi
Habibie Habibie di masa-masa berikutnya. Karena bagaimanapun madrasah yang satu
ini harus diakui memang memiliki sistem perekrutan peserta didik yang sedikit
berbeda dengan madrasah atau bahkan sekolah lainnya.
Pada awalnya sistem tersebut namanya
adalah “akselerasi” namun kemudian pada tahun 2014 diganti dengan sistem SKS. Tahun berikutnya, tepatnya tahun 2015, juknis
dari diknas terkait SKS baru muncul sehingga tahun inilah baru dimulai kembali “progam
akselerasi” namun dengan nama baru yaitu progam ataupun sistem “SKS”. Di diknas
sendiri ada dua jenis SKS yang pertama: Puskur dan yang kedua: Kelompok.
Sistem SKS di madrasah berbeda
dengan sistem SKS di Perguruan Tinggi. Diantara yang membedakannya adalah:
tidak ada pilihan matakuliah (matapelajaran), karena jika hal itu
ada maka akan ada guru yang bisa jadi tidak dipilih oleh peserta didik jika
guru tersebut misalnya “tidak disukai” karena teknik mengajarnya atau alasan subjektif
ataupun alasan objektif lainnya. Oleh karena itu, SKS di madrasah sudah berupa
sistem paketan. Perbedaan yang lainnya adalah di madrasah 1 SKS sama dengan 1
JP adapun di universitas 1 SKS 2 JP.
SKS tetap dilaksanakan selama 3
tahun dan kompetensi dasar (KD) tetap menjadi standar. Namun demikian, meskipun
peserta didik yang sudah menyelesaikan SKS selama 2 tahun namun tetap di dalam emis
ditulisnya reguler (artinya tetap 3 tahun). Karena itulah maka satu tahun
sisanya bagi peserta didik yang sudah selesai 2 tahun bisa dimanfaatkan untuk
pendalaman materi seperti UN, UTBK, dll ataupun bisa dipakai untuk ekstra seperti
Tahfidz, Robotik, Batik, Bahasa Asing (Jepang, Korea Selatan, Inggris, Arab, dll).
Karena itulah maka sistem SKS di
madrasah menjadikan beberapa model kelas, yaitu kelas KC (kelas cepat) yang
harus ditempuh selama 2 tahun, kelas KN (kelas normal) ditempuh selama 3 tahun
dan kelas KL (kelas lambat) ditempuh selama 4 tahun. Namun demikian kelas KL
sudah dipastikan tidak akan diadakan progamnya di madrasah karena sudah pasti
tidak ada orang tua peserta didik yang menyetujui anaknya mengikuti progam ini.
Sebagaimana sudah disinggung di
atas, bahwa peserta didik bisa menyelesaikan SKS selama 2 tahun dengan
kesepakatan kedua belah pihak, yaitu madrasah dan orang tua peserta didik.
Tentu saja juga tidak semua peserta didik bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa
mendapat progam SKS 2 tahun karena bagaimanapun tetap ada tes terlebih dahulu
untuk mengukur kemampuan peserta didik yang layak dan mampu mengikuti progam
tersebut.
Bagi mereka yang sudah disetujui
kedua pihak menjalankan progam SKS 2 tahun jika tidak mampu menyelesaikan maka
bisa diikutsertakan ke kelas normal. Artinya tetap tidak ada resiko jika memang
dalam perjalanannya tidak sanggup untuk meneruskan progam kelas KC (kelas
cepat).
Sistem SKS sendiri menjadikan
keharusan adanya RPP pilihan sesuai kemampuan peserta didik sehingga tidak bisa
sama antara satu guru dengan guru lainnya, antara satu madrasah dengan madrasah
lainnya. Karena kemampuan satu siswa dengan siswa lainnya berbeda. Oleh karena
itu pula maka sudah pasti tidak bisa copy-paste. Inilah salah satu
manfaat dari sistem ini, yang saya kira bagus karena sudah mengetahui potensi
peserta didik yang kedepannya mau diberi materi yang seperti apa, dsb.
Manfaat lainnya adalah pinjerprin
bisa memakai face screen kemudian poto bisa di kirim ke sistem. Manfaat
lainnya juga bisa moving class[1] Semua materi guru juga bisa di unggah ke E-Learning yang bisa diakses
oleh peserta didik. Inilah salah satu manfaat dari sistem E-Learning. Artinya
peserta didik sudah mengetahui semua jenis materi yang akan dipelajari selama
pembelajaran berlangung. Selain itu peserta didik sudah bisa mempersiapkan diri
sejak awal sebelum pembelajaran dimulai.
Semoga Manfaat. Untuk mengenal E-Learning di Madrasah silahkan baca di sini.
Semoga Manfaat. Untuk mengenal E-Learning di Madrasah silahkan baca di sini.
Pekalongan, 6
Desember 2019
[1] Moving Class memiliki ciri: siswa
datang ke kelas guru, siswa dituntut untuk aktif dan kreatif
dalam belajar, dan belajar sesuai
kesadaran siswa.
November 2019 Istimewa
November 2019 bulan istimewa. Di bulan ini banyak kejadian
yang tidak terduga.
