Posted by : Cak_Son
Kamis, 30 April 2020
(10) Jumlah Ismiyah (Mubtada’ dan Khabar)
Jumlah adalah
susunan kalimat yang mengandung makna yang berfaidah/sudah bisa dipahami.
Jumlah ada 2;
Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah.
Jumlah Ismiah adalah
jumlah yang diawali dengan isim, seperti: محمدٌ
حاضرٌ
Jumlah Fi’liyah adalah
jumlah yang diawali dengan fi’il, seperti: حَضَرَ
محمدٌ
(untuk Penjelasan Jumlah Fi’liyah kita
bahas lagi lebih dalam di pertemuan berikutnya, hari ini kita bahas Jumlah
Ismiyah terlebih dahulu).
Jumlah Ismiyah harus ada 2 rukun;
yaitu Mubtada dan Khabar.
Mubtada’ adalah
isim yang terletak di awal jumlah. Dinamakan Mubtada’ karena dimulai dengannya
dalam Jumlah.
Mubtada dan Khabar adalah salahsatu
yang harus dibaca Rafa’.
Kata yang bisa menjadi Mubtada:
Isim Mausul, Isim Isyarah, Isim Dhomir, Jama’ Taksir, Jama’ Muannas Salim,
Jama’ Mudzakar Salim, Isim Mustanna (baik laki/PR), Isim Mufrod (baik
laki2/PR).
Khabar adalah
isim yang menyertai Mubtada yang melengkapi makna jumlah.
Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat,
adapun Khabar berupa isim Nakiroh, seperti:
محمدٌ طالبٌ
Mubtada dan Khabar harus sama dalam 2
hal: 1. Jumlahnya (Mufrad, Mustana/Jama’), 2. Muzakar/Muannasnya. Contohnya:
الطالبُ
ماهِرٌ، الطالِبَانِ ماهِرَانِ، الطالبُوْنَ ماهِرُوْنَ
Jika Mubtada itu berupa Jama yang tidak
berakal maka Khabarnya berupa Mufrod Muannas. Contohnya: الكُتُبُ
مُفيْدَةٌ
Mubtada dan Khabar harus dibaca Rafa’.
I’rob Rafa’ beserta contohnya bisa lihat kembali Tabel I dalam penjelasan Mu’rob
dan Mabni.
Khabar ada
3 bentuk:
1. Khabar Mufrod,
yaitu khabar yang hanya dalam bentuk satu kata saja. Aartinya Mufrod di sini
adalah 1 kata, jadi khabarnya hanya berbentuk 1 kata.
Contohnya: المُسْلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ
2. Khabar
Jumlah, yaitu khabar yang terdiri dari Jumlah, baik jumlah isimiyah ataupun
jumlah fi’liyah. Jadi dalam khabar itu ada kalimat lagi.
Contohnya: العَامِلُوْنَ يَخْلِصُوْنَ فِيْ عَمَلِهِمْ
3. ،Khabar
Syibhul Jumlah, yaitu khabar yang terdiri dari jer majrur atau dhorof.
Contohnya: الطَّبِيْبُ
فِيْ الْمُسْتَشْفَى، الْمُدَرِّسُ
أَمَامَكَ
Karena itu maka jika ada kalimat atau
jumlah seperti ini:
هذا أحمد (ini Ahmad) maka bisa
dijelaskan:
1.
Hadza itu Mabni,
2.
Hadza itu I’rob
Rafa’ karena jadi Mubtada,
3.
Tanda I’rob Rafanya
dikira-kirakan karena Hadza termasuk kata yang Mabni.
Namun jika kalimatnya:
المسجدُ كَبِيْرٌ
(Masjid
itu Besar) maka bisa dijelaskan:
1.
Al-Masjidu itu Mu’rob,
2.
Al-Masjidu itu
I’rob Rafa’ karena jadi Mubtada,
3.
Tanda I’rob
Rafanya Dhommah karena al-Masjid adalah Isim Mufrod.
Ingat:
Jadi kalau Mu’rob tanda I’robnya sesuai tabel adapun jika Mabni maka tanda
I’robnya dikira-kirakan saja karena Mabni tidak bisa berubah.
BAGI YANG SUDAH LUPA TENTANG APA ITU
FI’IL, ISIM, ISIM MUFROD, MUANNAS, NAKIROH, MA’RIFAT, DLL SILAHKAN DILIHAT
KEMBALI PENJELASANNYA TERKAIT HAL TERSEBUT.
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
Daftar Isi Kaidah Bahasa Arab Online
Pusinggggg 7 keliling
BalasHapusKeliling dunia sa?😂
BalasHapus