Pekalongan, 30 November 2019
Satu Tahun Mengabdi Untuk Negeri (Agustus 2018-Agustus 2019)
Rabu, 21 Agustus 2019
Posted by Cak_Son
Tag :
GALERI
Kali ini saya ingin menuliskan rangkaian aktifitas selama satu tahun. Pengabdian saya yang jika dihitung selama 1 tahun tersebut maka dimulai
pada Agustus 2018 hingga saat ini, Agustus 2019. Selama kurun waktu tersebut saya
merasa senang sekali karena bisa bermanfaat yang semoga bukan hanya
dunia namun juga akhirat.
Dan pada akhirnya saya bersyukur bisa membuat galeri ini dengan cukup
maksimal diusia yang kini sudah dituntut untuk mendapatkan pasangan hidup. Berikut adalah galeri satu tahun pengabdian.
Mohon maaf fotonya belum bisa saya share karena alasan belum sempat saja.
![]() |
Belajar Bahasa asing tapi waktu baca nggak pakai kacamata, rasanya jadi aduh luar biasa. |
![]() |
Ini adalah uang pemirsa sekalian, waktu itu sufi dari seluruh dunia datang ke Pekalongan. |
..
Ikut Memancarkan Nuansa Sufisme
Selasa, 16 April 2019
Posted by Cak_Son
Tag :
GALERI,
Islam dan Budaya
Ikut Memancarkan Nuansa Sufisme
Sufisme di era milenial ini perlu diperkenalkan
dengan lebih massive. Hal itu agar dunia tidak terlalu mengering dan terlihat
sangat naif. Di era ini semua seolah mengukur segalanya dengan materi. Adapun
hal-hal yang in-materi seolah mereka sudah tidak perduli. Oleh karena itu,
kegiatan ini sebenarnya sangat besar manfaatnya, minimal untuk “mencubit” pola
pikir mereka.
Mereka yang anti dengan hal-hal seperti ini
sebenarnya memang bisa jadi akan menemukan titik jalannya sendiri menuju Ilahi.
Entah nanti setelah dihadapkan dengan situasi yang sangat ajaib dan rumit
ataupun nanti ketika mereka berada dititik yang cukup sulit. Namun demikian,
akan lebih baik jika mereka sejak awal sudah mengerti hal-hal seperti ini
melalui bimbingan para Mursyid ataupun Kyai. Karena bagaimanapun manfaatnya
tidak lain untuk mereka sendiri.
Kerumitan ataupun kesulitan dalam menjalani kehidupan
inilah yang misalnya bisa jadi akan mengantarkan mereka dalam dimensi pasrah
kepada penciptaNya. Dari kepasrahan itulah yang jika mendapat petunjuk dari
Allah SWT maka lahirlah dimensi-dimensi sufisme. Dimensi yang mungkin diawali
dengan ungkapan yang jika terdengar oleh manusia biasa akan cukup menggelitik
bahkan bisa jadi penuturnya dianggap sudah gila.
![]() |
Belanja di Exhibithion Kajen |
Sebenarnya banyak cara untuk “mengsufikan” mereka
yang cukup materialis. Misalnya dengan desain tata wilayah kota, arsitektur
bangunan gedung, termasuk juga musik-musik yang cukup kuat untuk mengajak jiwa
menuju kedalaman spiritual. Jika hal ini dilakukan maka minimal sekali meskipun
manusia dalam “kekeringan” namun masih bisa jiwanya melalui indranya terbasahi
“tetesan-tetesan embun islami”. Yang dengan tetesan-tetesan itulah bisa jadi
akan futuh sendiri.
![]() |
Penyambutan di Hotel |
Oleh sebab itu, maka saya pribadi bersyukur dipercaya
untuk bisa khidmah dengan segenap ahli Thariqah. Kehadiran mereka para Sufi
dunia yang berbusana anggun dan rapih lengkap dengan tasbih minimal sekali
mampu memberikan sentuhan-sentuhan kedamaian kepada warga awam. Ketenangan
mereka setidaknya memberikan pelajaran tersendiri kepada kami yang masih jauh
dari harapan kebahagian ukrowi.
![]() |
Foto di Lorong Hotel |
Banyak hikmah yang saya ambil dari mereka.
Diantaranya pelajaran seputar Qubah. Ada satu perwakilan Sufi yang meminta saya
untuk mengantarnya ke tempat penjualan Qubah. Awalnya saya tidak yakin beliau
akan membeli simbol tempat ibadah umat Islam ini. Namun ternyata dugaan saya
salah setelah syekh benar-benar meminta saya untuk membeli Qubah yang ada.
![]() |
Membeli Qubah |
Beliau meminta saya untuk membeli Qubah dan
mengemasnya dengan baik. Setelah saya kerjakan dengan baik, saya kemudian bertanya
kepadanya; “limadza lam tasytari batik khas Pekalongan aw qalansuwah khas Indonesia
faqat? (kenapa tidak beli batik khas Pekalongan atau peci khas Indonesia saja?)”
kemudian syekh tersebut menjawab kurang lebih artinya karena penjual Qubah
sangat sulit ditemukan di negaranya. Saya langsung terdiam mendengar jawaban
syekh tersebut sambil membayangkan apa yang sedang ingin dikerjakan syekh
ditempatnya dengan Qubah tersebut.
Dan diakhir paragraf ini saya ingin mengucapkan “Alhamdulillah
bisa dipercaya untuk ikut khidmah Forum Sufi Dunia. Banyak hikmah yang bisa
saya ambil bersama mereka. Amplopnya juga cukup istimewa, apalagi barokahnya,
insya Allah sangat luar bisa. Berkah di bulan Sya’ban ini semoga terus mengalir.
Dan pada akhirnya saya menutup sebagai tanda perpisahan kami dengan mereka
perwakilan Sufi dunia dengan kalimat; ”Faidza azamta fatawakkal alallah”. Sampai
berjumpa kembali tahun depan. Semoga.
World Sufi ForumPekalongan, 8-10 April 2019
Kaleidoskop: 1 Semester di MAN Insan Cendekia Pekalongan (1 Agustus – 15 Desember 2018)
Minggu, 23 Desember 2018
Posted by Cak_Son
Tag :
GALERI
Kaleidoskop:
1 Semester di MAN Insan Cendekia Pekalongan (1 Agustus – 15 Desember 2018)
Bismillah.
Alhamdulillah. Washalatu Wassalam ala Rasulillah. Amma Ba’dah.
Kali ini
saya harus berdiri dihadapan siswa-siswi pilihan
Siswa-siswi
yang penuh harapan mengukir masa depan
Mereka yang cerdas
dan kritis penuh dengan kepercayaan
Ini adalah
Kaleidoskop dari sedikit potret pengabdian
Tentu turut mengabdi untuk MAN Insan Cendekia Pekalongan
Pengabdian
yang sudah pasti super membanggakan.![]() |
Tahfidz |
![]() |
Tes Syahadah |
![]() |
Kajian Subuh |
![]() |
Ziarah Wali Songo |
![]() |
Diniah |
![]() |
Ziarah Wali Songo |
![]() |
Pelepasan Ziarah Wali Songo |
![]() |
Ziarah Wali Songo |
![]() |
ZIarah Wali Songo |
![]() |
Ujian Tahfidz |
![]() |
Ziarah Wali Songo |
![]() |
Pengawas PAS |
![]() |
Penerimaan Rapot Semester 1 |
Wacana Ulil Abshar Abdala: dari Liberal Menuju Spiritual
Minggu, 01 April 2018
Posted by Cak_Son
Tag :
GALERI
Wacana Ulil Abshar Abdala: dari Liberal
Menuju Spiritual
![]() |
Penulis Memakai Baju Putih Lengan Panjang |
INC kali ini mengkaji Dakwah bil-Hikmah yang dilakukan oleh para ulama’
Nusantara. Dengan mendatangkan sosok yang lebih dikenal dengan pemikir liberal,
kajian INC menjadi lebih ramai dari biasanya. Sosok itu tidak lain adalah Ulil
Absar Abdala. Oleh karena itu, beberapa kali ada yang melontarkan pernyataan
kepada menantu Gus Mus tersebut: “apakah ini adalah titik kembali, semacam
pertaubatan, atau bagaimana?”, yang tentu saja pertanyaan-pertanyaan senada
dengan itu yang mencoba ingin mengkonfirmasi langsung kepadanya mendapat gelak
tawa dari pendengar lainnya.
Abdala dalam diskusi selalu membuat kesan bahwa dirinya sudah membaca
dua kitab yang mencerminkan keadaan dirinya dalam nuansa kedalaman spiritual.
Dua kitab itu adalah al-Hikam karya Ibn Athaillah dan Ihya’ Ulumuddin karya
al-Ghazali. Dua kitab inilah yang selalu dijadikan landasan atau minimal sekali
sebagai penguat argumenatasinya dalam menjelaskan perangai bil-Hikmah-nya
ulama’ Nusantara khusus para Walisongo dalam penyebaran Islam di bumi
Nusantara.
Abdala menjelaskan bagaimana tradisi Islam Nusantara yang lekat dengan
bil-Hikmah atau bijaksana, toleran, namun juga memiliki karakter spiritual atau
tasawuf yang dikemas dalam bentuk Thariqat. Islam seperti ini (seperti Islam
Nusantara) selalu mengambil dua pendekatan ilmu, yaitu naqliyah dan aqliyah.
Oleh karena itulah model Islam seperti ini sudah barang tentu sudah ada sejak
Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, Islam Nusantara adalah Islamnya Nabi
Muhammad SAW. Kesamaan ini juga seperti model kelompok puritan yang pada masa
Nabi pun sebenarnya sudah ada praktek model Islam yang seperti itu.
Demikian kajian Islam Nusantara kali ini. Insya Allah akan penulis
sajikan dalam kolom Islam dan Budaya terkait Budaya Islam Nusantra kaitannya
dengan kesamaan budaya Islam Nusantara yang dibawa para Walisongo dengan
praktek kehidupan Nabi dan Sahabatnya, termasuk geneologi spiritualitasnya.
Ciputat, 31 Maret 2018